Search makalah

Saturday, 25 November 2017

MAKALAH FIQIH (PUASA)

KATA PENGANTAR

   Puji syukur kami  panjatkan ke Hadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan rahmat dan karunianya solawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

MAKALAH ISTISHAB

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Dalam hukum Islam terdapat dua ketentuan hukum yaitu hukum yang disepakati dan hukum yang tidak disepakati. Seperti yang kita ketahui bahwa hukum yang kita sepakati tersebut yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah, Ijma’, dan Qiyas. Secara umum ada 7 hukum Islam yang tidak disepakati dan salah satu diantaranya akan menjadi pokok pembahasan pada makalah ini yaitu Istishab.

Thursday, 23 November 2017

MAKALAH URGENSI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Salah satu isu penting yang mengiringi gelombang demokratisasi adalah munculnya wacana multikulturalisme. Multikulturalisme pada intinya adalah kesediaan menerima kelompok lain secara

Monday, 20 November 2017

MAKALAH PENDIDIKAN MULTIKULTURAL (pengertian, dasar, tujuan, fungsi, paradikma baru)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bidang yang sangat menentukan dalam kemajuan suatu Negara.Indonesia adalah Negara kesatuan yang terdiri dari berbagai macam suku, adat, agama,

Thursday, 16 November 2017

MAKALAH PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) TENAGA KERJA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Literatur manajemen produksi dan operasi hanya memberikan sedikit perhatiannya terhadap manajemen tenaga kerja dalm operasi-operasi. Pusat bahas masih terletak pada model-model kuantitatif dan aspek-aspek teknik operasi. Pada saat yang sama para ahli psikologi dan teoritisi-

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MENURUT UNDANG UNDANG

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha pemurah lagi Maha penyayang segala puji bagi Allah pemelihara semesta alam,yang telah mencurahkan rahmat, taufik  serta hidayahnya kepada kita

Wednesday, 15 November 2017

MAKALAH METODE IJTIHAT MAJELIS TARIH MUHAMMADIYAH

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
            Pada hakikatnya, pemikiran Islam merupakan hasil olah pikir kaum muslimin yang dilakukan untuk mencari pemecahan atas berbagai persoalan yang dihadapi. Pemikiran kaum muslim ini sudah

Tuesday, 14 November 2017

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami haturkan atas kehadhirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, taufik dan maunah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN HADIST

KATA PENGANTAR
          Puji syukur kepada Allah S.W.T yang telah memberikan karunia-Nya sehingga, penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Strategi Pembelajaran Hadist” dengan baik.
        

CONTOH MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN AL-QUR’AN

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdulillah Hirobbil Alamin kami mengucapkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga atas izin-Nyalah

Monday, 13 November 2017

MAKALAH MEMILIH MODEL PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN MATA PELAJARAN FIQIH SMP

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari pada berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang akan dihadapinya. Guru diharapkan

Sunday, 12 November 2017

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Untuk memenuhi tuntutan kehidupan masa depan, pendidikan tradisional yang sangat tidak lagi relevan. Melalui pendidikan, setiap individu mesti disediakan berbagai kesempatan belajar

Saturday, 11 November 2017

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Segenap puja dan puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan petunjuk, bimbingan, dan kekuatan lahir batin kepada kami, sehingga kami dapat menulis makalah

Friday, 10 November 2017

MAKALAH QUANTUM TEACHING (stategi pembelajaran PAI)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, terutama dalam dunia pendidikan, segala kebutuhan masyarakat pendidik yang semakin kompleks maka pendidikan

MAKALAH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Permasalahan terbesar yang dihadapi para peserta didik sekarang (siswa) adalah mereka belum bisa menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan itu akan digunakan. Hal ini dikarenakan cara mereka memperolah informasi dan motivasi diri belum tersentuh

Thursday, 9 November 2017

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Setiap lembaga pendidikan pasti mempunyai tujuan yang sama dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satunya yaitu dengan senantiasa meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan masing-masing lembaga pendidikan tersebut.Di dalam interaksi belajar mengajar,

Wednesday, 8 November 2017

MAKALAH BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN PAI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Strategi belajar mengajar lama menunjukkan kecenderungan terpisah satu dengan yang lainnya. Guru memilih dan menggunakan strategi belajar mengajar misalnya hanya dengan ceramah saja, sehingga keterkaitan guru dalam strategi itu tampak masih terlalu besar,sedangkan keaktifan siswa masih terlalu rendah kadarnya. Gejala ini yang mengakibatkan mulai muncul adanya strategi maupun pendekatan-pendekatan yang mengandung keseimbangan antara beberapa metode mengajar yang berlandaskan cara belajar siswa aktif[1].

MAKALAH KOMPETENSI GURU DALAM PEMBELAJARAN PAI

BAB II
PEMBAHASAN

A.     PENGERTIAN DAN TUGAS GURU
1.     Devinisi pengajar atau guru
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal.Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru. Beberapa istilah yang juga menggambarkan peran guru.

MAKALAH TENTANG JENAZAH (pengertian jenazah, memandikan dan yang berhak memandikan jenazah, dan mengkafani jenazah)

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar belakang
Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematian yang tidak pernah diketahui kapan waktunya. Sebagai makhluk sebaik-baik ciptaan Allah SWT dan ditempatkan pada derajat yang tinggi, maka Islam sangat menghormati orang muslim yang telah meninggal dunia. Oleh sebab itu, menjelang menghadapi kehariban Allah SWT orang yang telah meninggal dunia mendapatkan perhatian khusus dari muslim lainnya yang masih hidup.

MAKALAH HADITS TARBAWI ( METODE PEMBELAJARAN PILIHAN TERBIMBANG )

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik serta hidayahNya. Sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul Metode Pembelajaran Pilihan Terbimbing dalam Mata Kuliah Hadits Tarbawi

MAKALAH SIFAT KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN RASULULLAH

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Hadist adalah segala tingkah laku, persetujuan dan sabda Nabi Muhammad SAW. Banyak Hadist yang mengajarkan suatu keislaman kepada umat manusia dengan menggunakan metode tertentu. Bahkan terkadang suatu materi disampaikan Nabi SAW dengan menggunakan metode yang berbeda dalam kondisi yang bebeda. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya metode

Tuesday, 7 November 2017

MAKALAH HADIS QUDSI, MARFU`, MAUQUF, DAN MAQTHU`

BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah
Islam mengenal dua sumber primer dalam perundang-undangan. Pertama, Al-Qur’an dan kedua al-Hadits. Terdapat perbedaan yang signifikan pada sistem inventarisasi sumber tersebut. Al-Qur’an sejak awal diturunkan sudah ada perintah pembukuannya secara resmi, sehingga terpelihara dari kemungkinan pemalsuan. Berbeda dengan hadits, tak ada perlakuan

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA ( SPANYOL )

SEJARAH PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA ( SPANYOL )

I.  PENDAHULUAN
Setelah berakhirnya periode klasik Islam, ketika Islam memulai memasuki masa kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politk, dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan  kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama

MAKALAH TENTANG HARI KIAMAT

BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian hari akhirat
       Kata “akhirat” berasal dari kata bahasa arab, al-akhiroh  yang berarti “ ujung dari sesuatu” ,antonim dari al-awwal atau “ yang terdahulu”.  Kata al-akhiroh  disebut sebanyak  115 kali didalam Al-Qur’an. Sebelum terjadi hari akhirat [kiamat], terlebih dahulu  Allah Subhanahu Wa Ta’ala. memberi banyak tanda-tandanya yang disampaikan kepada Rosulullah.

MAKALAH PENGERTIAN MUHKAM DAN MUTASYABBIH

KATA PENGANTAR
          Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW yang diutus sebagai rahmat bagi sekalian alam, berserta keluarga dan para sahabatnya serta para pengikutnya yang setia sampai hari kemudian.
        

MAKALAH AJARAN DAN METODE DAKWAH WALI SONGO

BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
Berkat jasa kesembilan pendakwah hebat yang tergabung dalam suatu dewa yang biasa disebut dengan WALI SONGO yang telah datang untuk menyebarkan ajaran islam dijawa atau untuk melakukan dakwah dalam menyebarkan ajaran islam.
Mereka adalah orang-orang yang hebat dan sangat dihormati oleh masyarakat dan sampai saat ini kuburan sembilan wali tersebut masih ada dan dijadikan sebagai tempat penting peziarah muslim seluruh indonesia.

MAKALAH ILMU KALAM

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Ada beberapa ulama' Pemikir Pembaru Islam yang sangat berpengaruh didalam sejarah pemikiran Islam, salah satunya yaitu Syekh Muhammad Abduh. Pemikirannya membawa dampak yang signifikan dalam berbagai tatanan kehidupan pemikiran masyarakat meliputi aspek penafsiran Al-Qur'an, pendidikan, sosial masyarakat, politik, peradaban dan sebagainya. Beliau adalah seorang mufti , suatu jabatan keagamaan yang tertinggi di Mesir dan masih banyak sekali kelebihan-kelebihan yang beliau miliki.
Negeri-negeri yang pernah dikunjunginya adalah Libanon, Siria, Turki, Switserland, Perancis, Inggris, Tunis, Aljazair, Sicilia, dan Sudan.
1.2         Rumusan Masalah
Pertama, bagaimana riwayat hidup Syekh Muhammad Abduh? Kedua, bagaimana konsep pemikiran yang digagas oleh Syekh Muhammad Abduh? Ketiga, apa saja karya-karya Syekh Muhammad Abduh?
1.3         Tujuan
Pertama, penulis ingin menjelaskan riwayat singkat Muhammad Abduh. Kedua, mendiskripsikan pemikiran-pemikiran Muhammad Abduh. Ketiga, agar pembaca mengetahui apa saja karya-karya Muhammad Abduh.






BAB II
PEMBAHASAN
2.1         Riwayat Hidup Singkat Muhammad Abduh
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin 'Abduh bin Hasan Khairullah. Lahir pada tahun 1894 M, di desa Mahallat Nars di kabupaten Buhairoh, Mesir. Ia termasuk golongan yang tidak kaya dan bukan tergolong bangsawan. Walaupun begitu, ayahnya dikenal sebagaiorang terhormat yang suka memberi pertolongan. Kekerasan yang diterapkan penguasa-peguasa Muhammad 'Ali dalam memungut pajak menyebabkan penduduk pindah-pindah tempat untuk menghindarinya.[1]
Setelah selesai menghafal Qur'an, maka pada tahun 1862 M ia dikirim ke kota Tanta, untuk belajar ilmu-ilmu keislaman di sana, tetapi pelajaranya tidak berlangsung lama. Karena anjuran pamannya ia mau kembali ke Tanta pada tahun 1865 M dan pada tahun berikutnya ia pergi ke Kairo dan terus menuju ke masjid al-Azhar, untuk hidup sebagai seorang sufi.[2]
Pada tahun 1872 M, Syekh M. Abduh  berhubungan dengan Jamaluddin al-Afghani, untuk kemudian menjadi muridnya yang setia.[3] Setelah menyelesaikan studinya di Al-Azhar pada tahun 1877 dengan gelar "Alim", Abduh mulai mengajar di Al-Azhar, kemudian di Dar Al-Ulum, dan di rumahnya. Pada tahun 1879 Abduh di usir dari kota Kairo karena dianggap ikut dalam pengadaan gerakan penentangan terhadap Khedewi Taufiq yang mana tuduhan itu pula terjadi Al-Afghani. Kemudia pada tahun 1880 beliau di perbolehkan  kembali ke ibukota, kemudian diangkat menjadi redaktur surat kabar resmi pemerintahan Mesir Al-Waqa’I Al-Mishriyyah.Pada waktu itu kesadaran nasional Mesir mulai tampak dan di bawah pimpinan Abduh, surat kabar resmi itu memuat artikel-artikel tentang urgenitas nasional Mesir, di samping berita-berita resmi.
Setelah revolusi Urabi 1882 (yang berakhir dengan kegagalan), Abduh, ketika itu masih memimpin surat kabar Al-waqa’i, dituduh terlibat dalam revolusi besar tersebut sehingga pemerintah Mesir memutuskan untuk mengasingkannya selama tiga tahun dengan memberikan hak kepadanya untuk memilih tempat pengasingannya, dan Abduh memilih Suriah. Di Negeri ini, beliau menetap selama setahun. Kemudian beliau menyusul gurunya Al-Afghani yang ketika itu berada di Paris. Di sana mereka menerbitkan majalah al-Urwah al-Wusqa pada tahun 1884. Karya-karyanya yang di buat di surat kabar banyak menghendaki kebebasan berfikir dan modern. Pendapatnya mulai mengarah juga kepada para fuqaha yang masih memperselihkan masalah furuiyyah. Yang bertujuan mendirikan Pan-Islam menentang penjajahan Barat, khususnya Inggris. Tahun 1885, Abduh diutus oleh surat kabar tersebut ke Inggris untuk menemui tokoh-tokoh Negara itu yang bersimpati kepada rakyat Mesir. Tahun 1899, Abduh diangkat menjadi Mufti Mesir. Kedudukan tinggi itu dipegangnya sampai beliau menginggal dunia pada tahun 1905.[4]
2.2         Pemikiran – pemikiran Muhammad Abduh
Syekh Muhammad Abduh adalah termasuk pembaharu agama dan sosial di Mesir pada zaman modern. Dialah penganjur yang sukses dalam membuka pintu ijtihad untuk menyesuaikan Islam dengan tuntutan zaman modern. Walaupun pada saat itu ia diserang oleh orang-orang yang memandang bahwa pembaharuan dan pendapat-pendapatnya membahayakan kaum Muslim (penentangan yang dilakukan sebelum pembaharuan ini dilaksanakan), musuh-musuhnya sendiri sangat diragukankebersihan niat mereka, dan kebersihan pribadinya, dan pembelaan terhadap agama ini.[5]
Sedikit ulasan mengenai Muhammad Abduh bahwasannya dulu beliau berguru tarekat syadziliyah kepada pamannya Syekh Darwis. Beliau banyak belajar mengenai filsafat, logika, matematika. Kemudian beliau berkenalan dengan sayid jamaluddin al – afghani pengikut syiah isna asyariah, beliau kagum dan belajar jurnalistik tetapi beliau tetap netral dan kritis dalam berpikir. Dia mengambil manhaj berpikrnya bukan mengambil natijah berpikirnya. Tetapi kemudian dibantah oleh para syekh al azhar bahwa beliau menganut mu’tazilah.[6]
Atas dasar kedua fokus fikirannya itu, Muhammad Abduh memberikan peranan yang sangat besar kepada aqal.Begitu besarnya peranan yang diberikan olehnya sehingga Harun Nasution menyimpulkan bahwa Muhammad Abduh memberikan kekuatan yang lebih tinggi kepada akal dari pada mu’tazilah.[7]
Diantara pemikiran – emikiran beliau adalah sebagai berikut :
a.             Kedudukan Akal dan Fungsi Wahyu
Ada dua persoalan pokok yang menjadi fokus utama pemikiran Abduh, sebagai mana diakuinya sendiri, yaitu:[8]
1)   Membebaskan akal pikiran dari belenggu-belenggu taqlid yang menghambat perkembangan pengetahuan agama sebagaimana haknya salaf al-ummah (ulama sebelum abad ke-3 Hijriah), sebelum timbulnya perpecahan; yakni memahami langsung dari sumber pokoknya, Al-Quran.
2)   Memperbaiki gaya bahasa Arab, baik yang digunakan dalam percakapan resmi di kantor-kantor pemerintah maupun dalam tulisan-tulisan di media massa.
Dua persoalan pokok itu muncul ketika beliau meratapi perkembangan umat Islam pada masanya. Sebagaimana di jelaskan Sayyid Qutub, kondisi umat Islam saat itu dapat di gambarkan sebagai “suatu masyarakat yang beku, kaku; menutup rapat-rapat pintu ijtihad; mengabaikan peranan akal dalam memahami syari’at Allah atau meng-istinbat-kan hukum-hukum, karena mereka telah merasa cukup dengan hasil karya para pendahulunya yang juga hidup dalam masa kebekuan akal (jumud) serta yang berdasarkan khurafat-khurafat.
Atas dasar kedua fokus fikirannya itu, Muhammad Abduh memberikan peranan yang sangat besar kepada akal. Menurut Abduh, akal dapat mengetahui hal-hal berikut :
a.     Tuhan dan sifat-sifat-Nya;
b.    Keberadaan hidup di akhirat;
c.    Kebahagiaan jiwa di akhirat bergantung pada upaya mengenal Tuhan dan berbuat baik, sedangkan kesengsaraannya bergantung pada sikap tidak mengenal Tuhan dan melakukan perbuatan jahat;
d.    Kewajiban manusia mengenal Tuhan;
e.    Kewajiban manusia untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan jahat untuk kebahagiaan di akhirat;
f.     Hukum-hukum mengenai kewajiban-kewajiban itu.
Abduh berpendapat bahwa antara akal dan wahyu tidak ada pertentangan, keduanya dapat disesuaikan. Kalau antara wahyu dan akal bertentang maka ada dua kemungkinan :[9]
1)    Wahyu sudah diubah sehingga sudah tidak sesuai dengan akal;
2)    Kesalahan dalam menggunakan penalaran.
Pemikiran semacam ini sangat dibutuhkan untuk menjelaskan bahwa islam adalah agama yang umatnya bebas berfikir secara rasional sehingga mendapatkan ilmu pengetahuan dan teori-teori ilmiah untuk kepentingan hidupnya, sebagaimana yang telah dimiliki oleh bangsa barat saat itu, dimana dengan ilmu pengetahuan mereka menjadi kreatif, dinamis dalam hidupnya.
Dengan memperhatikan pandangan Muhammad Abduh tentang peranan akal diatas, dan dapat di ketahui pula sebagaimana fungsi wahyu baginya. Baginya, wahyu adalah penolong (al-mu’in). Kata ini ia pergunakan untuk menjelaskan fungsi wahyu bagi akal manusia. Wahyu, katanya menolong akal untuk mengetahui sifat dan keadaan kehidupan alam akhirat, mengatur kehidupan masyarakat atas dasar prinsip-prinsip umum yang dibawanya, menyempurnakan pengetahuan akal tentang Tuhan dan sifat-sifat-Nya dan mengetahui cara beribadah serta berterima kasih kepada Tuhan. Dengan demikian, wahyu bagi Abduh berfungsi sebagai konfirmasi, yaitu untuk menguatkan dan menyempurnakan pengetahuan akal dan informasi.
b.             Kebebasan Manusia dan Fatalisme
Bagi Abduh, di samping mempunyai daya piker, manusia juga mempunyai kebebasan memilih, yang merupakan sifat dasar alami yang ada dalam diri manusia. Kalau sifat dasar ini di hilangkan dari dirinya , ia bukan manusia lagi, tetapi makhluk lain. Manusia dengan akalnya mampu mempertimbangkan akibat perbuatan yang dilakukannya, kemudian mengambil keputusan dengan kemauannya sendiri, dan selanjutnya mewujudkan perbuatannya itu dengan daya yang ada dalam dirinya.
c.              Sifat-sifat Tuhan
Dalam risalah, ia menyebut sifat-sifat Tuhan. Adapun mengenai masalah apakah sifat itu termasuk esensi Tuhan atau yang lain? Ia menjelaskan bahwa hal itu terletak diluar kemampuan manusia. Dengan demikian Nasution melihat bahwa Abduh cenderung kepada pendapat bahwa sifat termasuk esensi Tuhan walaupun tidak secara tegas mengatakannya.
d.             Kehendak Mutlah Tuhan
Karena yakin akan kebebasan dan kemampuan manusia, Abduh melihat bahwa Tuhan tidak bersifat mutlak. Tuhan telah membatasi kehendak mutlah-Nya dengan member kebebasan dan kesanggupan kepada manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatanya.
Kehendak mutlah Tuhan pun dibatasi oleh sunnahtullah secara umum. Ia tidak mungkin menyimpang dari sunnahtullah yang telah ditetapkannya. Di dalamnya terkandung arti bahwa tuhan dengan kemauan-Nya sendiri telah telah membatasi kehendak-Nya dengan sunnahtullah yang diciptakan-Nya untuk mengatur alam ini.
e.              Keadilan Tuhan
Karena memberikan daya besar kepada akal dan kebebasan manusia, Abduh mempunyai kecenderungan untuk memahami dan meninjau ala mini bukan hanya dari segi kehendak mutlat Tuhan, tetapi juga dari segi pandangan dan kepentingan manusia. Ia berpendapat bahwa ala mini diciptakan untuk kepentingan manusia dan tidak satupun ciptaan Tuhan yang tidak membawa mamfaat bagi manusia.
f.              Antropormorfisme
Karena Tuhan termasuk dalam alam rohani, rasio tidak dapat menerima faham bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat jasmani. Abduh, yang memberi kekuatan besar pada akal, berpendapat bahwa tidak mungkin esensi dan sifat-sifat Tuhan mengambil bentuk tubuh atau roh makhluk di alam ini. Kata-kata wajah, tangan, duduk dan sebagainya mesti difahami sesuai dengan pengertian yang diberikan orang Arab kepadanya.
g.             Melihat Tuhan
Muhammad Abduh tidak menjelaskan pendapatnya apakah Tuhan yang bersifat rohani itu dapat dilihat oleh manusia dengan mata kepalanya di hari perhitungan kelak? Ia hanya menyebutkan bahwa orang yang pecaya pada tanzih (keyakinan bahwa tidak ada satu pun dari makhluk yang menyerupai Tuhan) sepakat menyatakan bahwa Tuhan tak dapat digambarkan ataupun dijelaskan dengan kata-kata. Kesanggupan melihat Tuhan dianugerahkan hanya kepada orang-orang tertentu di akhirat.
h.             Perbuatan Tuhan
Karena berpendapat bahwa ada perbuatan Tuhan yang wajib, Abduh sefaham dengan Mu’tazilah dalam mengatakan bahwa wajib bagi Tuhan untuk berbuat apa yang terbaik bagi manusia.
2.3         Karya-karya Syekh Muhammad Abduh
Di tengah-tengah kesibukannya, ia sempat menerbitkan buku-buku karangannya, yaitu :
1.             Risalatut Tauhid, tahun 1897.
2.             Al-Islam Wan Nasraniyah ma'al Ilmi wal Madaniyyati, tahun, 1902.
3.             Ulasan (syarah) buku "al-Bashairun Nasiriah", karangan al-Qadhi Zainuddin, tahun 1898.
Pada saat itu, ia tidak dapat menyelesaikan Tarsirannya yang telah mendapat perhatiannya yang khusus di mana hanya sebagiannya saja yang dapat terbit pada masa hidupnya. Tefsir tersebut kemudian diperiksa kembali dan diselesaikan oleh kawan dan murid-muridnya juga, yaitu Syekh Muhammad Rasyid Ridha, dan pertama-tama dimuat dalam majalah al-Manar, yang di terbitkan sejak tahun 1897.[10]



           
           
BAB III
PENUTUP
3.1         Kesimpulan
Muhammad Abduh adalah seorang tokoh filsafat yang terkenal pada masanya, nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abduh bin Hasan Khairullah. Dilahirkan di desa Mahallat Nashr di kabupaten al-Buhairah, beliau memulai pendidikannya dengan mempelajari al-Qur’an sejak kecil. Dan beliau melanjutkan pendidikan formalnya di Universitas Al-Azhar Kairo














DAFTAR PUSTAKA
Razak, Abdur dan Anwar, Rosihan. Ilmu Kalam, Bandung: Puskata Setia, 2006. Hanafi, A.  Pengantar Theologhy Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1967.




[1] Abdul Razak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung: Puskata Setia, 2012), hal. 252
[2] A. Hanafi, Pengantar Theologhy Islam. (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1967), hal. 157
[3] Ibid
[4]Abdul Razak dan Rosihon Anwar,........... hal. 253
[5] Husayn, Ahmad Amin, Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam, (Cet. VIII; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 301.
[6] Prof.Dr.K.H Sahilun Nashir, Pemikiran kalam (teologi islam) (Jakarta :PT Raja Grafindo Persada, 2002)
[7] Nasution, Harun, Muhammad Abduh dan Teologi Rasional, hal. 76.
[8] Prof.Dr Abdul Rozak, Ilmu Kalam, (Edisi. Revisi: Bandung: Pustaka setia, 2012 ), hal. 253.
[9] http://ayugadismanja.blogspot.co.id/2013/05/pemikiran-kalam-moderen-menurut-muhamad_3.html
[10] A. Hanafi,......... hal. 158

cari judul makalah