BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Setiap lembaga pendidikan pasti mempunyai tujuan yang sama
dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satunya yaitu dengan
senantiasa meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan masing-masing lembaga pendidikan
tersebut.Di dalam interaksi belajar mengajar,
pembelajaran bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan adanya kemampuan dari guru yang memiliki dasar-dasar mengajar yang baik. Mengajar pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
pembelajaran bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan adanya kemampuan dari guru yang memiliki dasar-dasar mengajar yang baik. Mengajar pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Dengan adanya perubahan paradigma
pembelajaran yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada
siswa, menuntut adanya perubahan unsur-unsur lain yang menunjang dalam
pembelajaran tersebut, seperti adanya perubahan kurikulum. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
sebagai kurikulum yang ditawarkan diharapkan mampu memberikan kompetensi sesuai
dengan tingkat satuan pendidikan yang akan dicapai. Pembelajaran akan berhasil
dengan baik apabila ada keberanian untuk mencari metode serta membangun
paradigma baru. Hal ini diperlukan penerapan cara dan metode yang lain yang
telah digunakan pada masa lampau. Suatu metode yang telah terbukti mampu
mendatangkan hasil baik pada masa lampau belum tentu akan membawa hasil yang
sama jika diterapkan di masa kini dan mendatang. Untuk itulah seorang guru
harus melakukan pembaharuan agar dapat memotivasi dan memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada siswa agar dapat belajar dan mencapai kompetensi
yang diharapkan di dalam kemampuan guru dalam memilih dan menerapkan metode
pembelajaran.
B.
Tujuan
Untuk mengetahui kriteria metode dan penggunaannya dalam
mengajar, serta ragam metode yang bisa digunakan dalam proses belajar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kriteria memilih dan
Metode Pembelajaran PAI
Dalam interaksi belajar mengajar, metode mengajar dipandang
sebagai salah satu komponen yang ada didalamnya yang mana komponen satu dengan
yang lainnya saling mempengaruhi. Metode mengajar sebagai alat untuk mencapai
tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode
mengajar semakin berhasillah pencapaian tujuan, artinya apabila guru dapat
memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan bahan pengajaran, murid,
situasi kondisi, media pengajaran maka semakin berhasillah tujuan pengajaran
yang ingin dicapai (Soetomo, 1993: 144).
Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur
maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian
yang akan dilaksanakan.
Untuk lebih jelasnya mengenai berbagai metode mengajar,
diuraikan guru dalam menyampaikan pengajarannya kepada murid.
1. Metode
Ceramah
Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran
dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Metode
ceramah bervariasi merupakan cara penyampaian, penyajian bahan pelajaran dengan
disertai macam-macam penggunaan metode pengajaran lain, seperti tanya jawab dan
diskusi terbatas, pemberian tugas dan sebagainya.
Ceramah dilakukan dengan ditujukan sebagai pemicu terjadinya
kegiatan yang partisipatif (curah pendapat, diskusi, penugasan, studi kasus,
dll).Selain itu, ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah yang cenderung
interaktif, yaitu melibatkan siswa melalui adanya tanggapan balik atau
perbandingan dengan pendapat dan pengalaman siswa.Hal yang harus dipersiapkan
dan direncanakan guru sebelum melaksanakannya, agar penggunaannya lebih efektif
yaitu.
1. Membatasi
waktu yang disesuaikan dengan tingkat usia siswa, semakin kecil usia hendaknya
waktunya semakin sedikit untuk memberikan ceramah.
2. Menentukan
pokok masalah yang akan dicermahkan dengan membuat ikhtisar, atau dengan
membuat catatan penting yang akan disampaikan pada siswa.
3. Menyusun
beberapa pertanyaan kepada siswa. Pertanyaaan ini nantinya akan menjadi umpan
balik bagi guru untuk mengetahui sejauh mana keaktifan murid dalam mengikuti
pelajaran.
4. Membuat
kesimpulan pokok-pokok bahan, agar setiap anak memahami akan materi yang
disampaikan.
5. Menyusun
alat evaluasi untuk menilai apakah berhasil atau tidak ceramah yang
diberikan.
2.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu metode
dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid
menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu. Sebelum guru melaksanakn metode ini
hendaknya guru mempersiapkan langkah-langkahnya.
1. Merumuskan
tujuan tanya jawab secara jelas dalam bentuk yang khusus dan berpusat pada
perubahan tingkah laku murid.
2. Mengemukakan
alasan mengapa kita memakai metode tanya jawab .
3. Menetapakan
pertanyaan yang harus diberikan kepada murid.
4. Membuat
garis besar jawaban dan pertanyaan yang diberikan sehingga mudah mengetahui
mana jawaban siswa yang benar dan yang salah.
5. Memberi
kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya.
3.
Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana
guru memberi suatu persoalan kepada murid dan para murid diberi kesempatan
secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-temannya.Kegunaan
metode ini adalah.
1. Memberi
kesempatan pada siswa untuk menyalurkan kemampuan masing-masing, dapat
mendorong anak untuk mengemukakan ide-ide baru.
2. Dapat
memanfaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki siswa.
3. Membantu
siswa untuk dapat menerapkan pengalaman teoritis dan pengalaman praktis dalam
berbagai pengetahuan di sekolah.
4. Membantu
siswa untuk dapat menilai kemampuan dirinya, teman -temanya dan juga siswa
dapat menghargai pendapat teman.
5. Mengembangkan
motivasi anak untuk belajar lebih lanjut.
4.
Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah pemberian tugas dari guru
kepada anak-anak untuk diselesaikan dan dipertanggung jawabkan.Dengan tujuan
agar siswa dapat mengembangkan daya penalarannya, dan dapat belajar secara
mandiri. Metode ini dapat digunakan apabila.
1. Suatu
pokok bahasan tertentu yang membutuhkan latihan atau pemecahan yang lebih
banyak diluar jam pelajaran yang melibatkan beberapa sumber belajar.
2. Ruang
lingkup bahan pengajaran terlalu luas sedangkan waktunya terbatas. Untuk itu
guru sangat perlu memberi tugas.
3. Suatu pekerjaan
yang menyita waktu banyak, sehingga tidak mungkin diselesaikan hanya melalui
jam pelajaran disekolah.
4. Apabila
guru berhalangan untuk melaksanakan pengajaran, sedangkan tugas yang harus
disampaikan kepada murid sangat banyak.
5.
Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Metode ini merupakan metode yang sangat efektif dalam
menolong siswa dalam mencari jawaban atas pertanyaan. Dengan metode demonstrasi
dimaksudkan adalah bahwa seorang guru
memperlihatkan suatu proses kepada seluruh anak didiknya. Sedangkkan yang
dimaksud dengan metode eksperimen adalah guru atau siswa mengerjakan sesuatu
serta mengamati proses dan hasil percobaan itu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode demostrasi
antara lain.
a. Mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan demostrasi.
b. Tujuan
demostrasi hendaknya dijelaskan kepada siswa sehingga siswa menjadi jelas untuk
apa demostrasi dilakukan dan perhatian
siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting.
c. Sebaiknya
perlu diperhatikan pula kondisi-kondisi lain yang dapat mempengaruhi jalannya
demonstrasi.
d. Selama
berlangsung demonstrasi hendaknya guru memperhatikan hal-hal berikut ini.
·
Apakah demonstrasi dapat dilihat dan
diikuti oleh semua anak.
·
Apakah setiap langkah yang ditempuh
sudah dipahami setiap anak atau belum.
·
Apakah penjelasan guru dapat
didengar oleh setiap murid.
·
Apakah anak sudah diberikan petunjuk
mengenai hal-hal yang perlu dicatat.
·
Apakah waktu yang tersedia dapat
dipergunakan secara efektif dan efisien.
e. Jika
demostrasi telah selesai hendaknya diikuti dengan tindak lanjut.
f. Mengadakan
penilaian terhadap kemampuan anak dalam belajar
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam metode
eksperimen yaitu.
1) Adanya
masalah yang dianggap penting, guru dapat menentukan masalah yang harus
dipecahkan oleh para siswanya.
2) Merumuskan
masalah secara jelas batas-batsnya, karna akan mempermudah anak untuk mencari
hipotesa sebagai jawaban sementara.
3) Mengajukan
hipotesis, dalam mengemukakan hipotesis biasanya orang berpegang pada
pengalaman atau pengetahuan yang diperolehnya dari berbagai sumber.
4) Menguji
benar tidaknya hipotesis, harus dilakukan dengan mengadakan eksperimen.
5) Menarik
kesimpulan dari hasil eksperimen kita akan menarik kesimpulan, apakah hipotesa
kita benar atau salah.
6) Menerapkan
hasil eksperimen untuk pembuktian lebih lanjut dalam situasi-situasi lain untuk lebih meyakinkan kebenarannya.
6.
Metode Simulasi
Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untukmengembangkan
ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental maupunfisik/teknis). Metode
ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar
karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek didalam situasi yang
sesungguhnya. Misalnya: sebelum melakukan praktek penerbangan, seorang siswa
sekolah penerbangan melakukan simulasi penerbangan terlebih dahulu (belum
benar-benar terbang). Situasi yang dihadapi dalam simulasi ini harus dibuat
seperti benar-benar merupakan keadaan yang sebenarnya (replikasi kenyataan).Contoh
lainnya, dalam sebuah pelatihan fasilitasi, seorang peserta melakukan simulasi
suatu metode belajar seakan-akan tengah melakukannya bersama kelompok
dampingannya. Pendamping lainnya berperan sebagai kelompok dampingan yang
benar-benar akan ditemui dalam keseharian peserta (ibu tani, bapak tani,
pengurus kelompok, dsb.). Dalamcontoh yang kedua, metode ini memang mirip
dengan bermain peran. Tetapi dalam simulasi, peserta lebih banyak berperan
sebagai dirinya sendiri saatmelakukan suatu kegiatan/tugas yang benar-benar
akan dilakukannya.
7.
Metode Langsung
Metode langsung
menekankan tujuan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa dan spesifik,
mengandung uraian yang jelas tentang situasi penilaian (kondisi evaluasi), dan
mengandung tingkat ketercapaian yang diharapkan (kriteria keberhasilan). Untuk merumuskan tujuan pembelajaran
pada metode pembelajaran langsung, metode Mager dapat digunakan.Langkah-langkah
pada metode pembelajaran langsung.
1. Pembelajaran dimulai dengan dialog atau humor
yang pendek dalam bahasa Indonesia dengan gaya bahasa yang santai dan non
formal.
2. Materi mula-mula disajikan secara lisan
dengan gerakan atau isyarat tertentu, dramatisasi dan gambar-gambar.
3. Tanya jawab berdasarkan
bahasa yang dipelajari dengan memberikan contoh untuk merangsang siswa.
4. Tata bahasa
diajarkan secara indukatif.
5. Kata-kata digunakan dalam
percakapan-percakapan.
6. Siswa yang sudah maju diberikan bacaan sastra
untuk pemahaman tetapi bahasa dalam bacaan tidak dianalisis secara struktural
atau sistematis dan budaya yang relevan diajarkan secara indukatif.
8. Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan komunikatif harus mencakaup semua
ketrampilan berbahasa.Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam
pembelajaran.Setiap pembelajaran dispesifikasikan ke dalam tujuan kongkrit yang
merupakan produk akhir. Sebuah produk disini dimaksudkan sebagai sebuah
informasi yang dapat dipahami, ditulis, diutarakan, disajiakan ke dalam
nonlinguistik.
Dalam disain pembelajaran yang
bernuasa komunikatif , ada beberapa jenis disain pembelajaran.
1. Struktural
fungsional.
2. Struktur
dan fungsi.
3. Fokus
fariabel.
4. Fungsioanal.
5. Nasional
penuh.
6. Komunikatif
penuh.
9.
Metode Tematik
Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran
diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan.
10.
Metode Kuantum
Metode pembelajaran kuantum disajiakan sebagai salah satu
model pembelajaran yang dapat dipilih guru agara pembelajaran dapat berlangsung
secara menyenangkan.
11. Metode
Kontruktivistik
Bahwa belajar itu menemukan meskipun guru menyampaikan
sesuatu kepada siswa, mereka melakukan proses mental atau kerja otak atas
informasi itu masuk ke dalam pemahaman mereka. Metode kontruktivistik di
dasarkan pada teori belajar kongnitif yang menekankan pembelajaran kooperatif,
pembelajran generatif, strategi bertanya, inkuiri, atau menemukan dan
ketrampilan metakognitif lainnya.
12. Metode Partisipatori
Metode pembelajaran partisipatori lebih menekankan
keterlibataan siswa secara penuh.Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan
belajar.siswa didudukkan sebagai subyek belajar. Dengan berpartisipasi aktif,
siswa dapat menentukan hasil belajar, guru hanya bersifat sebagai pemandu atau
fasilitator.Ciri-ciri pokok metode partisipatori.
1. Belajar dari realitas atau pengalaman.
2. Tidak menggurui.
3. Dialogis.
13. Metode Kontekstual
Metode kontekstual muncul sebagai reaksi terhadap teori
behavioristik yang telah mendominasi pendidikan selama puluhan tahun. Metode
kontekstual mengakui bahwa pembelajaran merupakan proses kompleks dan banyak fase yang banyak jauh melampaui
drill oriented dan metode Stimulus and
Response. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual menawarakan strategi
pembelajaran yang memungkinkan siswa dalam belajar lebih bermakna dan
menyengkan.[1]
B.
Faktor-faktor
Kriteria Pemilihan dan Penggunaan Metode Mengajar
Metode mengajar merupakan syarat mutlak
yang harus disertakan dalam proses belajar mengajar, karena metode mengajar
merupakan cara atau proses mencapai tujuan pengajaran yaitu tujuan yang diharapkan
dapat dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar.
Setiap guru yang akan menyajikan materi
pelajaran kepada anak didiknya, perlu memahami arti, peranan serta penggunaan
metode mengajar, karena metode yang digunakan itu akan berpengaruh sekali
terhadap berhasil tidaknya suatu tujuan yang akan dicapai tergantung pada
penggunaan metode yang tepat. Dari uraian di atas dikemukakan bahwa setiap
metode memiliki karakteristik tersendiri, oleh karena itu perlu dipilih suatu
atau beberapa metode yang sesuai. Jadi dalam pemilihan tersebut bukanlah salah satu metode
yang digunakan secara permanen, tetapi bervariasi den metode yang tepat
sehingga tercapai proses belajar mengajar yang efektif.
Tujuan yang ingin di capai, Yang dimaksud dengan tujuan yang
ingin dicapai ialah tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran merupakan rumusan yang
menggambarkan tentang perubahan tingkah laku apa yang akan diperoleh, siswa
sebagai akibat dan pengajaran. Dalam sistem pengajaran, tujuan harus dapat
memberikan gambaran yang jelas tentang bentuk tingkah laku yang diharapkan
dapat dimiliki siswa, karena itu tujuan harus merupakan suatu rumusan yang bersifat
sempit dan spesifik.Dalam menentukan tujuan yang spesifik, harus diperhatikan
tiga unsur yaitu meliputi aspek kognitif, afektif dan aspek psikomotor. Tujuan
yang jelas dan spesifik akan memberikan pegangan dan petunjuk tentang metode
mengajar. Hal ini sesuai dengan fungsi metode itu sendiri yaitu cara untuk
mencapai tujuan. Dengan demikian jelaslah bahwa dalam pemilihan metode mengajar
yang tepat untuk mencapai tujuan haruslah memperhatikan tujuan yang telah
ditetapkan.
Faktor-faktor yang secara umum dijadikan dasar untuk memilih
metode mengajar yang tepat bagi suatu proses belajar yaitu sebagai berikut:
1. Faktor siswa
2. Faktor guru.
3. Faktor dana dan fasilitas yang tersedia.
4. Faktor sifat dan materi yang hendak
disajikan.
5. Faktor waktu yang tersedia bagi pelaksanaan
proses belajar mengajar.
Mengenai faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan metode mengajar adalah sebagai berikut:
1.
faktor
siswa
Siswa sebagai subjek ajar yang sangat penting dalam proses
belajar mengajar, setiap siswa mempunyai keragaman masing-masing. Hal ini yang
harusdiperhatikan dalam faktor siswa diantaranya usia, latar belakang,
potensi-potensinya, kemampuan dan motivasi. Hal tersebut perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan metode mengajar. Disamping itu jumlah siswa yang mengikuti
proses belajar mengajar juga sangat besar pengaruhnya terhadap pemilihan metode
mengajar.
2.
Faktor
guru
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas
mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai
keberhasilan pengajaran.Salah satu faktor untuk mencapai keberhasilan dalam
proses belajar mengajar, guru harus dapat menerapkan suatu cara untuk
tercapainya tujuan tersebut. Guru di tuntut untuk dapat menggunakan berbagai
metode, baik secara tunggal maupun bervariasi, dengan berpedoman dengan tujuan
yang akan dicapainya. Setiap metode mengajar mempunyai kebaikan dan kelemahannya.
Suatu metode yang baik bagi seorang guru, belum tentu baik untuk guru yang lain
di dalam menyampaikan suatu materi pelajaran. Untuk menghasilkan metode yang
efektif maka seorang guru harus dapat memahami dan mengerti kebaikan dan
kelemahan dan masing-masing tersebut. Berdasarkan kemampuan guru dalam
menggunakan dan memilih metode mengajar, maka hal ini dapat menunjang
tercapainnya proses belajar mengajar yang efektif.
3.
Faktor
sifat materi yang akan disampaikan
Isi proses belajar mengajar akan tercermin dalam bahan yang
dipelajari oleh siswa. Hal ini akan berpengaruh terhadap metode mengajar yang
akan dipilih, karena dengan mengetahui sifat materi pelajaran terlebih dahulu.
Menurut E Kusmana (1979:86) karakteristik bahan pelajaran dapat dikelompokan
sebagai berikut: “Materi pelajaran dapat dikelompokkan atas mata pelajaran
Vokasional yaitu mata pelajaran yang membina kecakapan tertentu yang menjabat
suatu jabatan dan mata pelajarannya yang bersifat non vokasional atau mata
pelajaran yang membina pengetahuan umum”. Dengan demikian jelaslah bahwa dalam
memilih metode mengajar itu, haruslah melihat karakteristik dan bahan mata
pelajaran tersebut. Karena metode yang digunakan untuk menyampaikan bahan
pelajaran yang bersifat vokasinal akan berbeda dengan metode yang digunakan
untuk pelajaran yang bersifat non vokasional.
4.
Faktor
dana dan fasilitas yang tersedia
Dalam menggunakan metode mengajar tertentu, seringkali
masalah dana dan fasilitas merupakan masalah yang menjadi penentu
penggunaannya. Tidak jarang karena dana tidak tersedia, sesuatu metode yang
yang dianggap baik untuk menyajikan suatu materi tidak dapat digunakan. Yang
termasuk ke dalam faktor ini antara lain: alat peraga, alat-alat praktek,
buku-buku, perpustakaan serta biaya.
5.
Faktor
waktu yang tersedia bagi pelaksanaan proses belajar mengajar
Salah satu hambatan yang sering dialami
dalam mengajar adalah faktor waktu, karena sering kali seorang guru tidak dapat
mengendalikan waktu, sehingga terjadi bahan pelajaran sudah selesai, tetapi
waktu masih panjang. Atau sebaliknya, waktu sudah habis tetapi bahan belum
tuntas. Hal ini membawa pengaruh terhadap proses belajar mengajar. Oleh karena
itu dalam pemilihan metode belajar mengajar, faktor waktu harus
diperhatikan.Agar faktor waktu dapat diatur dengan sebaik-baiknya, diperlukan
pengendalian waktu yaitu dengan menyusun jadwal dan alokasi waktu.Dalam
pengajaran, alokasi waktu berpedoman dengan tujuan. Berapa banyak tujuan yang
akan dicapai, serta berapa lama suatu materi dapat dipelajari siswa, seoarang guru
dapat membuat perincian waktu yang telah ditetapkan di dalam kurikulum,
sehingga proses belajar mengajar dapat sesuai dengan waktu yang di rencanakan.[2]
C.
Teknik
Pemilihan Metode Mengajar
Faktor-faktor yang di uraiakan diatas dapat membantu dalam
memilih dan menetapkan metode mengajar yang paling tepat yang akan digunakan,
sehingga keberhasilan proses belajar mengajar akan terwujud. Metode-metode yang
terdapat dalam kurikulum, bukanlah suatu yang baku yang harus dilaksanakan.
Oleh karena itu, disamping melaksanakan metode-metode yang terdapat dalam
kurikulum dapat dipergunakan pula metode-metode lain yang mendukung
metode-metode tersebut. Guru dituntut untuk memilih dan menggunakan suatu atau
beberapa metode yang dipergunakannya dalam menyajikan materi pelajaian.
Adapun alasan penulis memilih metode secara bervariasi
antara lain:
·
lihat dan karakteristiknya, bahwa
setiap metode itu mempunyai kelebihan dan kelemahannya. Untuk menekan
kelemahan-kelemahannya maka sebaiknya metode itu dipadukan.
·
Dilihat dari materi yang akan
disajikan, ada yang cocok dengan menggunakan metode ceramah, metode latihan dan
lainnya. Atau bisa dipadukan antara satu metode dengan metode lainnya.
·
Untuk menghilangkan kebosanan atau
kejenuhan dalam diri siswa.
·
Untuk menumbuhkan minat belajar
siswa. Dalam pelaksanaannya metode-metode tersebut sudah direncanakan dalam
satuan pelajanan yang merupakan rencana pengajaran yang akan dilaksanakan.
KESIMPULAN
Dari makalah kelompok kami dapat dismpulkan adanya
penggunaan metode-metode pembelajaran yaitu: (1) metode ceramah; (2)metode
Tanya-jawab; (3)metode diskusi; (4)metode pemberian tugas; (5)metode
demonstrasi dan eksperimen; (6)metode simulasi; (7)metode langsung; (8)metode
komunikatif; (9)metode integrative; (10)metode tematik; (11)metode kuantum;
(12) metode konstruktifistik; (13) metode partisipatori; (14)metode
kontekstual.
Selain metode di atas juga terdapat
kriteria dalam memilih metode pembelajaran yaitu: (1) tujuan yang ingin
dicapai; (2) factor siswa; (3)faktor guru; (4) faktor dana danfasilitas yang
tersedia; (5) faktor sifat dan materi yang hendak dicapai; dan (6) faktor waktu
yang tersedia bagi pelaksanaan proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Suyatno.2004. Teknik Pembelajaran Bahas dan Sastra. Surabaya: SIC.
www.google.com
No comments:
Post a Comment