BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seiring
dengan perkembangan zaman yang semakin modern, terutama dalam dunia pendidikan,
segala kebutuhan masyarakat pendidik yang semakin kompleks maka pendidikan
membentuk suatu system, strategi serta proses pendidikan yang begitu beragam. Kurikulum pun juga menjadi penunjang jalannya pembelajaran.
membentuk suatu system, strategi serta proses pendidikan yang begitu beragam. Kurikulum pun juga menjadi penunjang jalannya pembelajaran.
Namun,
walaupun demikian, segala sesuatu yang menyangkut tentang pendidikan, baik itu
system, strategi serta proses di dalamnya, tiada lain hanya untuk mencapai
salah satu tujuan belajar yang sesuai dengan kaidah-kaidah pembelajarannya,
serta demi tercapainya pendidikan yang bermutu dan berkualitas bagi calon guru
sebagai fasilitator dan peserta didik sebagai objek dimana proses belajar
berlangsung.
Jika pendidik sudah mengetahui
karakter masing-masing peserta didik maka pendidik tidak akan kesulitan untuk
menyampaikan materi. Itu akan memudahkan peserta didik untuk menangkap atau
memahami materi yang diberikan. Didalam strategi pembelajaran ada juga yang
namanya Quantum Teaching. Yang dimana strategi untuk
meningkatkan proses belajar mengajar menjadi menyenangkan. Maka dari itu makalah
kali ini akan menjelaskan tentang metode dan media pembelajaran yang ada pada
strategi pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Quantum Teaching?
2. Apa Asas utama pembelajaran Quantum Teaching?
3. Apa prinsip pembelajaran Quantum Teaching?
4. Bagaimana model pembelajaran Quantum Teaching?
5. Bagaimana karakter pembelajaran Quantum Teaching?
6. Bagaimana kelebihan dan kelemahan pembelajaran Quantum Teaching?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Quantum Teaching.
2. Untuk mengetahui utama pembelajaran Quantum Teaching.
3. Untuk mengetahui prinsip pembelajaran Quantum Teaching.
4. Untuk mengetahui model pembelajaran Quantum Teaching.
5. Untuk mengetahui karakter pembelajaran Quantum Teaching.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran Quantum Teaching.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Quantum teaching
Quantum Teaching merupakan proses pembelajaran dengan
menyediakan latar belakang dan strategi untuk meningkatkan proses belajar
mengajar menjadi menyenangkan. Pembelajaran Quantum Teaching mencakup
petunjuk untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif merancang
pengajaran, menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar.
Banyak
upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam membuat strategi belajar baru yang
lebih memberdayakan siswa, yang tidak mengharuskan menghafal fakta-fakta,
tetapi strategi yang mendorong siswa mengkontruksikan pengetahuan dibenak siswa
itu sendiri, salah satu diantaranya dengan menerapkan pembelajaran Quantum
Teaching.
Porter
menyatakan bahwa, Quantum Teaching menunjukan kepada anda menjadi guru
yang baik. Quantum Teaching cara-cara yang baru yang memudahkan proses
belajar lewat pemanduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah,
apapun mata pelajaran yang anda ajarkan. Dan dengan menggunakan metode Quantum
Teaching anda akan dapat menggabungkan keistimewaan-keistimewaan belajar
menuju bentuk perencanaan pelajaran yang akan melejitkan prestasi siswa.
Quantum
Teaching merupakan suatu cara yang memberikan sebuah
gaya mengajar yang memberdayakan siswa untuk berprestasi lebih dari yang
dianggap mungkin. Juga membantu guru memperluas keterampilan siswa dan motivasi
siswa, sehingga guru akan memperoleh kepuasan yang lebih besar dari
pekerjaannya.
2.
Asas
Utama Pembelajaran Quantum Teaching
Menurut De porter. B
(2004), asas utama quantum teaching adalah “bawalah dunia mereka kedunia kita
dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Dari asas utama ini, dapat
disimpulkan bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu
mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik. Cara yang dilakukan
seorang pendidik meliputi: untuk apa mengajarkan dengan sebuah peristiwa,
pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni,
rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa
mereka kedalam dunia kita dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu.
“Dunia kita” dipeluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru.
Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam, siswa
dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia mereka dan menerapkannya
pada situasi baru.
3.
Prinsip-prinsip
Pembelajaran Quantum Teaching
PRINSIP
|
PENERAPAN di KELAS
|
1.
Segalanya berbicara : segalanya
dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, dari
kertas yang dibagikan hingga rancangan
pembelajaran, semuanya mengirimkan pesan tentang belajar.
|
Dalam hal ini
guru dituntut untuk mampu merancang/mendesain segala aspek yang ada di
lingkungan kelas (guru media pembelajaran, dan siswa) maupun sekolah (guru
lain, kebun sekolah,, sarana olahraga, kantin sekolah,dsb) sebagai sumber
belajar bagi siswa.
|
2.
Segalanya bertujuan :
semuanya yang terjadi dalam kegiatan PBM mempunyai tujuan.
|
Dalam hal ini
kegiatan belajar harus jelas tujuannya pembelajaran ini harus dijelskan pada
siswa.
|
3. Pengalaman sebelum pemberian nama: proses belajar paling baik terjadi
ketika siawa telah mengalami sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang
mereka pelajari.
|
Dalam
mempelajari sesuatu (konsep, rumus, teori dsb) harus dilakukan dengan cara
memberi siswa tugas (pengalaman/eksperimen) terlebih dahulu. Dengan tugas
tersebut akhirnya siswa mampu menyimpulkan sendiri konsep, rumus dan teori
tersebut. Dalam hal ini guru harus mampu merancang pembelajaran yang
mendorong siswa untuk melakukan penelitian sendiri dan berhasil menyimpulkan
simulasi konsep agar siswa memperoleh pengalaman.
|
4.
Akui setiap usaha :
dalam setiap proses PBM siswa patut mendapat pengakuan atas presentasi dan
kepercayaan dirinya
|
Guru harus
mampu member penghargaan/pengakuan pada setiap usaha siswa. Jika usaha siswa
jelas salah, guru harus mampu member pengakuan/pengahargaan walaupun uasaha
siswa salah dan secara perlahan membetulakan jawaban siswa yang salah. Jangan
mematikan semangat siswa untuk belajar.
|
5.
Jika layak dipelajari
maka layak pula dirayakan: perayaan dapat memberi umpan balik mengenai
kemajuan dan meningkatkan asosiasi positif dengan belajar.
|
Dalam hal ini
guru harus memiliki strategi untuk member umpan balik (feedback) positif yang
dapat mendorong semangat belajar siswa. Berilah umpan balik positif pada
setiap usaha siswa, baik secara berkelompok maupun secara individu.
|
4.
Model
Pembelajaran Quantum Teaching
Menurut De porter, B (2004), quantum teaching
mempunyai dua bagian penting yaitu dalam seksi konteks meliputi (1) lingkungan,
(2) suasana, (3) landasan, dan (4) rancangan . sedangkan isi mencakup masalah (penyajian yang prima,
fasilitas yang luwes, keterampilan belajar untuk belajar, dan keterampilan
hidup).
Dalam konteks guru dituntut harus mampu mengubah : 1)
suasana yang memberdayakan untuk kegiatan PBM, (2) landasan yang kukuh untuk
kegiatan PBM , (3) lingkungan yang mendukung PBM, dan (4) rancangan
pembelajaran yang dinamis. Sedangkan dalam isi pembelajaran dan strategi yang
dibutuhkan siswa unutk bertanggung jawab atas apa yang dipelajarinya.
Model Konteks
|
Penerapan di Kelas
|
||
1. Lingkungan
|
Hal ini terkait
dengan ruang kelas seperti peantaan meja dan kursi belajar, pencahayan,
penataan media pembelajaran,
gambar/poster pada dinding kelas, tanaman di kelas, penataan alat bantu
mengajar (media audiovisual). Semua yang ada di dalam kelas harus ditata
sedemikian rupa sehingga mampu menumbuhkan dan merangsang suasana belajar yang
menyenangkan dan kondusif . dalam hal ini yang perlu diperhatikan ialah rasio
jumlah siswa dengan luas ruangan kelas harus seimbang. Jika dalam suatu
ruangan siswa terlalu banyak maka sulit menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan.
|
||
2. Suasana
|
Hal ini terkait
dengan penciptaan suasana batin siswa saat belajar. Lingkungan fisik kelas
yang menyenangkan belum tentu bisa menumbuhkan dan merangsang suasana belajar
yang menyenangkan dan kondusif. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu
menciptakan suasan kelas yang menyenangkan dengan berbagi cara seperti
bersikap simpatik, ramah, raut wajah yang penuh kasih saying, humoris, suara
yang lembut tetapi jelas, dsb.
|
||
3. Landasan
|
Merupakan kerangka
kerja yang harus dibangun dan disepakati bersama antara guru dan murid.
Landasan ini mencakup (1) tujuan yang sama (2) prinsip-prinsip dan
nilai-nilai yang sama (3) keyakinan kuat mengenai belajar dan mengajar, dan
(4) kesepakatan,kebijakan,prosedur, dan peraturan yang jelas.
|
||
4. Rancangan
|
Hal ini terkait
dengan kemampuan guru untuk mampu menumbuhkan dan meningkatkan minat dan
motivasi belajar siswa. Menumbuhkan dan meningkatkan minat dan motivasi
belajar siswa dpat dilakukan dengan berbagai cara seperti penggunaan berbagai
media (visual, audio, kinestetik ) dalam pembelajaran (lihat model
motivasional keller )
|
||
5. Karakteristik
Model Pembelajaran Quantum Teaching
Karakteristik model pembelajaran quantum
teaching terdiri dari:
1.
Sintakmatik
Rancangan
|
Penrapan dalam PBM
|
1.
Tumbuhkan
|
Pada
langkah ini guru harus menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa. Dan
memberi tahu siswa bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas pendidikan
mereka sendiri, mengaitkan pelajarn dengan masa depan dan berguna dalam dunia
nyata. Sehingga mereka tahu apa manfaat dari apa yang sdang mereka pelajari
bagi diri mereka biasannya dikenal dengan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku).
|
2.
Alami
|
Guru memberikan pengalaman kepada siswa dan
memanfaatkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Karena pengalaman membangun
keingintahuan siswa dan dapat menciptakan beberapa pertanyaan dalam benak
mereka. Saat pengalaman terbentang, guru mengumpulkan inforamasi untuk
memaknai pengalaman tersebut. Informasi ini membuat yang abstrak menjadi
konkrit.
|
3.
Namai
|
Setelah membuat siswa penasaran, penuh
pertanyaan mengenai pengalaman mereka, maka penamaan dapat memuaskan
keingintahuan siswa. Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan
identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan merupakan informasi,
fakta, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya. Guru menyediakn kata kunci,
konsep, model, rumus, strategi dan sebuah masukan.
|
4.
Demonstrasi
|
Guru diharapkan dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Guru
memberikan peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka ke
dalam pembelajaran yang lain dan ke dalam kehidupan mereka serta mampu
memperagakan tingkat kecakapan mereka dengan pengetahuan yang baru saja
mereka miliki
|
5.
Ulangi
|
Siswa diberi kesempatan untuk mengajarkan pengetahuan baru mereka kepada
orang lain. Tentunya, dengan menggunaka cara yang berbeda dari asalnya.
Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku
tahu ini”. Dan tentunya menunjukan pelajar cara-cara mengulang materi yang
telah dibahas.
|
6.
Rayakan
|
Pada langkah terakhir
ini, saatnya untuk memberikan penghormatan atas usaha, keberhasilan dan
ketekunan yang dilakukan dengan perayaan. Hal ini akan memperkuat kesuksesan
dan memberi motivasi siswa. Perayaan disini dapat dilakukan dengan memberikan
pujian, bernyanyi, bermain tepuk, pesta kelas dll.
|
2.
Sistem Sosial
Sistem sosial model ini
menghendaki guru berangkat dari asumsi bahwa guru hanya sebagai fasilitator dan
reflector saja. Yang lebih di utamakan adalah keaktifan siswa. Karena siswa
bertanggung jawab penuh atas pendidikan mereka sendiri . Peran guru lebih dari
sekedar pemberi ilmu pengetahuan, tetapi guru adalah rekan belajar, model,
pembimbing dan mengubah kesuksesan siswa. Artinya, kewenagan dibagi antara
siswa dan guru. Norma yang berlaku terletak pada kebebasan berfikir dan
berpeilaku saat dalam proses pembelajaran. Ganjaran yang dipakai tidak bersifat
hukuman namun perayaan. Karena perayaan dapat memperkuat kesuksesan dan
motivasi siswa. Misalnya, berupa pujian,tepuk tangan, empati dari guru,dll. Dan
untuk menata suasana hati siswa, dapat digunakan musik saat proses
pembelajaran.
Guru menanamkan nilai
dan keyakinan yang positif dalam diri siswa. Mengutamakan keberagaman dan
kebebasan sebagai kunci interaksi dan bersifat humanistik. Guru juga
menyeimbangkan ketermpilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi material
siswanya. Serta mengintegrasikan totalitas tubuh dalam proses pembelajaran,
sehingga pembelajaran bisa berlangsung nyaman dan hasilnya optimal.
3.
Prinsip Reaksi
Dalam quantum teaching
guru mampu menumbuhkan kreatifitas siswa, sehingga siswa tahu akan manfaat yang
telah dipelajarinya. Guru mampu berinteraksi dengan siswa sehingga tercipta
suasana yang kondusif dalam proses belajar mengajar dan selanjutnya guru
memberikan perayaan atas apa yang dicapai siswa.
4.
Sistem Pendukung
Sarana yang dibutuhkan
dalam model pembelajaran ini berbeda-beda, tergantung pada fungsi dari
pembelajaran itu sendiri. Jika pembelajaran itu berhubungan dengan kontra
akademik, maka sumber-sumber yang sesuai harus tersedia. Namun jika
pembelajaran itu berbicara tentang penyuluhan terhadap masalah perilaku, maka
tidak diperlukan sumber, tapi cukup dengan keterampilan guru dalam menyuluh.
Berdasarkan dua kasus
tersebut, maka untuk mengatasinya diperlukan adanya susunan ruang yang
memungkinkan untuk pelaksanaan pembelajaran dengan metode ini. Sehingga
kapanpun siswa dapat mengubah posisi duduk mereka sesuai dengan kondisi. Dan
hal ini akan memudahkan siswa untuk merealisasikan masalah secara tepat dan
memadai tanpa diburu-buru oleh waktu. itu, alunan musik juga dapat mendukung
konsentrasi siswa dalam belajar. Serta membuat siswa lebih rileks saat menerima
pelajaran.
5.
Dampak Intruksional dan Pengiring
a.
Dampak Intruksional
1)
Kemapuan verbal adalah kemampuan untuk mengungkapan pengetahuan dalam bentuk
bahasa lisan ataupun verbal.
2)
Kemampuan keterampilan intelektual adalah kepekaan yang berhubungan dengan
lingkungan serta mempresentasikan konsep dan lambang.
3)
Kemampuan kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan kognitifnya
sendiri, kemampuaan ini meliputi konsep dan kaidah memecahkan masalah.
4)
Keterampilan motorik adalah kemampuan serangkaian jasmani antara koordinasi
otak dengan tubuh.
5)
Kemampuan sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasar
penelitian terhadap objek tersebut.
b.
Dampak Pengiring
Siswa memiliki rasa
percaya diri, dan terjalin rasa saling memiliki serta saling pengertian antara
guru dan siswa.
6. Kelebihan dan Kelemahan Model
Pembelajaran Quantum Teaching
a. Kelebihan Model Pembelajaran Quantum :
1)
Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu saluran
pikiran yang sama.
2)
Karena Quantum Teaching lebih melibatkan siswa, maka saat proses
pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap
penting oleh guru, sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.
3)
Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan
keterangan-keterangan yang banyak.
4)
Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
5)
Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
6)
Karena model pembelajaran Quantum Teaching membutuhkan kreativitas dari
seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, maka secara
tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya.
7)
Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh
siswa.
b.
Kelemahan Model Pembelajaran Quantum :
1)
Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping
memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau
jam pelajaran lain.
2)
Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu
tersedia dengan baik.
3)
Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha seseorang
siswa baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian dll. Maka dapat
mengganggu kelas lain.
4)
Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.
5)
Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa
ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.
6)
Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik
diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan
kesabaran itu diabaikan. Sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana
mestinya.
BAB III
KESIMPULAN
Quantum
Teaching merupakan suatu cara yang memberikan sebuah
gaya mengajar yang memberdayakan siswa untuk berprestasi lebih dari yang
dianggap mungkin. Juga membantu guru memperluas keterampilan siswa dan motivasi
siswa, sehingga guru akan memperoleh kepuasan yang lebih besar dari
pekerjaannya.
Kemudian langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba
memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik. Yaitu dengan cara yang harus dilakukan
seorang pendidik meliputi: untuk apa mengajarkan dengan sebuah peristiwa,
pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni,
rekreasi atau akademis mereka.
Ada
beberapa poin yang menjadikan prinsip dalam penerapan Quantum Teaching, yaitu: Berbicara, Bertujuan, Berpengalaman, kemudian mengakui dari setiap usaha, dan kelayakan. Dari beberapa prinsip tersebut
seorang pendidik haruslah siap memiliki bekal dari kelima-nya.
Dalam penyampaian metode Quantum Teaching seorang
pendidik juga harus memperhatikan beberapa hal diantaranya meliputi (1)
lingkungan, (2) suasana, (3) landasan, dan (4) rancangan . sedangkan isi
penyampaiannya mencakup masalah (penyajian yang prima, fasilitas yang luwes,
keterampilan belajar untuk belajar, dan keterampilan hidup).
Ada lima dari karakteristik model Quantum Teaching ini
yaitu: (1) Sintakmatik, (2) Sistem Sosial, (3) Prinsip Reaksi, (4) Sistem Pendukung, (5) Dampak Intruksional dan Pengiring.
Dan pada setiap suatu metode pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan, dalam
hal ini karena minimnya suatu sarana yang terkadang kurang mencukupi suatu
metode.
DAFTAR PUSTAKA
Wena. Made, Strategi
Pembelajaran Inovatif Kontempore (Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara, 2000)
Porter, Bobbi
de, Quantum Teaching (Bandung: Kaifa, 2003)
No comments:
Post a Comment