Search makalah

Tuesday 7 November 2017

MAKALAH TENTANG HARI KIAMAT

BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian hari akhirat
       Kata “akhirat” berasal dari kata bahasa arab, al-akhiroh  yang berarti “ ujung dari sesuatu” ,antonim dari al-awwal atau “ yang terdahulu”.  Kata al-akhiroh  disebut sebanyak  115 kali didalam Al-Qur’an. Sebelum terjadi hari akhirat [kiamat], terlebih dahulu  Allah Subhanahu Wa Ta’ala. memberi banyak tanda-tandanya yang disampaikan kepada Rosulullah.

Yaumul akhir atau hari kiamat adalah hari akhir kehidupan seluruh manusia dan makhluk hidup didunia yang harus kita percayai kebenaran adanya yang menjadi jembatan menuju kehidupan di aakhirat yang kekal dan abadi. Iman kepada hari kiamat adalah rukun iman yang ke-lima. Hari kiamat diawali dengan tiupan terompet sangkakala oleh malaikat isrofil untuk menghancurkan bumi beserta seluruh isinya.
Hari kiamat tidak dapat diprediksi kapan akan datangnya karena merupakan rahasia Allah SWT. Yang tidak dapat diketahui oleh siapapun. Namun dengan demikian kita masih bisa mengetahui kapan datangnya hari kiamat dengan melihat tanda-tanda yang diberikan oleh nabi Muhammad SAW.
      Dan tanda-tanda hari kiamat ini,terbagi menjadi 2 bagian, yaitu: kiamat kecil dan kiamat besar, hingga sampai saat telah kita menyaksikan sendiri secara langsung sebagian tanda-tanda kiamat kecil  baik melalui berita-berita dari  radio,televisi , koran ,wa ghoiro dzalik. Misalnya: Banyaknya bangunan [gedung-gedung], banyaknya jumlah wanita ketimbang pria, contoh kecil dalam kelas kita IAT 1 sekarang ini, perzinahan telah merajalela dimata dunia, tidak bisa dipungkiri lagi tentang kejadian-kejadian ini, karena kejadian seperti ini merupakan suatu tanda kiamat kecil. Tinggal menunggu kapan terjadinya tanda-tanda kiamat besar, seperti  keluarnya Dajjal, waghoiro dzalik.
          Hari akhir adalah bagian dari rukun iman yang wajib diyakini oleh setiap insan yang beriman, dengan alasan bahwa hari akhir termasuk bagian dari keimanan atas perkara-perkara  yang bersifat gaib. Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam, sendiri merupakan manusia pilihan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. dan manusia paripurna dibandingkan insan lain dimuka bumi ini, tidak mengerti tentang itu.
         Dalam sebuah riwayat dinyatakan, bahwa pada suatu saat Rosulullah kedatangan tamu seorang laki-laki yang kedatangannay tidak dimengerti oleh siapapun yang  bersama dengan Rosulullah  pada saat itu. Kemudian dia menanyakan beberapa hal tentang agama, salah satu pertanyaan adalah mengenai hari akhir. Dia bertanya , “Wahai utusan Allah! Adakah enkau mengerti tentang waktu datangnya hari akhir?”. Rosulullah menjawab “ Bukankah yang bertanya lebih mengerti?” . Rosulullah melanjutkan jawabannya,” Aku hanya akan menyebutkan tanda-tanda kedatangannya”.
        Realitas percakapan ini menunjukan bahwa pada dasarnya persoalan mengenai hari akhir merupakan suatu perkara yang bersifat abstrak, dan tidak mungkin dapat diprediksi dengan rasionalitas manusia. Hal ini menunjukan bahwa yang mengetahui tentang tibanya hari kiamat hanyalah AllahU Subhanahu Wa Ta’ala. oleh karena itu, keimanan dalam hal ini disebt dengan keimanan yang bersifat ghoibiyat [1].
        Keyakinan atas hari akhir merupakan rukun iman yang kelima dari enam rukun iman. Didalam Al-Qur’an ataupun As-Sunnah, keyakinan atas hari akhir seringkali diiringi dengan bukti keimanan seseorang kepada Allahu subhanahu Wa Ta’ala. secara Rasional seseorang yang tidak beriman kepada hari akhir, secara otomatis orang itu tidak dapat dikatakan sebagai seorang yang beriman kepada Allahu Subhanahu wa Ta’ala. karena Allah juga merupakan Zat yang bersifat Gaib. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa ta’ala. dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah:3-5

الذين يؤمنون بالغيب ويقيمونالصلوةوممارزقنهم ينفقون. والذين يؤمنون بماانزل اليك وماانزل من قبلك وبالاخرةهم يوقنون.الئك عل هدى من ربهم والئك هم المفلحون.

       “[Yaitu] mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada kitab [Al-Qur’an] yang telah diturunkan kepadamu [Muhammad  ‘Alaihi Wa Sallam] dan [kitab-kitab] yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.   [al-Baqarah: 3-5]

         Ayat diatas menjelaskan bahwa seseorang dapat dinyatakan sebagai orang beriman apabila ia beriman kepada perkara-perkara yang bersifat gaib. Karena dengan keyakinan atas perkara ini niscaya dia termasuk dalam kategori seorang yang bertakwa kepada Allahu Subhanahu Wa Ta’ala. dengan ketakwaan ini  niscaya dia adalah seorang yang berbahagia, karena telah mendapat hidayah dari Allahu  Subhanahu Wa Ta’ala.
          Diantara dalil-dalil mengenai iman kepada hari akhir ialah,didalam  Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 177, wa ghoiro dzalik.[2]
       
A.Nama-Nama Hari kiamat dalam alquran

     Istilah hari kiamat memiliki beberapa dimensi makna, antara lain:
   1. Hari kiamat
       Nama ini terdapat pada 70 ayat Al-Qur’an ,antara lain:
       An- Nisaa’ : 87, Al-Isra’ : 97, Asy- Syua’ara : 45
   2. Hari Akhir
         Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah:ayat 177 dan ayat 232, dan surat At- Taubah
         ayat 18.
   3. Sa’ah [waktu]
       Firman Allah dalam surat al-hijr ayat 85 dan al- hajj ayat 1.
   Dan masih banyak lagi nama-nama hari kiamat dalam alquran.

B .    Peristiwa Setelah Hari Akhir
1.      Alam Barzah juga disebut alam kubur. Di alam barzah manusia sudah dapat merasakan balasan amal baik dan buruk.
2.      Yaumul Ba’as artinya hari kebangkitan, yaitu hari bangkitnya kembali seluruh umat manusia sejak nabi Adam a.s. hingga manusia terakhir dari alam kubur setelah malaikat Israfil meniup sangkakala yang kedua.
3.      Yaumul Mahsyar adalah hari berkumpulnya seluruh umat manusia. Setelah manusia dibangkitkan dari alam kubur, manusia digiring dan dikumpulkan di padang mahsyar.
4.       Yaumul Mizan yaitu hari penimbangan amal baik dan amal buruk yang dilakukan manusia selama hidupnya.
5.      Yaumul Hisab artinya hari perhitungan amal baik dan  buruk yang dilakukan selama hidupnya.
6.      Sirattalmustaqimt adalah jalan atau jembatan penentu dari setiap manusia setelah diperhitungkan dan ditimbang perbuatan baik-buruknya. Sirat tersebut menentukan manusia masuk surga atau neraka.
7.      Syafaat adalah pertolongan yang diperoleh umat manusia yang beriman, Islam dan ihsan. Pertolongan tersebut berasal dari amal perbuatan yang baik ketika di dunia. Bagi orang beriman dan beramal saleh kelak pada hari Kiamat akan mendapat syafaat berupa kemudahan dan keringanan dari berbagai kesulitan yang dihadapi.
8.      Surga dan Neraka adalah tempat terakhir yang diciptakan oleh Allah SWT untuk memberikan balasan atas perbuatan manusia semasa di dunia.[3]
        
2. a.Gambaran kehidupan akhirat
     Kehidupan di dunia ini sebenarnya adalah kehidupan menuju akhirat. Ia adalah jembatan yang mesti dilalui oleh setiap manusia sebelum menempuh alam akhirat.Kehidupan dunia ini merupakan jembatan penyeberangan, bukan tujuan akhir dari sebuah kehidupan, melainkan sebagai sarana menuju kehidupan yang sebenarnya, yaitu kehidupan akhirat. Banyak dalam alquran di sebutkan bagaimana gambaran kehidupan akhirat.
·         Dalam surat Hud:103-108 di jelaskan tentang gambaran kehidupan akhirat;
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِمَنْ خَافَ عَذَابَ الآخِرَةِ ذَلِكَ يَوْمٌ مَجْمُوعٌ لَهُ النَّاسُ وَذَلِكَ يَوْمٌ مَشْهُودٌ (١٠٣) وَمَا نُؤَخِّرُهُ إِلا لأجَلٍ مَعْدُودٍ (١٠٤) يَوْمَ يَأْتِ لا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلا بِإِذْنِهِ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ (١٠٥) فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ (١٠٦) خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ إِلا مَا شَاءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ (١٠٧) وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ إِلا مَا شَاءَ رَبُّكَ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ (١,٨)
    “Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Itulah hari ketika semua manusia dikumpulkan untuknya, dan itulah hari yang disaksikan (oleh semua makhluk). Dan Kami tidak akan menunda (kedatangan hari kiamat), kecuali sampai waktu yang sudah ditentukan. Ketika hari itu datang, tidak seorang pun yang berbicara, kecuali dengan izin-Nya, maka di antara mereka ada yang sengsara dan ada yang berbahagia]. Maka adapun orang-orang yang sengsara, maka (tempatnya) di dalam neraka, di sana mereka mengeluarkan dan menarik nafas dengan merintih, Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sungguh, Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Dan adapun orang-orang yang berbahagia, maka (tempatnya) di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain),sebagai karunia yang tidak ada putus-putusnya.”
     Dalam ayat 103-104 di sebutkan bahwa banyak siksa yang di timpakan kepada kaum Nuh,’Ad,Tsamud dan negri-negri yang berbuat zalim,sesungguhnya siksanya sangat pedih dirasakan badan serta meluluhkan semua keinginan. Dan dari kisah-kisah tersebut benar-benar terdapat pelajaran bagi orang yang bertaqwa kepada siksa akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang di kumpulkan semua manusia untuk menghadapinya guna di periksa kemudian diberi sanksi dan ganjaran  yang di saksikan oleh banyak makhluk,manusia,malaikat dan jin. Allah tidak akan mengundurkan hari itu jika waktunya telah tiba dan hanyalah allah yang tahu tentang rahasia datangnya hari kiamat. 
   Pada ayat 105-106 hari kiamat itu pasti datang dan ketika datang, tidak ada  satu jiwa pun baik yang taat apalagi yang durhaka yang boleh berbicara  kecuali dengan izinnya.maka di antara mereka ada yang bahagia dan ada yang celaka ,maka tempat mereka di neraka[4].
    Dalam lafadz (لاتكلف نفس الاباذنه  ) tidak ada satu jiwa pun yang berbicara kecuali dengan izinnya. kata Thabathabai’ dalam lafad  الاباذنه , ba’ nya berarti  disertai yaitu tidak ada yang menyampaikan pembicaraan kecuali  pembicaraan yang sertai dengan izin allah.   Pada lafad فمن شقي وسعيد  kata شقي seseorang yang sedang bergelimang dalam kecelakaan dan kesengsaraan serta keburuka yang tidak nyaman  bagi yang bersangkutan. Sedangkan سعيد adalah lawannya.
  Kata زفير bermakna hembusan  pengeluaran nafas dengan mendorong secara keras  karena sesaknya  dada  dan sulitnya  bernafas. Sedangkan kata  شهق adalah lawannya.
Ayat 107-108 menjelaskan yang bahwa kemungkinan adanya penghuni neraka yang tidak kekal selama-lamnya ,mereka adalah yang memperoleh syafaat.di bersihkan dari dosa-dosa dan di pindah ke syurga karena dapan ampunana dari allah. Dan juga kepada orang yang mendapat kebahagiaan masuk surge dan kekal di dalamnya,kecuali orang-orang  yang di kehendaki allah untuk  di tunda waktunya masuk surga karena orang mukmin yang banyak melakukan dosa.[5]
·         Dalam surat Al ghasyiyah 1-16  juga di sebutkan yang artinya:
     “ Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?. Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, bekerja keras lagi kepayahan, diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas.mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri,yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar. Banyak muka pada hari itu berseri-seri, merasa senang karena usahanya, dalam surga yang tinggi,tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna.Di dalamnya ada mata air yang mengalir.Di dalamnya ada takhta-takhta yang di tinggikan,dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya),dan bantal-bantal sandaran yang tersusun,dan permadani-permadani yang terhampar.”
      Ayat-ayat ini menjelaskan salah satu dari kesan kesan yang dalam dan tenang,yang membangkitkan hati untuk memikirkan dan merenungkan,menimbulkan harapan dan keinginan. juga menimbulkankan ketakutan dan kesedihan,serta mendorong orang  agar selalu mengadakan perhitungan untuk menghadapi hari perhitungan. Ayat ini juga membawa hati manusia untuk berkeliling di 2 lapangan yaitu lapangan akhirat dan lapangan alam semesta,dengan ini Allah memberikan peringatan kepada manusia terhadap perhitungan akhirat.kekuasaan Allah,dan kepastian akan kembali kepadanya nanti pada akhir prjalanan hidup.[6]
 b.Akhirat sebagai Tujuan Hidup Kaum Muslim
Ø  Di dalam Al-qur’an Qs Al-an’am ayat 31:
قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَىٰ مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَىٰ ظُهُورِهِمْ ۚ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
        “ sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan allah ,sehingga apabila kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba,mereka berkata,”alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu”sambil mereka memikul dosa-dosa diatas punggungnya .Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu.”
      Potongan ayat yang berarti ,Sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya.ini menjelaskan bahwa penampilan mereka yang seperti hewan tunggangan.Bahkan ,hewan lebih bagus keadaannya dibandingkan mereka.Karena hewan membawa beban bawaan biasa.Sedangkan ,mereka membawa beban dosa-dosa mereka sendiri! Hewan-hewan itu,setelah bebannya diturunkan ,maka ia dapat pergi dan istirahat.sedangkan mereka itu membawa beban dosa-dosa  mereka ke neraka jahanam sambilan diiringi dengan cemoohan.
          kemudian potongan ayat selanjutnya  menjelaskan bahwa,yang berarti ,Ingatlah,amatlah buruk apa yang mereka pikul
        Dalam peristiwa ini ,yang menceritakan kerugian dan kesia-siaan,seteah setelah peristiwa yang menceritakan kengerian dan ketegangan ,datanglah frasa terakhir dalam redaksional ini.Frasa yang menceritakan hakikat tentang kehidupan di dunia di bandingkan kehidupan di akhirat .
       Dan di surat Al-an’am ayat 32: 
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلا تَعْقِلُونَ (٣٢
      “Dan kehidupan dunia ini,hanyalah permainan dan senda gurau ,sedangkan negeri akhirat itu ,sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.Tidakkah kamu mengerti”
        Dan di dalam surah adh-dhuhaa ayat 4 menjelaskan bahwa,Tidak pernah surut sumber karunianya dan limpahan pemberiannya .Maka,engkau akan mendapat di sisinya di akhirat nanti yang jauh  lebih baik dari pada yang  di berikannya kepada mu di dunia[7].
Ø  Surah Adh-huhaa ayat 4:
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ
    Artinhya;sungguh hari akhir itu lebih baik bagimu  dari  pada permulaan (dunia) .
       Itu adalah kebaikan pertama dan yang akhir ,sejak permulaan hingga akhir.
       Dan di dalam surah AL-A’laa dari kata mar’aa yang berarti semua tumbuh-tumbuhan.Tumbuh-tumbuhan ini pada awal pertumbuhnnya tampak hijau warnanya,kemudian layu,lalu menjadi kering kehitam-hitaman .akan tetapi diantara hijau dan kering ,dalam setiap keadaannya,ia sama-sama digunakan untuk kebutuhan kehidupan duniawi.
       Isyarat kepada kehidupan tumbuh-tumbuhan disini memberi kesan dari ujung yang samar bahwa segala tumbuhan  akan ada masa menuai dan setiap mahluk hidup ada kesudahannya.ini adalah sentuhan yang sesuai dengan pembicaraan tentang kehiupan dunia dan kehidupan akhirat.[8]
Ø  Di surah al-a’laa ayat 16-17 :
     “Tetapi ,kamu memilih kehidupan duniawi.sedangkan ,kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal .”
        Kehidupan dunia bagaikan tumbuh-tumbuhan ini ,yang akan berkesudahan  lalu menjadi kering  kehitam-hitaman .Sedangkan ,akhirat adalah kehidupan yang kekal abadi.
منْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَهُ وَمَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ » رواه ابن ماجه
       Rasulullah saw. Bersabda, “Barang siapa yang menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka Allah memecah-mecah urusannya dan menjadikan kemiskinan di depan matanya. Dia juga takkan mendapatkan dunia kecuali yang telah ditetapkan atasnya. Dan barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai niatnya, maka Allah menghimpun urusannya, menjadikan kecukupan ada di dalam hatinya, dan dunia pun menghampirinya sementara ia memandangnya sebagai sesuatu yang hina.” (HR. Ibnu Majah)
       Indahnya pesona dunia membuat banyak manusia terpedaya dan tertipu karenanya. Mereka mengerahkan segenap kemampuannya untuk meraihnya, tanpa sadar usia dan tenaga mereka habis untuk itu. Bila pun kemewahan dunia berhasil diraihnya, namun itu bukan sarana utama meraih kebahagiaan hakiki.
        Menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir dari kehidupan, membuat kita sadar bahwa dunia ini tidak lebih dari sebuah ladang tempat menanam benih kebaikan untuk kita petik buahnya kelak di akhirat. Kesadaran ini membimbing kita untuk mempersembahkan kehidupan kita yang terbaik untuk Allah Taala; harta dan jiwa kita sekaligus. Karena kita sesungguhnya telah melakukan transaksi jual beli dengan Allah.
        Dalam hadits di atas Rasulullah saw. Memberi garansi bagi mereka yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya, hidup dan matinya hanya untuk Allah semata disertai keikhlasan penuh kepada-Nya, maka dunia itu akan mendatanginya, Allah mudahkan berbagai urusannya dan Ia letakkan kebahagiaan dalam dirinya.[9]
       
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Hari akhirat adalah hari akhir kehidupan seluruh manusia dan makhluk hidup didunia yang harus kita percayai kebenaran adanya yang menjadi jembatan menuju kehidupan di aakhirat yang kekal dan abadi. Hari kiamat tidak dapat diprediksi kapan akan datangnya karena merupakan rahasia Allah SWT. Yang tidak dapat diketahui oleh siapapun. Namun dengan demikian kita masih bisa mengetahui kapan datangnya hari kiamat dengan melihat tanda-tanda yang diberikan oleh nabi Muhammad SAW.
Peristiwa Setelah Hari Akhir di antaranya: Alam Barzah, Yaumul Ba’as, Yaumul Mahsyar,Yaumul Mizan, Yaumul Hisab dll. Dan juga terdapat banyak dalam Alquran bagaimana gambaran kehidupan akhirat karena tujuan hidup manusia di dunia ini hanya untuk kehidupan akhirat dan kehidupan akhirat itulah kaum muslim dan orang kafir akan di dalamnya.







[1] Tim gema insani “ Ensiklopedia kiamat “ hlm.2
[2] Ibid. hlm.6
[3] S.marhan royani,”kiamat dan akhirat” hlm.61
[4] Quraish Shihab,”Tafsir Al misbah” jilid 6, hlm. 342
[5] Ibid. hlm.346
[6] Sayyid Qutb, “Tafsir Fi zilalil Quran” jilid 12 hlm.256
 [7] Sayyid Qutb, “Tafsir Fi zilalil Quran” jilid 4 hlm.64
[8] Sayyid Qutb, “Tafsir Fi zilalil Quran” jilid 12 hlm.291
[9] Sayyid Qutb, “Tafsir Fi zilalil Quran” jilid 7 hlm.64

No comments:

cari judul makalah