BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian hari akhirat
Kata “akhirat” berasal dari
kata bahasa arab, al-akhiroh yang
berarti “ ujung dari sesuatu” ,antonim dari al-awwal atau “ yang
terdahulu”. Kata al-akhiroh disebut sebanyak 115 kali didalam Al-Qur’an. Sebelum terjadi
hari akhirat [kiamat], terlebih dahulu
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. memberi banyak tanda-tandanya yang
disampaikan kepada Rosulullah.
Yaumul akhir atau hari kiamat adalah hari akhir kehidupan seluruh manusia dan makhluk hidup didunia yang harus kita percayai kebenaran adanya yang menjadi jembatan menuju kehidupan di aakhirat yang kekal dan abadi. Iman kepada hari kiamat adalah rukun iman yang ke-lima. Hari kiamat diawali dengan tiupan terompet sangkakala oleh malaikat isrofil untuk menghancurkan bumi beserta seluruh isinya.
Hari kiamat tidak dapat diprediksi kapan akan datangnya
karena merupakan rahasia Allah SWT. Yang tidak dapat diketahui oleh siapapun.
Namun dengan demikian kita masih bisa mengetahui kapan datangnya hari kiamat
dengan melihat tanda-tanda yang diberikan oleh nabi Muhammad SAW.
Dan tanda-tanda hari
kiamat ini,terbagi menjadi 2 bagian, yaitu: kiamat kecil dan kiamat
besar, hingga sampai saat telah kita menyaksikan sendiri secara langsung
sebagian tanda-tanda kiamat kecil baik
melalui berita-berita dari
radio,televisi , koran ,wa ghoiro dzalik. Misalnya: Banyaknya bangunan
[gedung-gedung], banyaknya jumlah wanita ketimbang pria, contoh kecil dalam
kelas kita IAT 1 sekarang ini, perzinahan telah merajalela dimata dunia, tidak
bisa dipungkiri lagi tentang kejadian-kejadian ini, karena kejadian seperti ini
merupakan suatu tanda kiamat kecil. Tinggal menunggu kapan terjadinya
tanda-tanda kiamat besar, seperti
keluarnya Dajjal, waghoiro dzalik.
Hari akhir adalah bagian dari rukun iman yang wajib diyakini oleh
setiap insan yang beriman, dengan alasan bahwa hari akhir termasuk bagian dari
keimanan atas perkara-perkara yang
bersifat gaib. Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam, sendiri merupakan
manusia pilihan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. dan manusia paripurna dibandingkan
insan lain dimuka bumi ini, tidak mengerti tentang itu.
Dalam sebuah riwayat dinyatakan, bahwa pada suatu saat Rosulullah
kedatangan tamu seorang laki-laki yang kedatangannay tidak dimengerti oleh
siapapun yang bersama dengan
Rosulullah pada saat itu. Kemudian dia
menanyakan beberapa hal tentang agama, salah satu pertanyaan adalah mengenai
hari akhir. Dia bertanya , “Wahai utusan Allah! Adakah enkau mengerti
tentang waktu datangnya hari akhir?”. Rosulullah menjawab “ Bukankah
yang bertanya lebih mengerti?” . Rosulullah melanjutkan jawabannya,” Aku
hanya akan menyebutkan tanda-tanda kedatangannya”.
Realitas percakapan
ini menunjukan bahwa pada dasarnya persoalan mengenai hari akhir merupakan
suatu perkara yang bersifat abstrak, dan tidak mungkin dapat diprediksi dengan
rasionalitas manusia. Hal ini menunjukan bahwa yang mengetahui tentang tibanya
hari kiamat hanyalah AllahU Subhanahu Wa Ta’ala. oleh karena itu, keimanan
dalam hal ini disebt dengan keimanan yang bersifat ghoibiyat [1].
Keyakinan atas hari
akhir merupakan rukun iman yang kelima dari enam rukun iman. Didalam Al-Qur’an
ataupun As-Sunnah, keyakinan atas hari akhir seringkali diiringi dengan bukti
keimanan seseorang kepada Allahu subhanahu Wa Ta’ala. secara Rasional seseorang
yang tidak beriman kepada hari akhir, secara otomatis orang itu tidak dapat
dikatakan sebagai seorang yang beriman kepada Allahu Subhanahu wa Ta’ala.
karena Allah juga merupakan Zat yang bersifat Gaib. Sebagaimana Firman Allah
Subhanahu Wa ta’ala. dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah:3-5
الذين يؤمنون بالغيب ويقيمونالصلوةوممارزقنهم ينفقون. والذين يؤمنون
بماانزل اليك وماانزل من قبلك وبالاخرةهم يوقنون.الئك عل هدى من ربهم والئك هم
المفلحون.
“[Yaitu] mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat,
dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka, dan mereka
yang beriman kepada kitab [Al-Qur’an] yang telah diturunkan kepadamu [Muhammad
‘Alaihi Wa Sallam] dan [kitab-kitab] yang telah diturunkan sebelum
engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk
dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”. [al-Baqarah: 3-5]
Ayat diatas menjelaskan bahwa seseorang
dapat dinyatakan sebagai orang beriman apabila ia beriman kepada
perkara-perkara yang bersifat gaib. Karena dengan keyakinan atas perkara ini
niscaya dia termasuk dalam kategori seorang yang bertakwa kepada Allahu
Subhanahu Wa Ta’ala. dengan ketakwaan ini
niscaya dia adalah seorang yang berbahagia, karena telah mendapat
hidayah dari Allahu Subhanahu Wa Ta’ala.
Diantara dalil-dalil mengenai iman
kepada hari akhir ialah,didalam
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 177, wa ghoiro dzalik.[2]
A.Nama-Nama Hari
kiamat dalam alquran
Istilah hari kiamat memiliki beberapa dimensi makna, antara lain:
1. Hari kiamat
Nama ini terdapat pada 70 ayat Al-Qur’an ,antara lain:
An- Nisaa’ : 87, Al-Isra’ : 97, Asy- Syua’ara : 45
2. Hari Akhir
Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah:ayat 177 dan ayat
232, dan surat At- Taubah
ayat 18.
3. Sa’ah [waktu]
Firman Allah dalam surat al-hijr ayat 85 dan al- hajj ayat 1.
Dan masih banyak lagi nama-nama
hari kiamat dalam alquran.
B
. Peristiwa Setelah
Hari Akhir
1.
Alam Barzah juga disebut alam kubur.
Di alam barzah manusia sudah dapat merasakan balasan amal baik dan buruk.
2.
Yaumul Ba’as artinya hari kebangkitan,
yaitu hari bangkitnya kembali seluruh umat manusia sejak nabi Adam a.s. hingga
manusia terakhir dari alam kubur setelah malaikat Israfil meniup sangkakala
yang kedua.
3.
Yaumul Mahsyar adalah hari berkumpulnya
seluruh umat manusia. Setelah manusia dibangkitkan dari alam kubur, manusia
digiring dan dikumpulkan di padang mahsyar.
4.
Yaumul Mizan yaitu hari penimbangan amal baik dan amal buruk yang dilakukan manusia
selama hidupnya.
5.
Yaumul Hisab artinya hari perhitungan
amal baik dan buruk yang dilakukan selama hidupnya.
6.
Sirattalmustaqimt adalah jalan atau
jembatan penentu dari setiap manusia setelah diperhitungkan dan ditimbang
perbuatan baik-buruknya. Sirat tersebut menentukan manusia masuk surga atau
neraka.
7.
Syafaat adalah
pertolongan yang diperoleh umat manusia yang beriman, Islam dan ihsan. Pertolongan tersebut berasal dari amal perbuatan yang baik ketika di dunia.
Bagi orang beriman dan beramal saleh kelak pada hari Kiamat akan mendapat
syafaat berupa kemudahan dan keringanan dari berbagai kesulitan yang dihadapi.
8.
Surga dan Neraka adalah tempat terakhir
yang diciptakan oleh Allah SWT untuk memberikan balasan atas perbuatan manusia
semasa di dunia.[3]
2. a.Gambaran kehidupan akhirat
Kehidupan di dunia ini
sebenarnya adalah kehidupan menuju akhirat. Ia adalah jembatan yang mesti
dilalui oleh setiap manusia sebelum menempuh alam akhirat.Kehidupan dunia ini
merupakan jembatan penyeberangan, bukan tujuan akhir dari sebuah kehidupan, melainkan
sebagai sarana menuju kehidupan yang sebenarnya, yaitu kehidupan akhirat.
Banyak dalam alquran di sebutkan bagaimana gambaran kehidupan akhirat.
·
Dalam surat Hud:103-108 di jelaskan tentang gambaran kehidupan akhirat;
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِمَنْ خَافَ عَذَابَ الآخِرَةِ ذَلِكَ
يَوْمٌ مَجْمُوعٌ لَهُ النَّاسُ وَذَلِكَ يَوْمٌ مَشْهُودٌ (١٠٣) وَمَا
نُؤَخِّرُهُ إِلا لأجَلٍ مَعْدُودٍ (١٠٤) يَوْمَ يَأْتِ لا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلا
بِإِذْنِهِ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ (١٠٥) فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي
النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ (١٠٦) خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ
السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ إِلا مَا شَاءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا
يُرِيدُ (١٠٧) وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا
مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ إِلا مَا شَاءَ رَبُّكَ عَطَاءً غَيْرَ
مَجْذُوذٍ (١,٨)
“Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti
terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Itulah hari
ketika semua manusia dikumpulkan untuknya, dan itulah hari yang disaksikan
(oleh semua makhluk). Dan Kami tidak akan menunda (kedatangan hari kiamat),
kecuali sampai waktu yang sudah ditentukan. Ketika hari itu datang, tidak
seorang pun yang berbicara, kecuali dengan izin-Nya, maka di antara mereka ada
yang sengsara dan ada yang berbahagia]. Maka adapun
orang-orang yang sengsara, maka (tempatnya) di dalam neraka, di sana mereka
mengeluarkan dan menarik nafas dengan merintih, Mereka
kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki
(yang lain). Sungguh, Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.
Dan adapun orang-orang yang berbahagia, maka
(tempatnya) di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan
bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain),sebagai karunia yang tidak
ada putus-putusnya.”
Dalam ayat 103-104 di sebutkan bahwa
banyak siksa yang di timpakan kepada kaum Nuh,’Ad,Tsamud dan negri-negri yang
berbuat zalim,sesungguhnya siksanya sangat pedih dirasakan badan serta
meluluhkan semua keinginan. Dan dari kisah-kisah tersebut benar-benar terdapat
pelajaran bagi orang yang bertaqwa kepada siksa akhirat. Hari kiamat itu adalah
suatu hari yang di kumpulkan semua manusia untuk menghadapinya guna di periksa
kemudian diberi sanksi dan ganjaran yang
di saksikan oleh banyak makhluk,manusia,malaikat dan jin. Allah tidak akan
mengundurkan hari itu jika waktunya telah tiba dan hanyalah allah yang tahu
tentang rahasia datangnya hari kiamat.
Pada ayat 105-106 hari kiamat itu pasti
datang dan ketika datang, tidak ada
satu jiwa pun baik yang taat apalagi yang durhaka yang boleh
berbicara kecuali dengan izinnya.maka di
antara mereka ada yang bahagia dan ada yang celaka ,maka tempat mereka di
neraka[4].
Dalam lafadz (لاتكلف نفس الاباذنه ) tidak
ada satu jiwa pun yang berbicara kecuali dengan izinnya. kata Thabathabai’
dalam lafad الاباذنه , ba’ nya
berarti disertai yaitu tidak ada
yang menyampaikan pembicaraan kecuali
pembicaraan yang sertai dengan izin allah. Pada lafad فمن شقي وسعيد kata شقي seseorang
yang sedang bergelimang dalam kecelakaan dan kesengsaraan serta keburuka yang
tidak nyaman bagi yang bersangkutan.
Sedangkan سعيد adalah lawannya.
Kata زفير bermakna
hembusan pengeluaran nafas dengan
mendorong secara keras karena sesaknya dada
dan sulitnya bernafas. Sedangkan
kata شهق adalah
lawannya.
Ayat
107-108 menjelaskan yang bahwa kemungkinan adanya penghuni neraka yang tidak
kekal selama-lamnya ,mereka adalah yang memperoleh syafaat.di bersihkan dari
dosa-dosa dan di pindah ke syurga karena dapan ampunana dari allah. Dan juga
kepada orang yang mendapat kebahagiaan masuk surge dan kekal di
dalamnya,kecuali orang-orang yang di
kehendaki allah untuk di tunda waktunya
masuk surga karena orang mukmin yang banyak melakukan dosa.[5]
·
Dalam surat Al ghasyiyah 1-16 juga di
sebutkan yang artinya:
“ Sudah
datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?. Banyak muka pada hari itu
tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, bekerja keras lagi kepayahan,
diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas.mereka tiada memperoleh
makanan selain dari pohon yang berduri,yang tidak menggemukkan dan tidak pula
menghilangkan lapar. Banyak muka pada hari itu berseri-seri, merasa senang
karena usahanya, dalam surga yang tinggi,tidak kamu dengar di dalamnya
perkataan yang tidak berguna.Di dalamnya ada mata air yang mengalir.Di
dalamnya ada takhta-takhta yang di tinggikan,dan gelas-gelas yang terletak (di
dekatnya),dan bantal-bantal sandaran yang tersusun,dan permadani-permadani yang
terhampar.”
Ayat-ayat ini menjelaskan salah satu dari
kesan kesan yang dalam dan tenang,yang membangkitkan hati untuk memikirkan dan
merenungkan,menimbulkan harapan dan keinginan. juga menimbulkankan ketakutan
dan kesedihan,serta mendorong orang agar
selalu mengadakan perhitungan untuk menghadapi hari perhitungan. Ayat ini juga
membawa hati manusia untuk berkeliling di 2 lapangan yaitu lapangan akhirat dan
lapangan alam semesta,dengan ini Allah memberikan peringatan kepada manusia
terhadap perhitungan akhirat.kekuasaan Allah,dan kepastian akan kembali
kepadanya nanti pada akhir prjalanan hidup.[6]
b.Akhirat sebagai Tujuan Hidup Kaum Muslim
Ø
Di dalam Al-qur’an Qs Al-an’am ayat 31:
قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ
اللَّهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا
عَلَىٰ مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَىٰ
ظُهُورِهِمْ ۚ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
“ sungguh rugi orang-orang yang
mendustakan pertemuan dengan allah ,sehingga apabila kiamat datang kepada
mereka secara tiba-tiba,mereka berkata,”alangkah besarnya penyesalan kami
terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu”sambil mereka memikul dosa-dosa
diatas punggungnya .Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu.”
Potongan ayat yang
berarti ,Sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya.ini
menjelaskan bahwa penampilan mereka yang seperti hewan tunggangan.Bahkan ,hewan
lebih bagus keadaannya dibandingkan mereka.Karena hewan membawa beban bawaan
biasa.Sedangkan ,mereka membawa beban dosa-dosa mereka sendiri! Hewan-hewan
itu,setelah bebannya diturunkan ,maka ia dapat pergi dan istirahat.sedangkan
mereka itu membawa beban dosa-dosa
mereka ke neraka jahanam sambilan diiringi dengan cemoohan.
kemudian potongan ayat selanjutnya
menjelaskan bahwa,yang berarti ,Ingatlah,amatlah buruk apa yang
mereka pikul
Dalam peristiwa ini
,yang menceritakan kerugian dan kesia-siaan,seteah setelah peristiwa yang
menceritakan kengerian dan ketegangan ,datanglah frasa terakhir dalam
redaksional ini.Frasa yang menceritakan hakikat tentang kehidupan di dunia di
bandingkan kehidupan di akhirat .
Dan di surat Al-an’am ayat 32:
وَمَا
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الآخِرَةُ خَيْرٌ
لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلا تَعْقِلُونَ (٣٢
“Dan kehidupan dunia ini,hanyalah
permainan dan senda gurau ,sedangkan negeri akhirat itu ,sungguh lebih baik
bagi orang-orang yang bertakwa.Tidakkah kamu mengerti”
Dan di dalam surah
adh-dhuhaa ayat 4 menjelaskan bahwa,Tidak pernah surut sumber karunianya dan
limpahan pemberiannya .Maka,engkau akan mendapat di sisinya di akhirat nanti
yang jauh lebih baik dari pada yang di berikannya kepada mu di dunia[7].
Ø Surah Adh-huhaa
ayat 4:
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ
Artinhya;sungguh hari akhir itu lebih baik bagimu
dari pada permulaan (dunia) .
Itu adalah kebaikan pertama dan yang akhir ,sejak permulaan hingga
akhir.
Dan di dalam surah AL-A’laa dari kata mar’aa
yang berarti semua tumbuh-tumbuhan.Tumbuh-tumbuhan ini pada awal pertumbuhnnya
tampak hijau warnanya,kemudian layu,lalu menjadi kering kehitam-hitaman .akan
tetapi diantara hijau dan kering ,dalam setiap keadaannya,ia sama-sama digunakan
untuk kebutuhan kehidupan duniawi.
Isyarat kepada kehidupan tumbuh-tumbuhan disini memberi kesan dari ujung
yang samar bahwa segala tumbuhan akan
ada masa menuai dan setiap mahluk hidup ada kesudahannya.ini adalah sentuhan
yang sesuai dengan pembicaraan tentang kehiupan dunia dan kehidupan akhirat.[8]
Ø Di surah
al-a’laa ayat 16-17 :
“Tetapi ,kamu memilih kehidupan
duniawi.sedangkan ,kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal .”
Kehidupan dunia bagaikan
tumbuh-tumbuhan ini ,yang akan berkesudahan
lalu menjadi kering
kehitam-hitaman .Sedangkan ,akhirat adalah kehidupan yang kekal abadi.
منْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ
فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ
يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَهُ وَمَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ
نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ
الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ » رواه ابن ماجه
Rasulullah saw. Bersabda, “Barang siapa
yang menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka Allah memecah-mecah urusannya dan
menjadikan kemiskinan di depan matanya. Dia juga takkan mendapatkan dunia
kecuali yang telah ditetapkan atasnya. Dan barang siapa yang menjadikan akhirat
sebagai niatnya, maka Allah menghimpun urusannya, menjadikan kecukupan ada di
dalam hatinya, dan dunia pun menghampirinya sementara ia memandangnya sebagai
sesuatu yang hina.” (HR. Ibnu Majah)
Indahnya pesona dunia membuat banyak
manusia terpedaya dan tertipu karenanya. Mereka mengerahkan segenap
kemampuannya untuk meraihnya, tanpa sadar usia dan tenaga mereka habis untuk
itu. Bila pun kemewahan dunia berhasil diraihnya, namun itu bukan sarana utama
meraih kebahagiaan hakiki.
Menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir
dari kehidupan, membuat kita sadar bahwa dunia ini tidak lebih dari sebuah
ladang tempat menanam benih kebaikan untuk kita petik buahnya kelak di akhirat.
Kesadaran ini membimbing kita untuk mempersembahkan kehidupan kita yang terbaik
untuk Allah Taala; harta dan jiwa kita sekaligus. Karena kita sesungguhnya
telah melakukan transaksi jual beli dengan Allah.
Dalam hadits di atas Rasulullah saw.
Memberi garansi bagi mereka yang
menjadikan akhirat sebagai tujuannya, hidup dan matinya hanya untuk Allah
semata disertai keikhlasan penuh kepada-Nya, maka dunia itu akan mendatanginya,
Allah mudahkan berbagai urusannya dan Ia letakkan kebahagiaan dalam dirinya.[9]
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Hari akhirat adalah hari akhir
kehidupan seluruh manusia dan makhluk hidup didunia yang harus kita percayai
kebenaran adanya yang menjadi jembatan menuju kehidupan di aakhirat yang kekal
dan abadi. Hari kiamat tidak dapat diprediksi kapan akan datangnya karena
merupakan rahasia Allah SWT. Yang tidak dapat diketahui oleh siapapun. Namun
dengan demikian kita masih bisa mengetahui kapan datangnya hari kiamat dengan
melihat tanda-tanda yang diberikan oleh nabi Muhammad SAW.
Peristiwa
Setelah Hari Akhir di antaranya: Alam Barzah, Yaumul Ba’as, Yaumul Mahsyar,Yaumul Mizan, Yaumul Hisab dll. Dan juga
terdapat banyak dalam Alquran bagaimana gambaran kehidupan akhirat karena
tujuan hidup manusia di dunia ini hanya untuk kehidupan akhirat dan kehidupan
akhirat itulah kaum muslim dan orang kafir akan di dalamnya.
[1]
Tim gema insani “ Ensiklopedia kiamat “ hlm.2
[2]
Ibid. hlm.6
[3]
S.marhan royani,”kiamat dan akhirat” hlm.61
[4]
Quraish Shihab,”Tafsir Al misbah” jilid 6, hlm. 342
[5]
Ibid. hlm.346
[6]
Sayyid Qutb, “Tafsir Fi zilalil Quran” jilid 12 hlm.256
[8]
Sayyid Qutb, “Tafsir Fi zilalil Quran” jilid 12 hlm.291
[9]
Sayyid Qutb, “Tafsir Fi zilalil Quran” jilid 7 hlm.64
No comments:
Post a Comment