KATA
PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdulillah Hirobbil Alamin kami
mengucapkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat
dan karunia-Nya sehingga atas izin-Nyalah
kami dapat melakukan kewajiban kami sebagai mahasiswa untuk menyelesaikan tugas kami.
kami dapat melakukan kewajiban kami sebagai mahasiswa untuk menyelesaikan tugas kami.
Sholawat dan salam kami haturkan kepada junjungan alam
yaitu pembawa Risalatu Rittauhid Nabi Agung Muhammad SAW. Terima kasih juga
kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah
ini.
Tentunya makalah ini tak pernah luput dari kesalahan dan
kekurangan baik itu di segi penulisan ataupun penyusunan. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk
perbaikan makalah di kemudian hari.
Jember, 27 Mei 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………. 2
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………….. 3
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………….. 4
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………………. 4
1.3 Tujuan
Masalah……………………………………………………………… 5
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………….. 6
2.1 Pengertian
Strategi Pembelajan Al-Qur’an………………………………… .. 6
2.2 Ruang
Lingkup Strategi Pembelajran Al-Qur’an…………………………… 6
2.3 Metode
Pembelajaran Al-Qur’an…………………………………………… 9
2.4 Evaluasi
Dalam Pembelajran Al-Qur’an…………………………………… 12
2.5 Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran………………………………………. 14
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………… 19
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………. 19
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………… 20
BAB I
PENDAHULAUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Istilah strategi ini dipinjam dari
istilah dalam dunia kemiliteran pada hari sabtu, tanggal 30 juli. Strategi
berasal dari “strategis” (bahasa Yunani) yang berarti : “perencanaan
penggunaan angkatan perang suatu negara untuk mencapai tujuan (dalam hal ini
tujuan dari suatu pertempuran)”.
Dalam dunia pendidikan khususnya dalam
proses pembelajaran, strategi mengandung arti yang berbeda dari pengertian
strategi dalam dunia kemiliteran tersebut, meskipun mengandung unsur-unsur mencapai
tujuan.
Berikut ini merupakan pendapat dari
beberapa tokoh, yaitu :
1.
Menurut Kozma
(1978 : 97), Strategi dapat diartikan “setiap kegiatan yang dipilih, yang dapat
memberikan fasilitas atau bantuan kepada pebelajar dalam menuju tercapainya
tujuan pembelajaran tertentu”.
2.
Menurut Dick
and Carey, strategi yaitu Dalam memberikan definisi mengenai strategi
pembelajaran tidak hanya membatasi kepada prosedur kegiatan, melainkan juga
termasuk di dalamnya materi atau paket pembelajaran.
3.
Menurut Kemp
( 1995 ), Strategi yaitu suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Sehingga arti “Strategi” yaitu Suatu
kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan materi atau paket pembelajaran
secara efektif dan efesien.
Strategi adalah
suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan
kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat
dalam kegiatan.
Pembelajaran al-qur’an adalah pemberian
ilmu pengetahuan atau ketrampilan membaca dari seorang guru kepada siswa,
sehingga siswa dapat memiliki pengetahuan tentang al Qur’an.
1.2
RUMUSAN MASALAH
a.
Apa Pengertian
Strategi Pembelajaran Al-Qur’an?
b.
Apa Saja Ruang
Lingkup Pembelajaran Al-Qur’an?
c.
Apa Saja Metode Pembelajran Al-Qur’an?
d.
Bagaimana
Evaluasi Dalam Pembelajran Al-Qur’an?
e.
Bagaimana
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur’an?
1.3
TUJUAN
a.
Untuk
Mengetahui Startegi Pembelajaran Al-Qur’an
b.
Untuk
Mengetahui Ruang Lingkup Strategi Pembelajran Al-Qur’an
c.
Untuk
Mengetahui Metode Pembelajaran Al-Qur’an
d.
Untuk
Mengetahui Evaluasi Dalam Pembelajran Al-Qur’an
e.
Untuk
Mengetahui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur’an?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
STRATEGI PEMBELAJARAN AL-QUR’AN
Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan
ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi
mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan.
Strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan. Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesusesan dan
keberhasilan dalam mencapai tujuan.[1]
Pembelajaran al-qur’an adalah pemberian ilmu pengetahuan atau
ketrampilan membaca dari seorang guru kepada siswa, sehingga siswa dapat memiliki pengetahuan tentang al Qur’an.
Strategi Pembelajaran Al-Qur’an adalah
serangkaian rencana pembelajaran
yang dipersiapkan guru dalam membimbing, melatih anak
untuk membaca Al-Qur‟an dengan baik, secara efektif dan efesien.dimana hal
tersebut membutuhkan waktu yang lama dan melalui proses berulang-ulang.
2.2 RUANG
LINGKUP STRATEGI PEMEBELAJARAN AL-QUR’AN
a.
Pengertian
ruanglingkup strategi pembelajaran
Strategi belajar mengajar adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sementara ruang lingkup
adalah cakupan atau batasan yang menjadi pembahasan dan objek stategi
pembelajaran. Sehingga ruang lingkup strategi belajar mengajar adalah batasan
atau cakupan kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Ruang
Lingkup strategi pembelajaran meliputi:
1.
Guru /
pendidik
Guru adalah pelaku pembelajaran,
sehingga dalam hal ini guru merupakan faktor yang terpenting. Di tangan gurulah
sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran. Komponen guru tidak dapat
dimanipulasi atau direkayasa oleh komponen lain, dan sebaliknya guru mampu
memanipulasi atau merekayasa komponen lain menjadi bervariasi. Sedangkan
komponen lain tidak dapat mengubah guru menjadi bervariasi. Tujuan rekayasa pembelajaran
oleh guru adalah membentuk lingkungan peserta didik supaya sesuai dengan
lingkungan yang diharapkan dari proses belajar peserta didik, yang pada
akhirnya peserta didik memperoleh suatu hasil belajar sesuai dengan yang
diharapkan. Untuk itu, dalam merekayasa pembelajaran, guru harus berdasarkan
kurikulum yang berlaku.
2.
Peserta Didik
Peserta didik merupakan komponen
yang melakukan kegiatan belajar untuk mengembangkan potensi kemampuan menjadi
nyata untuk mencapai tujuan belajar. Komponen peserta ini dapat dimodifikasi
oleh guru.
3.
Materi
Bahan ajar atau materi pembelajaran
(instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai
standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi
pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan,
dan sikap atau nilai. Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus
diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajran. Ditinjau dari pihak
siswa bahan ajar itu harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen
penilaian yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar. peserta didik
dapat lebih mudah mencerna bahan daipada tanpa bantuan media.
4.
Tujuan
Tujuan merupakan dasar yang
dijadikan landasan untuk menentukan strategi, materi, media dan evaluasi
pembelajaran. Untuk itu, dalam strategi pembelajaran, penentuan tujuan
merupakan komponen yang pertama kali harus dipilih oleh seorang guru, karena
tujuan pembelajaran merupakan target yang ingin dicapai dalam kegiatan
pembelajaran
5.
Metode
Metode
merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi
menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode
adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian
suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.
6.
Media
Media merupakan wahana penyalur
informasi belajar atau penyalur pesan. Bila media adalah sumber belajar, maka
secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang
memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.[2]Dalam
proses pembelajaran, kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena
ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media
sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik
dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang
mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan, keabstrakan
bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.
7.
Evaluasi
Komponen evaluasi merupakan komponen
yang berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah
tercapai atau belum, juga bisa berfungsi sebagai sebagai umpan balik untuk
perbaikan strategi yang telah ditetapkan. Kedua fungsi evaluasi tersebut merupakan
evaluasi sebagai fungsi sumatif dan formatif.
Evaluasi sumatif adalah evaluasi
yang dilaksanakan setelah sekumpulan progrm pelajaran selesai diberikan. Dengan
kata lain evaluasi yang dilaksanakan setelah seluruh unit pelajaran selesai
diajarkan. Adapun tujuan utama dari evaluasi sumatif ini adalah untuk
menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka
menempuh program pengajaran dalam jangka waktu tertentu. (Sudijono, 2007: 23).
Sedangkan maksud dari evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan di
tengah-tengah atau pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, yaitu
dilaksanakan pada setiap kali satuan pembelajaran atau subpokok bahasan dapat
diselesaikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik “telah
terbentuk” sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan. Alokasi waktu
Para guru atau
pendidik harus tahu alokasi waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan
pembelajaran dan waktu yang dipakai pendidik untuk menyampaikan informasi
pembelajaran.
b.
RUANG LINGKUP
STRATEGI PEMBELAJARAN AL-QU’RAN
1.
Pendidik atau
guru : mata pelajaran al-qur’an
2.
Peserta didik
: kelas VII SMP Al-Hikmah
3.
Materi : hukum
bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
4.
Tujuan:
memahami, mempraktekkan dan menghafalkan hukum bacaan nun mati atau tanwin dan
mim mati
5.
Metode:
demonstrasi, driil, dan talking stick
6.
Media : Lks
dan buku tajwid
7.
Evaluasi :
Penilaian Proses dan Penilaian hasil tes
2.3 METODE
PEMBELAJARAN AL-QUR’AN
1.
Metode
demonstrasi dalam pembelajaran al-quran
Metode
berasal dari kata “Methodos” yang secara etimologis, berasal dari bahasa latin
yaitu “Methodos”. Secara etimologis kata methodos berasal dari kata metha
yang artinya dilalui dan hodos yang artinya jalan. Jadi methodos
artinya jalan yang dilalui. Secara umum, “metode artinya jalan atau cara yang
harus dilalui untuk mencapai tujuan.
Metode
Demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau orang lain
yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas
tentang suatu proses atau suatu kaifiyah melakukan sesuatu.[3]
Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, baik sebenarnya
ataupun hanya sekedar tiruan.[4]
Jadi, dari pemaparan diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengertian metode demonstrasi dalam pembelajaran
Al-Qur’an adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, baik sebenarnya
ataupun hanya sekedar tiruan dalam pembelajaran Al-Qur’an terkait materi nun
mati/tanwin dan mim mati.
Langkah-langkah metode demonstrasi
dalam pembelajaran Al-Qur’an.
·
Langkah
pertama yaitu pembukaan
·
Tujuan
pembelajaran yaitu untuk memahami dan mempraktekkan hukum bacaan nun mati atau
tanwin dan mim mati
·
Guru menjelaskan tentang materi hukum nun mati
atau tanwin dan mim mati beserta contohnya
·
Guru
menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh siswa untuk mempraktekkan contoh
hukum bacaan nun nun mati atau tanwin dan mim mati.
·
Guru
mengucapkan contoh bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
·
Siswa mempraktekkan ucapan guru tentang contoh nun mati atau
tanwin dan mim mati dengan baik dan benar
·
Setelah itu
siswa diberikan kesempatan untuk mengulang kembali apa yang telah dijelaskan
dan di praktekkan oleh guru
·
Kemudian guru
mengadakan evaluasi tentang materi bacaan hukum nun mati atau tanwin.
·
Guru menutup
meteri tersebut.
Kelebihan metode demonstrasi:
1)
Melalui metode
demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat terhindari, sebab peserta didik
disuruh langsung memperhatikan pelajaran yang dijelaskan.
2)
Perhatian
peserta didik dapat dipusatkan kepada hal yang dianggap penting oleh pengajar
sehingga peserta didik dapat menangkap hal-hal yang penting.
3)
Proses
pembelajaran akan lebih menarik, sebab peserta didik tidak hanya mendengar,
tetapi melihat hal yang dipraktakkan oleh pengajar.
Kekurangan
metode demonstrasi
1)
Metode
demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang
memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak
efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukkan suatu
proses tertentu guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu sehingga
dapat memakan waktu yang banyak.
2)
Demonstrasi
memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti
penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan
ceramah.
3)
Demonstrasi
memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut
untuk bekerja lebih professional. Disamping itu demonstrasi memerlukan kemauan
dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran peserta
didik.[5]
2.
Metode driil
dalam pembelajran Al-Qur’an
Mengenai
definisi atau pengertian metode drill, para ahli memberikan definisi yang agak
sedikit berbeda meskipun pada intinya definisi-definisi tersebut sama. Diantaranya
:
·
Menurut
Roestiyah, ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar
dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki
ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.[6]
·
Menurut
Ramayulis, metode drill atau disebut latihan siap dimaksudkan untuk memperoleh
ketangkasan atau ketrampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya
dengan melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan
siap-siaga.[7]
·
Menurut Abdul
Majid, suatu rencana menyeluruh tentang penyajian materi secara sistematis dan
berdasarkan pendekatan yang ditentukan dengan cara latihan agar pengetahuan dan
kecakapan tertentu dapat dimiliki dan dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik.[8]
·
Menurut Nana
Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal
yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat
suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi bersifat
permanen.
Dapat
disimpulkan bahwa metode driil adalah kegiatan membaca Al-Qur’an secara ber
ulang-ulang dengan menggunakan hukum bacan nun mati atau tanwin dan mim mati dalam
Al-Qura’an secara baik dan benar.
Langkah-langkah
metode driil dalam pembelajran al-qur’an
·
Guru
memberikan latihan bagaimana cara memebaca contoh kalimat dari bacaan nun mati
atau tanwin dan mim mati
·
Latihan
tersebut dilakukan secara berulang-ulang agar siswa benar-benar faham dan fasih
dalam mengucapkan contoh bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati.
3.
Metode talking
stick dalam pemebelajran Al - Qur’an
Menurut
bahasa, talking berarti berbicara, sedangkan stick berarti
tongkat. Maka dapat disimpulkan metode Talking Stick adalah metode pembelajaran
di mana guru dalam pembelajarannya menggunakan sebuah tongkat. Ketika tongkat
tersebut berhenti pada salah satu siswa, dialah yang harus menjawab pertanyaan
yang telah tersedia. Jika siswa tersebut tidak bisa menjawab maka akan
mendapatkan hukuman dan yang bisa menjawab akan mendapatkan reward
hadiah) atau reinfrorcement (penguatan) yaitu berupa pujian atau
sanjungan.Dan begitu seterusnya sampai semua atau sebagian besar siswa mendapat
giliran untuk menjawab soal. Cara menghentikan tongkat tersebut bisa lagu yang
dinyanyikan itu sampai selesai, bisa juga guru menghentikan tongkat tersebut
sebelum lagu berakhir.[9]
Jadi , dari pemaparan diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengertian metode talking stick dalam pembelajaran Al-Qur’an adalah metode
pembelajran dimana guru menggunakan sebuah tongkat dan ketika tongkat diberikan
kepada siswa dan tongkat tersebut dijalankan dan berhenti kepada salah astu
siswa maka siswa ahrus menjawab pertanyaan dari guru tentang hukum bacaan nun
mati dan mim mati dalam Al-Qur’an.
Langkah-langkah
metode Talking Stick dalam pembelajaran Al-Qur’an
- Guru menyiapkan sebuah
benda yang berbentuk seperti tongkat
- Guru menjelaskan metode
talking stick
- Guru menjelaskan materi
hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
- Setelah itu siswa
diberikan untuk membaca kembali apa yang telah disampaikan oleh guru
- Kemudian, guru
memberikan benda tersebut kepada siswa
- Setelah itu benda
tersebut dijalankan dan sewaktu-waktu guru memberhentikan maka benda
tersebut akan berhenti
- Kemudian, siswa yang
memegang benda tersebut maka guru akan memberikan sebuah pertanyaan
tentang bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati dan siswa harus
menjawabnya
- Begitu juga seterusnya.
- Guru memberi kesimpulan
tentang materi tersebut.
2.4 EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN
AL-QUR’AN
1.
PENILAIAN
PROSES (EVALUASI FORMATIF)
a.
Tes Lisan
Yaitu tes soal dan jawabannya menggunaakan
bahasa lisan. Tingkat berfikir untuk
pertanyaan lisan di kelas yang cenderung rendah seperti pengetahuan dan
pemahaman.[10]
Dimana dalam penilaian proses ini guru akan
memebrikan sebuah pertanyaan kepada siswa satu persatu tentang materi hukum nun
mati dan tanwin dalam pembelajaran Al-Qur’an dengan ini guru akan mengetahui
apakah siswa tersebut menguasai materi yang telah di berikan atau tidak.
2.
PENILAIAN
HASIL TES (EVALUASI SUMATIF)
a.
Tes tertulis
Merupakan tes dalam bentuk tulisan, baik soal
maupun jawabannya. Dalam menjawab soal siswa tidak harus selalu merespon dalam
bentuk menulis kalimat jawaban, tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai,
memberi tanda dan sebagainya. Tujuan Penggunaan Tes
Ø Mendiagnosa siswa (kekuatan dan kelemahan),
Ø Menilai kemampuan siswa (keterampilan dan
pengetahuan atau pemahaman),
Ø Memberikan bukti atas kemampuanyang telah
dicapai,
Ø Menyeleksi kemampuan siswa baik secara
individu atau kelompok, dan
Ø Monitoring standar pendidikan.[11]
b.
Uraian
Menuntut peserta tes untuk menguraikan,
mengorganisasian dan menyatakan jawaban denga bahasanya sendiri.[12]
c.
Uraian
terbatas
Adalah peserta tes diberi kebebasan untuk
menjawab soal, namun arah jawabannya dibatasi oleh berbagai rambu-rambu yang
ditentukan, sehingga kebebasan tersebut menjadi bebas dan terarah.[13]
d.
Obejektif
Peserta didik tidak diberi kebebasan
menentukan jawaban, tetapi tinggal memilih jawaban yang disediakan.[14]
e.
Pilihan ganda
Suatu butir
soal yang alternatif jawabannya lebih dari dua. Pada umumnya jumlah
alternatif jawaban berkisar antara empat
atau lima.[15]
Jadi dalam penialain hasil tes ini guru
mengetahui apakah siswa mampu dan menguasai materi hukum bacaan nun mati atau
tanwin dan mim mati dalam pembelajaran Al-Qur’an, dan guru bisa menentukan
apakah siswa dapat melanjutkan ke kelas selanjutnya atau tidak.
2.5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : ..........................................
Mata Pelajaran : Al-Qur’an
Kelas / Semester : VII ( TUJUH ) / 2 ( GENAP )
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
A.
Standar
Kompetensi
1. Menerapkan
hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim
mati
B.
Kompetensi
Dasar
1.1 Menjelaskan
hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati
1.2
Membedakan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim matI
1.3
Menerapkan hukum hukum bacaan
nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat AQur’an dengan benar
C.
Tujuan
Pembelajaran
§ Siswa dapat memahami hukum bacaan nun mati atau tanwindan mim mati
dal Al-Qur’an
§ Siswa dapat
mempraktekkan hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati dalam Al-Qur’an
§ Siswa dapat
menghafalkan hukum bacaan nun mati aatu tanwin dan mim mati dalam Al-Qur’an
D.
metode pembelajaran
·
Metode demonstrasi
·
Metode driil
·
Metode talking stick
E.
materi pembalajran
·
Hukum bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
F.
langkah-langkah
pembelajaran
a.
Pendahuluan
(10 menit)
§ Guru memberikan salam dan memulai
pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdoa sebelum memulai
pelajaran.
§ Siswa menyiapkan LKS atau buku tajwid,
membuka pelajaran yang akan dipelajari.
§ Secara bersama membaca materi Hukum Nun
Mati atau Tanwin dan Mim Mati
§ Guru menjelaskan secara singkat materi
yang akan diajarkan dan tujuan atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
§ Guru memotivasi dan mengajak siswa
untuk berpartisifasi aktif dalam pembelajaran
b.
Kegiatan
inti (50 menit)
1)
Eksplorasi
§ Guru menjelaskan materi tentang hukum
bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
§ Guru menjelaskan apa yang harus
dilakukan oleh siswa untuk mempraktekkan contoh hukum bacaan nun nun mati atau
tanwin dan mim mati.
§ Guru mengucapkan contoh bacaan nun mati
atau tanwin dan mim mati
§ Siswa mempraktekkan ucapan guru tentang contoh nun mati atau
tanwin dan mim mati dengan baik dan benar.
§ Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk siswa
diberikan kesempatan untuk mengulang kembali apa yang telah dijelaskan dan di
praktekkan.
2)
Elaborasi
§ Guru memberikan latihan bagaimana cara
memebaca contoh kalimat dari bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
§ Latihan tersebut dilakukan secara
berulang-ulang agar siswa benar-benar faham dan fasih dalam mengucapkan contoh
bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati.
§ guru memberikan sebuah permainan yang
berbentuk tongkat.
§ Dimana guru memberikan benda tersebut
kepada siswa
§ guru memberikan sebuah permainan yang
berbentuk tongkat.
§ Dimana guru memberikan benda tersebut
kepada siswa
§ Setelah itu benda tersebut dijalankan
dan sewaktu-waktu guru memberhentikan maka benda tersebut akan berhenti
§ siswa yang memegang benda tersebut maka
guru akan memberikan sebuah pertanyaan tentang bacaan nun mati atau tanwin dan
mim mati dan siswa harus
§ Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya materi yang belum jelas.
§ Membahas pertanyaan tersebut secara
umum dengan jawaban secara menyeluruh.
3)
Konfirmasi
§ Dengan Bimbingan guru, siswa merefleksi
kegiatan pembelajaran guna menggali pengalaman belajar yang telah dilakukan.
§ Guru memfasilitasi siswa untuk
memecahkan berbagai masalah dan memberi informasi agar siswa membaca Al-Qur’an
dengan kaidah-kaidah tajwid yang telah ditetapkan.
§ Guru memotivasi siswa yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif
c.
Kegiatan
akhir / penutup (10 menit)
§ Guru bersama siswa
membuat kesimpulan hasil pembelajaran.
§ Guru menilai / merefleksi kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan
§ Guru memberi umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran
§ Guru meminta siswa untuk mengerjakan
soal-soal latihan yang telah disediakan
§ Guru bersama-sama siswa menutup pelajaran
dengan membaca hamdallah, dan mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar
kelas dan siswa menjawab salam.
G.
Sumber Belajar
1.
Buku Tajwid
2.
LKS
3.
Sumber lain yang relevan
H. penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Jenis Penilaian
|
Bentuk Penilaian
|
Bentuk Instrumen
|
1.
Menyebutkan hukum bacaan nun mati yang bertemu dengan
ba’
|
Tes tulis
|
Pilihan ganda
|
Jika nun mati bertemu dengan ba’
maka hukum bacaan nya adalah….
a.
idhar
b.
Idgom
c.
Iqlab
d.
Ikhfa’
|
2.
Cara membaca hukum bacaan ikhfa’
|
Tes tulis
|
Pilihan ganda
|
Cara membaca hukum bacaan ikhfa’……
a.
Dengung
b.
Samar-samar
c.
Jelas
d.
Gunnah
|
3.
Menyebutkan berapa hukum bacaan mim mati
|
Tes tulis
|
Pilihan ganda
|
Jumlah bacaan hukum nun mati adalah…
a.
1
b.
2
c.
3
d.
4
|
4.
Menyebutkan hukum bacaan dalam ayat al-qur’an
|
Tes tulis
|
Pilihan ganda
|
كَعَصْفٍ مَأْكُوْلٍ ayat disamping
terdapat hukum bacaan
a.
Idhar syafawi
b.
Ikhfa’
syafawi
c.
Idhar halqi
d.
Ikhfa’
|
5.
Menyebutkan bacaan dalam ayat al-qur’an
|
Tes tulis
|
Pilihan ganda
|
وَ هُمْ بَارِزٌ mengandung hukum
bacaan…
A.
Iqlab
B.
Idhar syafawi
C.
Idghom bigunnah
D.
Ikhfa’
syafawi
|
6. Menjelaskan pengertian idghom biggunnah dan contohnya
|
Tes tulis
|
uraian
|
Apa yg dinamakan
idghom bigunnah? Berikan contohnya!
|
7.
Menjelaskan pengertian ikhfa’ dan contohnya
|
Tes tulis
|
Uraian
|
Apa yang dinamakan
ikhfa' haqiqi? Berikan contohnya!
|
8.
Menyebutkan hukum bacaan mim mati
|
Tes tulis
|
Uraian
|
Hukum Mim sukun ada berapa?,sebutkan!
|
9.
Menjelaskan pengertian idghom mitsli dan contohnya
|
Tes tulis
|
Uraian
|
Apa yang dinamakan
idghom Mitsli? Berikan contohnya!
|
10. Menjelaskan
hukum bacaan idghom bigunnah
|
Tes tulis
|
Uraian
|
Apa yg dinamakan
Idghom Bigunnah? Berikan contohnya!
|
Mengetahui Jember,
27 Mei 2015
Kepala sekolah Guru
Bidang Studi al-Qur’an
.................................. ........................................
BAB III
KESIMPULAN
Strategi Pembelajaran Al-Qur’an adalah serangkaian rencana pembelajaran
yang dipersiapkan guru dalam membimbing, melatih anak
untuk membaca Al-Qur‟an dengan baik, secara efektif dan efesien.dimana hal
tersebut membutuhkan waktu yang lama dan melalui proses berulang-ulang.
Ruang ringkup pembelajaran Al-Qur’an
1.
Pendidik atau
guru : mata pelajaran al-qur’an
2.
Peserta didik
: kelas VII SMP Al-Hikmah
3.
Materi : hukum
bacaan nun mati atau tanwin dan mim mati
4.
Tujuan:
memahami, mempraktekkan dan menghafalkan hukum bacaan nun mati atau tanwin dan
mim mati
5.
Metode:
demonstrasi, driil, dan talking stick
6.
Media : Lks
dan buku tajwid
7.
Evaluasi :
Penilaian Proses dan Penilaian hasil tes
Metode demonstrasi dalam pembelajaran
Al-Qur’an adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, baik sebenarnya
ataupun hanya sekedar tiruan dalam pembelajaran Al-Qur’an terkait materi nun
mati/tanwin dan mim mati.
Metode driil adalah kegiatan membaca
Al-Qur’an secara ber ulang-ulang dengan menggunakan hukum bacan nun mati atau
tanwin dan mim mati dalam Al-Qura’an secara baik dan benar.
Metode talking stick dalam pembelajaran Al-Qur’an adalah metode
pembelajran dimana guru menggunakan sebuah tongkat dan ketika tongkat diberikan
kepada siswa dan tongkat tersebut dijalankan dan berhenti kepada salah astu
siswa maka siswa ahrus menjawab pertanyaan dari guru tentang hukum bacaan nun
mati dan mim mati dalam Al-Qur’an.
Evaluasi dalam pembelajran al-Qur’an
menggunkan penialaian proses dan penilaian hasil tes.
DAFTAR
PUSTAKA
Majid
Abdul, Stategi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013
Djamrah
Bahri Saiful, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1995
Zuhraini
H Drs, Dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Biro Ilmiah
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1983
Mulyono
Dr, Strategi Pembelajaran, Malang: UIN Maliki Press, 2011
N. K
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008
Ramayulis,
Metodelogi Pendidikan Agam Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2010
Majid
Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Study Kompetensi Gur, Bandung: PT Rosda Karya, 2006
Suprijono
Agus, Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011
Sahlan
Moh, Evaluasi Pembelajran, Stain Jember Preess, 2013
[1] Abdul Majid, Strategi Pembelajaran,PT Remaja
Rosdakarya, Bandung:2013, hal.3-4
[2] Saiful Bahri Djamrah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta :
Rineka Cipta. Hal 136 (1995)
[3] Dra. H. Zuhairini, Drs. Abdul Ghofir, Drs. Slamet As. Yusuf,
Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya, Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN
Sunan Ampel, 1983, hal. 94
[4] Dr. Mulyono, Strategi Pembelajaran, Malang, UIN Maliki
Press, 2011, hlm. 87
[5] Dr. Mulyono, Strategi Pembelajaran, Malang, UIN Maliki
Press, 2011, hlm. 88
[6] Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2008), hal. 125
[7] Ramayulis, Metodologi
Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2010), hal. 349
[8] Abdul Majid,
Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Study Kompetensi Guru, (Bandung: PT.
Rosda Karya, 2006), hlm. 133.
[9] Agus Suprijono, cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
(Yogyakarta : Pustaka pelajar 2011) hal 109
[10] Dr. H. Moh. Sahlan, M.Ag., Evaluasi Pembelajaran, STAIN
Jember Press(2013), hlm. 95
[11] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya(2006) hlm. 195
[12] Dr. H. Moh. Sahlan, M.Ag., Evaluasi Pembelajaran, STAIN
Jember Press(2013), hlm. 45
[13] Dr. H. Moh. Sahlan, M.Ag., Evaluasi Pembelajaran, STAIN
Jember Press(2013), hlm. 51
[14] Dr. H. Moh. Sahlan, M.Ag., Evaluasi Pembelajaran, STAIN
Jember Press(2013), hlm. 61
[15] Dr. H. Moh. Sahlan, M.Ag., Evaluasi Pembelajaran, STAIN
Jember Press(2013), hlm. 72
No comments:
Post a Comment