Search makalah

Tuesday, 14 November 2017

CONTOH MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN AL-QUR’AN

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdulillah Hirobbil Alamin kami mengucapkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga atas izin-Nyalah
kami dapat melakukan kewajiban kami sebagai mahasiswa untuk menyelesaikan tugas kami.
Sholawat dan salam kami haturkan kepada junjungan alam yaitu pembawa Risalatu Rittauhid Nabi Agung Muhammad SAW. Terima kasih juga kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya makalah ini tak pernah luput dari kesalahan dan kekurangan baik itu di segi penulisan ataupun penyusunan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk perbaikan makalah di kemudian hari.
Jember, 27 Mei 2015

Penulis










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….                        2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..           3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..          4
1.1       Latar Belakang……………………………………………………………….           4
1.2       Rumusan Masalah…………………………………………………………….          4
1.3       Tujuan Masalah………………………………………………………………           5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..                        6
2.1       Pengertian Strategi Pembelajan Al-Qur’an………………………………… ..          6
2.2       Ruang Lingkup Strategi Pembelajran Al-Qur’an……………………………            6
2.3       Metode Pembelajaran Al-Qur’an……………………………………………            9
2.4       Evaluasi Dalam Pembelajran Al-Qur’an…………………………………… 12       
2.5       Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……………………………………….               14
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………          19
3.1       Kesimpulan………………………………………………………………….            19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………          20






BAB I
PENDAHULAUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Istilah strategi ini dipinjam dari istilah dalam dunia kemiliteran pada hari sabtu, tanggal 30 juli. Strategi berasal dari “strategis” (bahasa Yunani) yang berarti : “perencanaan penggunaan angkatan perang suatu negara untuk mencapai tujuan (dalam hal ini tujuan dari suatu pertempuran)”.
Dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran, strategi mengandung arti yang berbeda dari pengertian strategi dalam dunia kemiliteran tersebut, meskipun mengandung unsur-unsur mencapai tujuan.
Berikut ini merupakan pendapat dari beberapa tokoh, yaitu :
1.      Menurut Kozma (1978 : 97), Strategi dapat diartikan “setiap kegiatan yang dipilih, yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada pebelajar dalam menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu”.
2.      Menurut Dick and Carey, strategi yaitu Dalam memberikan definisi mengenai strategi pembelajaran tidak hanya membatasi kepada prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi atau paket pembelajaran.
3.      Menurut Kemp ( 1995 ), Strategi yaitu suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Sehingga arti “Strategi” yaitu Suatu kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan materi atau paket pembelajaran secara efektif dan efesien.
Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan.
Pembelajaran al-qur’an adalah pemberian ilmu pengetahuan atau ketrampilan membaca dari seorang guru kepada siswa, sehingga siswa dapat memiliki pengetahuan tentang al Qur’an.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a.       Apa Pengertian Strategi Pembelajaran Al-Qur’an?
b.      Apa Saja Ruang Lingkup Pembelajaran Al-Qur’an?
c.       Apa Saja  Metode Pembelajran Al-Qur’an?
d.      Bagaimana Evaluasi Dalam Pembelajran Al-Qur’an?
e.       Bagaimana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur’an?

1.3 TUJUAN
a.       Untuk Mengetahui Startegi Pembelajaran Al-Qur’an
b.      Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Strategi Pembelajran Al-Qur’an
c.       Untuk Mengetahui Metode Pembelajaran Al-Qur’an
d.      Untuk Mengetahui Evaluasi Dalam Pembelajran Al-Qur’an
e.       Untuk Mengetahui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur’an?





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN AL-QUR’AN
            Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan.
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan. Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesusesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan.[1] Pembelajaran al-qur’an adalah pemberian ilmu pengetahuan atau ketrampilan membaca dari seorang guru kepada siswa, sehingga siswa dapat memiliki pengetahuan tentang al Qur’an.
            Strategi Pembelajaran Al-Qur’an adalah serangkaian rencana pembelajaran yang dipersiapkan guru dalam membimbing, melatih anak untuk membaca Al-Qur‟an dengan baik, secara efektif dan efesien.dimana hal tersebut membutuhkan waktu yang lama dan melalui proses berulang-ulang.
2.2 RUANG LINGKUP STRATEGI PEMEBELAJARAN AL-QUR’AN
a.    Pengertian ruanglingkup strategi pembelajaran
            Strategi belajar mengajar adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sementara ruang lingkup adalah cakupan atau batasan yang menjadi pembahasan dan objek stategi pembelajaran. Sehingga ruang lingkup strategi belajar mengajar adalah batasan atau cakupan kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Ruang Lingkup strategi pembelajaran meliputi:
1.      Guru / pendidik
            Guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru merupakan faktor yang terpenting. Di tangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran. Komponen guru tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh komponen lain, dan sebaliknya guru mampu memanipulasi atau merekayasa komponen lain menjadi bervariasi. Sedangkan komponen lain tidak dapat mengubah guru menjadi bervariasi. Tujuan rekayasa pembelajaran oleh guru adalah membentuk lingkungan peserta didik supaya sesuai dengan lingkungan yang diharapkan dari proses belajar peserta didik, yang pada akhirnya peserta didik memperoleh suatu hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, dalam merekayasa pembelajaran, guru harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
2.      Peserta Didik
            Peserta didik merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk mengembangkan potensi kemampuan menjadi nyata untuk mencapai tujuan belajar. Komponen peserta ini dapat dimodifikasi oleh guru.
3.      Materi
            Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajran. Ditinjau dari pihak siswa bahan ajar itu harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar. peserta didik dapat lebih mudah mencerna bahan daipada tanpa bantuan media.
4.      Tujuan
            Tujuan merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk menentukan strategi, materi, media dan evaluasi pembelajaran. Untuk itu, dalam strategi pembelajaran, penentuan tujuan merupakan komponen yang pertama kali harus dipilih oleh seorang guru, karena tujuan pembelajaran merupakan target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran
5.      Metode
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.
6.      Media
            Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.[2]Dalam proses pembelajaran, kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan, keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.
7.      Evaluasi
            Komponen evaluasi merupakan komponen yang berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga bisa berfungsi sebagai sebagai umpan balik untuk perbaikan strategi yang telah ditetapkan. Kedua fungsi evaluasi tersebut merupakan evaluasi sebagai fungsi sumatif dan formatif.
            Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan setelah sekumpulan progrm pelajaran selesai diberikan. Dengan kata lain evaluasi yang dilaksanakan setelah seluruh unit pelajaran selesai diajarkan. Adapun tujuan utama dari evaluasi sumatif ini adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh program pengajaran dalam jangka waktu tertentu. (Sudijono, 2007: 23). Sedangkan maksud dari evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan di tengah-tengah atau pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pembelajaran atau subpokok bahasan dapat diselesaikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik “telah terbentuk” sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan. Alokasi waktu
Para guru atau pendidik harus tahu alokasi waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan pembelajaran dan waktu yang dipakai pendidik untuk menyampaikan informasi pembelajaran.
b.   RUANG LINGKUP STRATEGI PEMBELAJARAN AL-QU’RAN
1.    Pendidik atau guru : mata pelajaran al-qur’an
2.    Peserta didik : kelas VII SMP Al-Hikmah
3.    Materi : hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
4.    Tujuan: memahami, mempraktekkan dan menghafalkan hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
5.    Metode: demonstrasi, driil, dan talking stick
6.    Media : Lks dan buku tajwid
7.    Evaluasi : Penilaian Proses dan Penilaian hasil tes

2.3 METODE PEMBELAJARAN AL-QUR’AN
1.      Metode demonstrasi dalam pembelajaran al-quran
            Metode berasal dari kata “Methodos” yang secara etimologis, berasal dari bahasa latin yaitu “Methodos”. Secara etimologis kata methodos berasal dari kata metha yang artinya dilalui dan hodos yang artinya jalan. Jadi methodos artinya jalan yang dilalui. Secara umum, “metode artinya jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan.
            Metode Demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu kaifiyah melakukan sesuatu.[3] Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, baik sebenarnya ataupun hanya sekedar tiruan.[4]
Jadi, dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian metode demonstrasi dalam pembelajaran Al-Qur’an adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, baik sebenarnya ataupun hanya sekedar tiruan dalam pembelajaran Al-Qur’an terkait materi nun mati/tanwin dan mim mati.
Langkah-langkah metode demonstrasi dalam pembelajaran Al-Qur’an.
·         Langkah pertama yaitu pembukaan
·         Tujuan pembelajaran yaitu untuk memahami dan mempraktekkan hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
·         Guru  menjelaskan tentang materi hukum nun mati atau tanwin dan mim mati beserta contohnya
·         Guru menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh siswa untuk mempraktekkan contoh hukum bacaan nun nun mati atau tanwin dan mim mati.
·         Guru mengucapkan contoh bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
·         Siswa mempraktekkan  ucapan guru tentang contoh nun mati atau tanwin dan mim mati dengan baik dan benar
·         Setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk mengulang kembali apa yang telah dijelaskan dan di praktekkan oleh guru
·         Kemudian guru mengadakan evaluasi tentang materi bacaan hukum nun mati atau tanwin.
·         Guru menutup meteri tersebut.
Kelebihan metode demonstrasi:
1)      Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat terhindari, sebab peserta didik disuruh langsung memperhatikan pelajaran yang dijelaskan.
2)      Perhatian peserta didik dapat dipusatkan kepada hal yang dianggap penting oleh pengajar sehingga peserta didik dapat menangkap hal-hal yang penting.
3)      Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab peserta didik tidak hanya mendengar, tetapi melihat hal yang dipraktakkan oleh pengajar.

Kekurangan metode demonstrasi
1)      Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukkan suatu proses tertentu guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
2)      Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan ceramah.
3)      Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional. Disamping itu demonstrasi memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran peserta didik.[5]
2.      Metode driil dalam pembelajran Al-Qur’an
            Mengenai definisi atau pengertian metode drill, para ahli memberikan definisi yang agak sedikit berbeda meskipun pada intinya definisi-definisi tersebut sama. Diantaranya :
·         Menurut Roestiyah, ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.[6]
·         Menurut Ramayulis, metode drill atau disebut latihan siap dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau ketrampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan siap-siaga.[7]
·         Menurut Abdul Majid, suatu rencana menyeluruh tentang penyajian materi secara sistematis dan berdasarkan pendekatan yang ditentukan dengan cara latihan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat dimiliki dan dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik.[8]
·         Menurut Nana Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi bersifat permanen.
Dapat disimpulkan bahwa metode driil adalah kegiatan membaca Al-Qur’an secara ber ulang-ulang dengan menggunakan hukum bacan nun mati atau tanwin dan mim mati dalam Al-Qura’an secara baik dan benar.
Langkah-langkah metode driil dalam pembelajran al-qur’an
·         Guru memberikan latihan bagaimana cara memebaca contoh kalimat dari bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
·         Latihan tersebut dilakukan secara berulang-ulang agar siswa benar-benar faham dan fasih dalam mengucapkan contoh bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati.

3.      Metode talking stick dalam pemebelajran Al - Qur’an
Menurut bahasa, talking berarti berbicara, sedangkan stick berarti tongkat. Maka dapat disimpulkan metode Talking Stick adalah metode pembelajaran di mana guru dalam pembelajarannya menggunakan sebuah tongkat. Ketika tongkat tersebut berhenti pada salah satu siswa, dialah yang harus menjawab pertanyaan yang telah tersedia. Jika siswa tersebut tidak bisa menjawab maka akan mendapatkan hukuman dan yang bisa menjawab akan mendapatkan reward hadiah) atau reinfrorcement (penguatan) yaitu berupa pujian atau sanjungan.Dan begitu seterusnya sampai semua atau sebagian besar siswa mendapat giliran untuk menjawab soal. Cara menghentikan tongkat tersebut bisa lagu yang dinyanyikan itu sampai selesai, bisa juga guru menghentikan tongkat tersebut sebelum lagu berakhir.[9]
Jadi , dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian metode talking stick  dalam pembelajaran Al-Qur’an adalah metode pembelajran dimana guru menggunakan sebuah tongkat dan ketika tongkat diberikan kepada siswa dan tongkat tersebut dijalankan dan berhenti kepada salah astu siswa maka siswa ahrus menjawab pertanyaan dari guru tentang hukum bacaan nun mati dan mim mati dalam Al-Qur’an.

Langkah-langkah metode Talking Stick dalam pembelajaran Al-Qur’an
  • Guru menyiapkan sebuah benda yang berbentuk seperti tongkat
  • Guru menjelaskan metode talking stick
  • Guru menjelaskan materi hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
  • Setelah itu siswa diberikan untuk membaca kembali apa yang telah disampaikan oleh guru
  • Kemudian, guru memberikan benda tersebut kepada siswa
  • Setelah itu benda tersebut dijalankan dan sewaktu-waktu guru memberhentikan maka benda tersebut akan berhenti
  • Kemudian, siswa yang memegang benda tersebut maka guru akan memberikan sebuah pertanyaan tentang bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati dan siswa harus menjawabnya
  • Begitu juga seterusnya.
  • Guru memberi kesimpulan tentang materi tersebut.
2.4 EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN
1.      PENILAIAN PROSES (EVALUASI FORMATIF)
a.       Tes Lisan
Yaitu tes soal dan jawabannya menggunaakan bahasa lisan. Tingkat berfikir  untuk pertanyaan lisan di kelas yang cenderung rendah seperti pengetahuan dan pemahaman.[10]
Dimana dalam penilaian proses ini guru akan memebrikan sebuah pertanyaan kepada siswa satu persatu tentang materi hukum nun mati dan tanwin dalam pembelajaran Al-Qur’an dengan ini guru akan mengetahui apakah siswa tersebut menguasai materi yang telah di berikan atau tidak.
2.      PENILAIAN HASIL TES (EVALUASI SUMATIF)
a.       Tes tertulis
Merupakan tes dalam bentuk tulisan, baik soal maupun jawabannya. Dalam menjawab soal siswa tidak harus selalu merespon dalam bentuk menulis kalimat jawaban, tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai, memberi tanda dan sebagainya. Tujuan Penggunaan Tes
Ø  Mendiagnosa siswa (kekuatan dan kelemahan),
Ø  Menilai kemampuan siswa (keterampilan dan pengetahuan atau pemahaman),
Ø  Memberikan bukti atas kemampuanyang telah dicapai,
Ø  Menyeleksi kemampuan siswa baik secara individu atau kelompok, dan
Ø  Monitoring standar pendidikan.[11]
b.      Uraian
Menuntut peserta tes untuk menguraikan, mengorganisasian dan menyatakan jawaban denga bahasanya sendiri.[12]
c.       Uraian terbatas
Adalah peserta tes diberi kebebasan untuk menjawab soal, namun arah jawabannya dibatasi oleh berbagai rambu-rambu yang ditentukan, sehingga kebebasan tersebut menjadi bebas dan terarah.[13]
d.      Obejektif
Peserta didik tidak diberi kebebasan menentukan jawaban, tetapi tinggal memilih jawaban yang disediakan.[14]
e.       Pilihan ganda
Suatu butir soal yang alternatif jawabannya lebih dari dua. Pada umumnya jumlah alternatif  jawaban berkisar antara empat atau lima.[15]
Jadi dalam penialain hasil tes ini guru mengetahui apakah siswa mampu dan menguasai materi hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati dalam pembelajaran Al-Qur’an, dan guru bisa menentukan apakah siswa dapat melanjutkan ke kelas selanjutnya atau tidak.


2.5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah                             : ..........................................
Mata Pelajaran                : Al-Qur’an
Kelas / Semester              : VII ( TUJUH )  / 2 ( GENAP )
Alokasi Waktu                 : 2 x 35 Menit

A.          Standar Kompetensi
         1.      Menerapkan hukum bacaan  nun mati/tanwin dan mim mati
B.           Kompetensi Dasar
1.1 Menjelaskan hukum bacaan  nun  mati/tanwin dan mim mati
1.2  Membedakan hukum bacaan  nun   mati/tanwin dan mim matI
1.3  Menerapkan hukum hukum bacaan   nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat AQur’an dengan benar

C.          Tujuan Pembelajaran
§    Siswa dapat memahami hukum bacaan nun mati atau tanwindan mim mati dal Al-Qur’an
§    Siswa dapat mempraktekkan hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati dalam Al-Qur’an
§    Siswa dapat menghafalkan hukum bacaan nun mati aatu tanwin dan mim mati dalam Al-Qur’an

D.           metode pembelajaran
·           Metode demonstrasi
·           Metode driil
·           Metode talking stick

E.            materi pembalajran
·           Hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati

F.            langkah-langkah pembelajaran
a.             Pendahuluan (10 menit)
§  Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdoa sebelum memulai pelajaran.
§  Siswa menyiapkan LKS atau buku tajwid, membuka pelajaran yang akan dipelajari.
§  Secara bersama membaca materi Hukum Nun Mati atau Tanwin dan Mim Mati
§  Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dan tujuan atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
§  Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisifasi aktif dalam pembelajaran
b.            Kegiatan inti (50 menit)
1)      Eksplorasi
§  Guru menjelaskan materi tentang hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
§  Guru menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh siswa untuk mempraktekkan contoh hukum bacaan nun nun mati atau tanwin dan mim mati.
§  Guru mengucapkan contoh bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
§  Siswa mempraktekkan  ucapan guru tentang contoh nun mati atau tanwin dan mim mati dengan baik dan benar.
§  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk siswa diberikan kesempatan untuk mengulang kembali apa yang telah dijelaskan dan di praktekkan. 
2)      Elaborasi
§  Guru memberikan latihan bagaimana cara memebaca contoh kalimat dari bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
§  Latihan tersebut dilakukan secara berulang-ulang agar siswa benar-benar faham dan fasih dalam mengucapkan contoh bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati.
§  guru memberikan sebuah permainan yang berbentuk tongkat.
§  Dimana guru memberikan benda tersebut kepada siswa
§  guru memberikan sebuah permainan yang berbentuk tongkat.
§  Dimana guru memberikan benda tersebut kepada siswa
§  Setelah itu benda tersebut dijalankan dan sewaktu-waktu guru memberhentikan maka benda tersebut akan berhenti
§  siswa yang memegang benda tersebut maka guru akan memberikan sebuah pertanyaan tentang bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati dan siswa harus
§  Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum jelas.
§  Membahas pertanyaan tersebut secara umum dengan jawaban secara menyeluruh.
3)      Konfirmasi
§  Dengan Bimbingan guru, siswa merefleksi kegiatan pembelajaran guna menggali pengalaman belajar yang telah dilakukan.
§  Guru memfasilitasi siswa untuk memecahkan berbagai masalah dan memberi informasi agar siswa membaca Al-Qur’an dengan kaidah-kaidah tajwid yang telah ditetapkan.
§  Guru memotivasi siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif
c.             Kegiatan akhir / penutup (10 menit)
§  Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran.
§  Guru menilai / merefleksi kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan
§  Guru memberi umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
§  Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan yang telah disediakan
§  Guru bersama-sama siswa menutup pelajaran dengan membaca hamdallah, dan mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar kelas dan siswa menjawab salam.

G.    Sumber Belajar
1.      Buku Tajwid
2.      LKS
3.      Sumber lain yang relevan

H.    penilaian

Indikator Pencapaian Kompetensi
Jenis Penilaian
Bentuk Penilaian
Bentuk Instrumen
1.      Menyebutkan hukum bacaan nun mati yang bertemu dengan ba
 Tes tulis
Pilihan ganda
Jika nun mati bertemu dengan ba maka hukum bacaan nya adalah….
a.    idhar
b.     Idgom
c.     Iqlab
d.    Ikhfa
2.      Cara membaca hukum bacaan ikhfa
Tes tulis
Pilihan ganda
Cara membaca hukum bacaan ikhfa’……
a.    Dengung
b.     Samar-samar
c.     Jelas
d.    Gunnah
3.      Menyebutkan berapa hukum bacaan mim mati
Tes tulis
Pilihan ganda
Jumlah bacaan hukum nun mati adalah
a.    1
b.     2
c.     3
d.    4
4.      Menyebutkan hukum bacaan dalam ayat al-quran
Tes tulis
Pilihan ganda
كَعَصْفٍ مَأْكُوْلٍ  ayat disamping terdapat hukum bacaan
a.    Idhar syafawi
b.     Ikhfa syafawi
c.     Idhar halqi
d.    Ikhfa
5.      Menyebutkan bacaan dalam ayat al-quran
Tes tulis
Pilihan ganda
وَ هُمْ بَارِزٌ mengandung hukum bacaan…
A.    Iqlab
B.     Idhar syafawi
C.     Idghom bigunnah
D.    Ikhfa syafawi
6.      Menjelaskan pengertian idghom biggunnah dan contohnya
Tes tulis
uraian
Apa yg dinamakan idghom bigunnah? Berikan contohnya!

7.      Menjelaskan pengertian ikhfa’ dan contohnya
Tes tulis
Uraian
Apa yang dinamakan ikhfa' haqiqi? Berikan contohnya!
8.      Menyebutkan hukum bacaan mim mati
Tes tulis
Uraian
Hukum Mim sukun ada berapa?,sebutkan!
9.      Menjelaskan pengertian idghom mitsli dan contohnya
Tes tulis
Uraian
Apa yang dinamakan idghom Mitsli? Berikan contohnya!
10.  Menjelaskan hukum bacaan idghom bigunnah
Tes tulis
Uraian
Apa yg dinamakan Idghom Bigunnah? Berikan contohnya!







Mengetahui                                                                                        Jember, 27 Mei 2015
Kepala sekolah                                                                                  Guru Bidang Studi al-Qur’an



..................................                                                                           ........................................

























BAB III
KESIMPULAN
Strategi Pembelajaran Al-Qur’an adalah serangkaian rencana pembelajaran yang dipersiapkan guru dalam membimbing, melatih anak untuk membaca Al-Qur‟an dengan baik, secara efektif dan efesien.dimana hal tersebut membutuhkan waktu yang lama dan melalui proses berulang-ulang.
Ruang ringkup pembelajaran Al-Qur’an
1.      Pendidik atau guru : mata pelajaran al-qur’an
2.      Peserta didik : kelas VII SMP Al-Hikmah
3.      Materi : hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
4.      Tujuan: memahami, mempraktekkan dan menghafalkan hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
5.      Metode: demonstrasi, driil, dan talking stick
6.      Media : Lks dan buku tajwid
7.      Evaluasi : Penilaian Proses dan Penilaian hasil tes
Metode demonstrasi dalam pembelajaran Al-Qur’an adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, baik sebenarnya ataupun hanya sekedar tiruan dalam pembelajaran Al-Qur’an terkait materi nun mati/tanwin dan mim mati.
Metode driil adalah kegiatan membaca Al-Qur’an secara ber ulang-ulang dengan menggunakan hukum bacan nun mati atau tanwin dan mim mati dalam Al-Qura’an secara baik dan benar.
Metode talking stick  dalam pembelajaran Al-Qur’an adalah metode pembelajran dimana guru menggunakan sebuah tongkat dan ketika tongkat diberikan kepada siswa dan tongkat tersebut dijalankan dan berhenti kepada salah astu siswa maka siswa ahrus menjawab pertanyaan dari guru tentang hukum bacaan nun mati dan mim mati dalam Al-Qur’an.
Evaluasi dalam pembelajran al-Qur’an menggunkan penialaian proses dan penilaian hasil tes.


DAFTAR PUSTAKA
Majid Abdul, Stategi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013
Djamrah Bahri Saiful, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1995
Zuhraini H Drs, Dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1983
Mulyono Dr, Strategi Pembelajaran, Malang: UIN Maliki Press, 2011
N. K Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008
Ramayulis, Metodelogi Pendidikan Agam Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2010
Majid Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Study Kompetensi Gur,  Bandung: PT Rosda Karya, 2006
Suprijono Agus, Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011
Sahlan Moh, Evaluasi Pembelajran, Stain Jember Preess, 2013







[1] Abdul Majid,  Strategi Pembelajaran,PT Remaja Rosdakarya, Bandung:2013, hal.3-4
[2] Saiful Bahri Djamrah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta. Hal 136 (1995)
[3] Dra. H. Zuhairini, Drs. Abdul Ghofir, Drs. Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya, Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1983, hal. 94
[4] Dr. Mulyono, Strategi Pembelajaran, Malang, UIN Maliki Press, 2011, hlm. 87
[5] Dr. Mulyono, Strategi Pembelajaran, Malang, UIN Maliki Press, 2011, hlm. 88
[6] Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hal. 125
[7] Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2010), hal. 349
[8] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Study Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2006), hlm. 133.
[9] Agus Suprijono, cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. (Yogyakarta : Pustaka pelajar 2011) hal 109
[10] Dr. H. Moh. Sahlan, M.Ag., Evaluasi Pembelajaran, STAIN Jember Press(2013), hlm. 95
[11] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya(2006) hlm. 195
[12] Dr. H. Moh. Sahlan, M.Ag., Evaluasi Pembelajaran, STAIN Jember Press(2013), hlm. 45
[13] Dr. H. Moh. Sahlan, M.Ag., Evaluasi Pembelajaran, STAIN Jember Press(2013), hlm. 51
[14] Dr. H. Moh. Sahlan, M.Ag., Evaluasi Pembelajaran, STAIN Jember Press(2013), hlm. 61
[15] Dr. H. Moh. Sahlan, M.Ag., Evaluasi Pembelajaran, STAIN Jember Press(2013), hlm. 72

No comments:

cari judul makalah