Search makalah

Friday 10 November 2017

MAKALAH QUANTUM TEACHING (stategi pembelajaran PAI)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, terutama dalam dunia pendidikan, segala kebutuhan masyarakat pendidik yang semakin kompleks maka pendidikan
membentuk suatu system, strategi serta proses pendidikan yang begitu beragam. Kurikulum pun juga menjadi penunjang jalannya pembelajaran.
Namun, walaupun demikian, segala sesuatu yang menyangkut tentang pendidikan, baik itu system, strategi serta proses di dalamnya, tiada lain hanya untuk mencapai salah satu tujuan belajar yang sesuai dengan kaidah-kaidah pembelajarannya, serta demi tercapainya pendidikan yang bermutu dan berkualitas bagi calon guru sebagai fasilitator dan peserta didik sebagai objek dimana proses belajar berlangsung.
Jika pendidik sudah mengetahui karakter masing-masing peserta didik maka pendidik tidak akan kesulitan untuk menyampaikan materi. Itu akan memudahkan peserta didik untuk menangkap atau memahami materi yang diberikan. Didalam strategi pembelajaran ada juga yang namanya Quantum Teaching. Yang dimana strategi untuk meningkatkan proses belajar mengajar menjadi menyenangkan. Maka dari itu makalah kali ini akan menjelaskan tentang metode dan media pembelajaran yang ada pada strategi pembelajaran.




B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Quantum Teaching?
2.      Apa Asas utama pembelajaran Quantum Teaching?
3.      Apa prinsip pembelajaran Quantum Teaching?
4.      Bagaimana model pembelajaran Quantum Teaching?
5.      Bagaimana karakter pembelajaran Quantum Teaching?
6.      Bagaimana kelebihan dan kelemahan pembelajaran Quantum Teaching?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian Quantum Teaching.
2.      Untuk mengetahui utama pembelajaran Quantum Teaching.
3.      Untuk mengetahui prinsip pembelajaran Quantum Teaching.
4.      Untuk mengetahui model pembelajaran Quantum Teaching.
5.      Untuk mengetahui karakter pembelajaran Quantum Teaching.
6.      Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran Quantum Teaching.










BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Quantum teaching
Quantum Teaching merupakan proses pembelajaran dengan menyediakan latar belakang dan strategi untuk meningkatkan proses belajar mengajar menjadi menyenangkan. Pembelajaran Quantum Teaching mencakup petunjuk untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif merancang pengajaran, menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar.
Banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam membuat strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa, yang tidak mengharuskan menghafal fakta-fakta, tetapi strategi yang mendorong siswa mengkontruksikan pengetahuan dibenak siswa itu sendiri, salah satu diantaranya dengan menerapkan pembelajaran Quantum Teaching
Porter menyatakan bahwa, Quantum Teaching menunjukan kepada anda menjadi guru yang baik. Quantum Teaching cara-cara yang baru yang memudahkan proses belajar lewat pemanduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang anda ajarkan. Dan dengan menggunakan metode Quantum Teaching anda akan dapat menggabungkan keistimewaan-keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pelajaran yang akan melejitkan prestasi siswa.
Quantum Teaching merupakan suatu cara yang memberikan sebuah gaya mengajar yang memberdayakan siswa untuk berprestasi lebih dari yang dianggap mungkin. Juga membantu guru memperluas keterampilan siswa dan motivasi siswa, sehingga guru akan memperoleh kepuasan yang lebih besar dari pekerjaannya.


                              
2.      Asas Utama Pembelajaran Quantum Teaching
Menurut De porter. B (2004), asas utama quantum teaching adalah “bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Dari asas utama ini, dapat disimpulkan bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik. Cara yang dilakukan seorang pendidik meliputi: untuk apa mengajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa mereka kedalam dunia kita dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. “Dunia kita” dipeluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.
3.      Prinsip-prinsip Pembelajaran Quantum Teaching
PRINSIP
PENERAPAN di KELAS
1.      Segalanya berbicara : segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pembelajaran, semuanya mengirimkan pesan tentang belajar.
Dalam hal ini guru dituntut untuk mampu merancang/mendesain segala aspek yang ada di lingkungan kelas (guru media pembelajaran, dan siswa) maupun sekolah (guru lain, kebun sekolah,, sarana olahraga, kantin sekolah,dsb) sebagai sumber belajar bagi siswa.
2.      Segalanya bertujuan : semuanya yang terjadi dalam kegiatan PBM mempunyai tujuan.
Dalam hal ini kegiatan belajar harus jelas tujuannya pembelajaran ini harus dijelskan pada siswa.
3.      Pengalaman sebelum pemberian nama: proses belajar paling baik terjadi ketika siawa telah mengalami sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.

Dalam mempelajari sesuatu (konsep, rumus, teori dsb) harus dilakukan dengan cara memberi siswa tugas (pengalaman/eksperimen) terlebih dahulu. Dengan tugas tersebut akhirnya siswa mampu menyimpulkan sendiri konsep, rumus dan teori tersebut. Dalam hal ini guru harus mampu merancang pembelajaran yang mendorong siswa untuk melakukan penelitian sendiri dan berhasil menyimpulkan simulasi konsep agar siswa memperoleh pengalaman.
4.      Akui setiap usaha : dalam setiap proses PBM siswa patut mendapat pengakuan atas presentasi dan kepercayaan dirinya
Guru harus mampu member penghargaan/pengakuan pada setiap usaha siswa. Jika usaha siswa jelas salah, guru harus mampu member pengakuan/pengahargaan walaupun uasaha siswa salah dan secara perlahan membetulakan jawaban siswa yang salah. Jangan mematikan semangat siswa untuk belajar.
5.      Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan: perayaan dapat memberi umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi positif dengan belajar.
Dalam hal ini guru harus memiliki strategi untuk member umpan balik (feedback) positif yang dapat mendorong semangat belajar siswa. Berilah umpan balik positif pada setiap usaha siswa, baik secara berkelompok maupun secara individu.

4.      Model Pembelajaran Quantum Teaching
Menurut De porter, B (2004), quantum  teaching mempunyai dua bagian penting yaitu dalam seksi konteks meliputi (1) lingkungan, (2) suasana, (3) landasan, dan (4) rancangan . sedangkan isi  mencakup masalah (penyajian yang prima, fasilitas yang luwes, keterampilan belajar untuk belajar, dan keterampilan hidup).
Dalam konteks guru dituntut harus mampu mengubah : 1) suasana yang memberdayakan untuk kegiatan PBM, (2) landasan yang kukuh untuk kegiatan PBM , (3) lingkungan yang mendukung PBM, dan (4) rancangan pembelajaran yang dinamis. Sedangkan dalam isi pembelajaran dan strategi yang dibutuhkan siswa unutk bertanggung jawab atas apa yang dipelajarinya.





Model Konteks
Penerapan di Kelas

1.    Lingkungan
Hal ini terkait dengan ruang kelas seperti peantaan meja dan kursi belajar, pencahayan, penataan  media pembelajaran, gambar/poster pada dinding kelas, tanaman di kelas, penataan alat bantu mengajar (media audiovisual). Semua yang ada di dalam kelas harus ditata sedemikian rupa sehingga mampu menumbuhkan dan merangsang suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif . dalam hal ini yang perlu diperhatikan ialah rasio jumlah siswa dengan luas ruangan kelas harus seimbang. Jika dalam suatu ruangan siswa terlalu banyak maka sulit menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.

2.    Suasana
Hal ini terkait dengan penciptaan suasana batin siswa saat belajar. Lingkungan fisik kelas yang menyenangkan belum tentu bisa menumbuhkan dan merangsang suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menciptakan suasan kelas yang menyenangkan dengan berbagi cara seperti bersikap simpatik, ramah, raut wajah yang penuh kasih saying, humoris, suara yang lembut tetapi jelas, dsb.

3.    Landasan
Merupakan kerangka kerja yang harus dibangun dan disepakati bersama antara guru dan murid. Landasan ini mencakup (1) tujuan yang sama (2) prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang sama (3) keyakinan kuat mengenai belajar dan mengajar, dan (4) kesepakatan,kebijakan,prosedur, dan peraturan yang jelas.
4.    Rancangan
Hal ini terkait dengan kemampuan guru untuk mampu menumbuhkan dan meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Menumbuhkan dan meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa dpat dilakukan dengan berbagai cara seperti penggunaan berbagai media (visual, audio, kinestetik ) dalam pembelajaran (lihat model motivasional keller )


5.      Karakteristik Model Pembelajaran Quantum Teaching
Karakteristik model pembelajaran quantum teaching terdiri dari:
1.         Sintakmatik
Rancangan
Penrapan dalam PBM
1.      Tumbuhkan
Pada langkah ini guru harus menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa. Dan memberi tahu siswa bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas pendidikan mereka sendiri, mengaitkan pelajarn dengan masa depan dan berguna dalam dunia nyata. Sehingga mereka tahu apa manfaat dari apa yang sdang mereka pelajari bagi diri mereka biasannya dikenal dengan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku).

2.      Alami
 Guru memberikan pengalaman kepada siswa dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Karena pengalaman membangun keingintahuan siswa dan dapat menciptakan beberapa pertanyaan dalam benak mereka. Saat pengalaman terbentang, guru mengumpulkan inforamasi untuk memaknai pengalaman tersebut. Informasi ini membuat yang abstrak menjadi konkrit.

3.      Namai
 Setelah membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman mereka, maka penamaan dapat memuaskan keingintahuan siswa. Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan merupakan informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya. Guru menyediakn kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dan sebuah masukan.

4.      Demonstrasi
Guru diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Guru memberikan peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain dan ke dalam kehidupan mereka serta mampu memperagakan tingkat kecakapan mereka dengan pengetahuan yang baru saja mereka miliki
5.      Ulangi
     Siswa diberi kesempatan untuk mengajarkan pengetahuan baru mereka kepada orang lain. Tentunya, dengan menggunaka cara yang berbeda dari asalnya. Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini”. Dan tentunya menunjukan pelajar cara-cara mengulang materi yang telah dibahas.

6.      Rayakan
Pada langkah terakhir ini, saatnya untuk memberikan penghormatan atas usaha, keberhasilan dan ketekunan yang dilakukan dengan perayaan. Hal ini akan memperkuat kesuksesan dan memberi motivasi siswa. Perayaan disini dapat dilakukan dengan memberikan pujian, bernyanyi, bermain tepuk, pesta kelas dll.
2.         Sistem Sosial
Sistem sosial model ini menghendaki guru berangkat dari asumsi bahwa guru hanya sebagai fasilitator dan reflector saja. Yang lebih di utamakan adalah keaktifan siswa. Karena siswa bertanggung jawab penuh atas pendidikan mereka sendiri . Peran guru lebih dari sekedar pemberi ilmu pengetahuan, tetapi guru adalah rekan belajar, model, pembimbing dan mengubah kesuksesan siswa. Artinya, kewenagan dibagi antara siswa dan guru. Norma yang berlaku terletak pada kebebasan berfikir dan berpeilaku saat dalam proses pembelajaran. Ganjaran yang dipakai tidak bersifat hukuman namun perayaan. Karena perayaan dapat memperkuat kesuksesan dan motivasi siswa. Misalnya, berupa pujian,tepuk tangan, empati dari guru,dll. Dan untuk menata suasana hati siswa, dapat digunakan musik saat proses pembelajaran.
Guru menanamkan nilai dan keyakinan yang positif dalam diri siswa. Mengutamakan keberagaman dan kebebasan sebagai kunci interaksi dan bersifat humanistik. Guru juga menyeimbangkan ketermpilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi material siswanya. Serta mengintegrasikan totalitas tubuh dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran bisa berlangsung nyaman dan hasilnya optimal.
3.         Prinsip Reaksi
Dalam quantum teaching guru mampu menumbuhkan kreatifitas siswa, sehingga siswa tahu akan manfaat yang telah dipelajarinya. Guru mampu berinteraksi dengan siswa sehingga tercipta suasana yang kondusif dalam proses belajar mengajar dan selanjutnya guru memberikan perayaan atas apa yang dicapai siswa.
4.         Sistem Pendukung
Sarana yang dibutuhkan dalam model pembelajaran ini berbeda-beda, tergantung pada fungsi dari pembelajaran itu sendiri. Jika pembelajaran itu berhubungan dengan kontra akademik, maka sumber-sumber yang sesuai harus tersedia. Namun jika pembelajaran itu berbicara tentang penyuluhan terhadap masalah perilaku, maka tidak diperlukan sumber, tapi cukup dengan keterampilan guru dalam menyuluh.
Berdasarkan dua kasus tersebut, maka untuk mengatasinya diperlukan adanya susunan ruang yang memungkinkan untuk pelaksanaan pembelajaran dengan metode ini. Sehingga kapanpun siswa dapat mengubah posisi duduk mereka sesuai dengan kondisi. Dan hal ini akan memudahkan siswa untuk merealisasikan masalah secara tepat dan memadai tanpa diburu-buru oleh waktu. itu, alunan musik juga dapat mendukung konsentrasi siswa dalam belajar. Serta membuat siswa lebih rileks saat menerima pelajaran.
5.         Dampak Intruksional dan Pengiring
a.       Dampak Intruksional
1)      Kemapuan verbal adalah kemampuan untuk mengungkapan pengetahuan dalam bentuk bahasa lisan ataupun verbal.
2)      Kemampuan keterampilan intelektual adalah kepekaan yang berhubungan dengan lingkungan serta mempresentasikan konsep dan lambang.
3)      Kemampuan kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan kognitifnya sendiri, kemampuaan ini meliputi konsep dan kaidah memecahkan masalah.
4)      Keterampilan motorik adalah kemampuan serangkaian jasmani antara koordinasi otak dengan tubuh.
5)      Kemampuan sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasar penelitian terhadap objek tersebut.
b.      Dampak Pengiring
Siswa memiliki rasa percaya diri, dan terjalin rasa saling memiliki serta saling pengertian antara guru dan siswa.
6.      Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Quantum Teaching
a.       Kelebihan Model Pembelajaran Quantum :
1)      Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
2)      Karena Quantum Teaching lebih melibatkan siswa, maka saat proses pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru, sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.
3)      Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.
4)       Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
5)      Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
6)      Karena model pembelajaran Quantum Teaching membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, maka secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya.
7)      Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa.

b.      Kelemahan Model Pembelajaran Quantum :
1)      Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
2)      Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
3)      Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha seseorang siswa baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian dll. Maka dapat mengganggu kelas lain.
4)      Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.
5)      Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.
6)      Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan. Sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.












BAB III
KESIMPULAN

Quantum Teaching merupakan suatu cara yang memberikan sebuah gaya mengajar yang memberdayakan siswa untuk berprestasi lebih dari yang dianggap mungkin. Juga membantu guru memperluas keterampilan siswa dan motivasi siswa, sehingga guru akan memperoleh kepuasan yang lebih besar dari pekerjaannya.
Kemudian langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik. Yaitu dengan cara yang harus dilakukan seorang pendidik meliputi: untuk apa mengajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka.
Ada beberapa poin yang menjadikan prinsip dalam penerapan Quantum Teaching, yaitu: Berbicara, Bertujuan, Berpengalaman, kemudian mengakui dari setiap usaha, dan kelayakan. Dari beberapa prinsip tersebut seorang pendidik haruslah siap memiliki bekal dari kelima-nya.
Dalam penyampaian metode Quantum Teaching seorang pendidik juga harus memperhatikan beberapa hal diantaranya meliputi (1) lingkungan, (2) suasana, (3) landasan, dan (4) rancangan . sedangkan isi penyampaiannya mencakup masalah (penyajian yang prima, fasilitas yang luwes, keterampilan belajar untuk belajar, dan keterampilan hidup).
Ada lima dari karakteristik model Quantum Teaching ini yaitu: (1) Sintakmatik, (2) Sistem Sosial, (3) Prinsip Reaksi, (4) Sistem Pendukung, (5) Dampak Intruksional dan Pengiring. Dan pada setiap suatu metode pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan, dalam hal ini karena minimnya suatu sarana yang terkadang kurang mencukupi suatu metode.


DAFTAR PUSTAKA

Wena. Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontempore (Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara, 2000)
Porter, Bobbi de, Quantum Teaching (Bandung: Kaifa, 2003)


No comments:

cari judul makalah