Search makalah

Saturday, 17 February 2018

Makalah Manajemen Perpustakaan

BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Suatu organisasi baik yang bersifat resmi maupun tidak resmi, pasti memiliki visi dan misi yang sama yaitu ingin memajukan dan mengembangkan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Maka perlu adanya manajamen dalam suatu organisasi tersebut. Manajmen merupakan salah satu aspek dalam suatu pekerjaan. Apabila suatu organisasi atau lembaga tidak memiliki manajmen maka bisa dipastikan akan terbengkalai dan tidak sesuai dengan apa
yang diharapkannya. Karena tidak adanya rencana atau rancangan-rancangan kegiatan yang akan dilakukan kedepannya, dan tujuannya juga tidak jelas.
Contohnya yaitu perpustakaan. Perpustakaan baik yang dimiliki oleh sekolah, kampus atau daerah tertentu, pastinya memiliki manajmen. Fungsi dari manajmen tersebut yaitu untuk merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan sega aspeknya agar tujuan dari perpustakaan tersebut bisa efektif dan efisien bagi pengunjungnya.

2.    Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian manajemen perpustakaan ?
2.    Bagaimana perencanaan manajemen perpustakaan ?
3.    Bagaimanana struktur organisasi perpustakaan ?


A.      PEMBAHASAN
1.    Pengertian manajemen perpustakaan
Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan dan lembaga informasi akan memiliki kinerja yang baik apabila ditunjang dengan manajemen yang memadai.  Dengan adanya manajemen, seluruh aktivitas lembaga akan mengarah padaupaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, sehingga seluruh elemen dalam suatu lembaga tersebut akan berusaha memfungsikan dari sesuai ketentuan lembaga/ perpustakaan.
Setiap informasi memerlukan manajemen. Manajemen berfungsi untuk mengatur aktivitas seluruh elemen dalam suatu lembaga. Oleh karena itu, dalam proses manajemen diperlukan perencanaan, pengorganisasian, penganggaran, kepemimpinan, dan pengendalian.
Dalam manajemen perpustakaan, Jo Bryson menyatakan bahwa manajemen perpustakaan merupakan upaya pencapaian tujuan dan pemanfaatan sumber daya manusia, informasi, sistem, dan sumber dana dengan tetap memperhatikan fungsi manajemen, peran, dan keahlian. Dalam pengertian ini ditekankan bahwa untuk mencapai tujuan diperlukan sumber daya manusia (human resources) dan sumber nonmanusia (non human resources) yang berupa sumber dana, teknik, fisik, perlengkapan, perlengkapan, alam informasi, ide, peraturan-peraturan, dan teknologi.

Sumber daya terssebut dikelola melalui proses manajemen, meliputi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian yang diharapkan mampu mengeluarkan produk berupa barang atau jasa.

2.    Perencanaan manajemen perpustakaan
Perpustakaan sebagai lembaga yang selalu berkembang / (library is the growing organism) memerlukan perencanaan dalam pengelolaan, meliputi bahan informasi, sumber daya manusia, dana, gedung/ruang, sistem, dan perlengkapan. Tanpa adanya perencanaan yang memadai, maka tidak jelas tujuan yang akan dicapai, tumpang tindihnya pelaksanaan, dan lamanya perkembangan perpustakaan.
Sumber daya manusia merupakan unsur pendukung utama dalam kegiatan organisasi / lembaga. Maju mundurnya perpustakaan tergantung pada sumber daya manusianya. Kebutuhan sumberdaya manusia untuk perpustakaan perlu direncanakan dan dipertimbangkan, di antaranya yaitu:


§  Jenis kegiatan
§  Kualitas dan kuantitas tenaga
§  Spesialisasi
§  Pemanfaatan teknologi informasi
§  Dana
§  Tingkat pendidikan pemakai


oleh karena itu, kebutuhan tenaga untuk satu jenis perpustakaan berbeda  dengan kebutuhan tenaga untuk jenis perpustakaan yang lain. Perlu pula dipikirkan jenis bahan informasi yang akan dikelola oleh suatu perpustakaan apakah terdiri atas bahan buku atau juga non  buku. Hal itu disebabkan, keanekaragaman bahan informasi akan berdampak pada keperluan spesialisasi tenaga dalam menanganinya.
Demikian pula dalam penyusunan bahan informasi. Perencanaan perlu dipikirkan teruatama sistem yang akan diberlakukan disuatu perpustakaan.
Misalnya, sistem pengadaan koleksi, sistem inventarisasi, sistem katalogisasi, sistem klasifikasi, sistem sirkulasi, dan software yang akan dipakai. Perlu pula direncanakan buku-buku pedoman yang dipergunakan; misalnya pedoman katalogisasi, transliterasi, klasifikasi, dan lainnya. 
Tidak kalah pentingnya perencanaan penggalian dana yang menjadi nafas suatu perpustakaan. Dana dapat diperoleh melaluai keanggotaan, denda, jasa foto kopi, jasa penelusuran literatur, jasa terjemahan, kerjasama dengan penerbit, anggaran rutin, dan anggaran proyek/sponsor.
Seluruh kegiatan perpustakaan akan dapat berjalan dengan baik, apabila memiliki perlengkapan yang memadai. Sarana prasarana seperti gedung/ ruang, mebeler, media komunikasi, dan peralatan kantor perlu direncanakan sedini mungkin. Hal itu perlu diperhatrikan karena kenyamanan  dan kelancaran tugsas juga dipengaruhi oleh penyediaan sarana prasarana itu.
Mengingat begitu pentingnya perencanaan bagi suatu perpustakaan, dalam penyusunannya diperlukan pengetahuan dan pengalaman luas (sulistya-basuki, 1993: 192). Perencanaan ini terkait masalah sumber daya manusia, dana, dan fasilitas lain sebagai pendukung pelaksanaan.
Pentingnya perencanaan bagi suatu perpustakaan disebabkan karena hal-hal berikut ini:
a.       Perencanaan merupakan dasar pelaksanaan aktivitas pimpinan perpustakaan tidak akan mampu melaksanakan fungsi manajemen dan kepemimpinan dengan baik tanpa perencanaanyang sudah ditetapkan. Perencanaan yang memadai akan memberikan petunjuk kepada pimpinan perpustakaan mengenai sistem organisasi, prosedur dan kebijakan yang ditempuh, kualifikasi tenaga yang diperlukan dan kearah mana tenaga harus digerakkan untuk melakukan pekerjaan dan tugas-tugas kepustakawanan
b.      Perencanaan merupakan alat pengawasan
Pengawasan sebenarnya merupakan upaya sistematis untuk menetapkan stndar prestasi sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan. Dengan adanya perencanaan akan diketahui adanya penyimpangan langkah yang kemudian dapat dilakukan pengukuran signifikasi penyimpingan itu. Oleh karena itu pengawasan harus didasarkan pada perencanaan. Perencanaan yang jelas, lengkap, dan terpadu akan mampu meningkatkan efektivitas pengawasan.
c.       Perencanaa yang proporsional akan membawa efektifitas dan efisiensi
Dengan adanya perencanaan, seorang pimpinan perpustakaan akan berusaha mencapai tujuan dengan biaya yang paling kecil dan menghasilkan produk (barang dan /jasa) yang lebih besar. Oleh karena itu, dalam penyusunan rencana perlu diantisipasi adanya akibat-akibat yang tidak dikehendaki dan sedapat mungkin dihindarkan atau setidaknya dikurangi. [1]

3.    Struktur Oganisasi Perpustakaan
Struktur organisasi suatu jenis perpustakaan, berbeda dengan yang lain.  Hal itu dappat dimengerti karena perbedaan masyarakat yang dilayani, lembaga yang menaunginya, dana, dan sumber daya manusia. Oleh karena itu struktur masing-masing jenis perpustakaan dapat difahami sebagai berikut:
1.      Struktur organisasi perpustakaan sekolah
Struktur organisasi perpustakaan dalam lembaga induknya dan status pustakawan dalam fungsi kelembagaannya akan menentukan peran dan manfaatnya dalam pendidikan. Perpustakaan sebagai sarana dan prasarana  pendidikan perlu ada pada setiap satuan pendidikan formal dan non formal (UU 20 Thn 2003 Bab XII Pasal 45) undang-undang itu berlaku pada setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah, baik yang di selenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat, harus menyediakan sumber belajar. Hal ini memungkinkan para tenaga kependidikan dan para peserta didik memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan dengan membaca buku bahan pustaka yang mengandung ilmu pengetahuan yang di perlukan.
Adapun peran dan status pustakawan sebagai tenaga kependidikan telah diatur secara jelas pada undang-undang tersebut, pada Bab XI Pasal 39 tentang tenaga kependidikan yaitu :
Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan atministrasi, pengelolahan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Kemudian dalam penjelasan UU tersebut diterangkan bahwa yang dimaksud tenaga kependidikan meliputi pengelola satuan pendidikan, memilih pamor belajar, pengawasan, peneliti, pengembang, pustakawan, laporan dan teknisi sumber belajar.
Dengan struktur tersebut, perpustakaan dan pustakawan akan mampu bergerak lebih leluasa dalam mengemban tugas dalam kependidikan.
Adapun struktur organisasi perpustakaan sekolah sebaiknya sebagai berikut :




2.      Struktur organisasi perpustakaan khusus
Struktur organissai perpustakaaan khusus agak berbeda dengan perpustakaan lain dalaam penyusunannya hendaknya memperhatikan hal-hal berikut :
a.         Organisasi perpustakaan khusus merupakan bagian integral dari suatu lembaga/ Instansi dan harus memiliki kepastian hukum dalam lembaga/ Instansi tersebut.
b.        Besar kecilnya struktur organisasi di sesuaikan dengan isi, dan tujuan lembaga induknya.
c.         Kedudukan perpustakaan dan unit penyelenggaraan perpustakaan harus jelas dan tegas digambarkan dalam struktur organisasi perpustakaan.


  
3.      Struktur Organisasi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang di peruntuhkan pada masyarakat umumnya, tidak membatasi umur, jenis kelamin, pendidikan, suku, maupun Agama. Oleh karena itu, koleksinya juga harus penuh dan untuk semua umur. Perpustakaan jenis ini terdiri dari tingkat Desa, tingkat Kecamatan, tingkat Kabupaten dan tingkat Kota madya.

a.         Perpustakaan Desa/ kelurahan
Perpustakaan tingkat ini sekurangkurangnya hendaknya memiliki 1000 judul koleksi yang terdiri sekurang-kurangnya 2000 eksemplar atau setiap judul 2 eksemplar. Adapun struktur organisasinya disusun sebagai berikut:







b.        Perpustakaan kecamatan
Perpustakaan tingkat kecamatan ini sekurang-kurangnya memiliki 2000 judul koleksi yang terdiri dari minimal 2 judul per eksemplar. Adapun struktur organisasinya dapat disusun sebagai berikut:

  
c.         Perpustakaan kabupaten atau kota madya
Perpustakaan tingkat ini hendaknya paling sedikit memiliki 3000 judul koleksi dalam berbagai bidang. Adapun struktur organisasi sebagai berikut:


4.      Struktur  organisasi perpustakaan perguruan tinggi
Status perpustakaan dalam struktur organisasi secara makro dan mikro sangat mempengaruhi kinerja dan penyediaan fasilitas perpustakaan. Selama ini status perpustakaan tinggi negeri maupun swasta masih bervariasi, ada yang dibawah tata usaha, dan ada yang dibawah wakil rektor bidang administrasi dan keuangan, dengan alasan bahwa tugas perpustakaan adalah tugas administratif. Adapula status perpustakaan dibawah wakil rektor III bidang kemahasiswaan dan alumni dengan alasan bahwa pelayanan perpustakaan ditujukan kepada mahasiswa dan dosen. Selain itu ada pula yang statu perpustakaa dibawah wakil rektor bidang akademik, dengan alasan bahwa aktifitas perpustakaan adalah aktifitas akademik  yang bergerak dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan.
   Untuk lebih meningkatkan peran dan kinerja perpustakaan perguruan tinggi, perlu ditinjau kembali penataan struktur organisasi dan statunya dalam organisasi induknya. Hal ini disebabkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan bagian integral dari pergurua tinggi yang bersaangkutan. Berkaitan dengan itu, menurut PP No. 30 tahun 1990 pasal 34 disebutkan bahwa unit pelaksana teknis perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang sebagai kelengkapan bagi pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
Kedudukan perpustakaan perguruan tinggi diluar lingkup fakultas dan bertanggungjawab langsung kepada rektor/ ketua/ direktur yang pendelegasiannya dapat diserahkan kepada wakil rektor/ ketua/ direktur bidang akademik. Dengan demikian, dalam kegiatan sehari-hari, kepala perpustakaan berhubungan dengan wakil rektor/ ketua/ direktur bidang akademik.
Mengingat kedudukannya yang strategis itu, sudah selayaknya apabila perpustakaan diikutsertakan dalam pembahasan program pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Peran ini memang dapat dilakukan oleh kepala perpustakaan perguruan tinggi yang berstatus badan hukum milik negara/ BHMN seperti UGM, UI, ITB, IPB, dan UNAIR, karna kedudukan mereka juga secara otomatis sebagai anggota majlis wali amanah perguruan tinggi masing-masing.
Agar lebih jelas, struktur organisasi perpustakaan, menurut PP tersebut dapat digambarkaan sebagai berikut :







Dengan kedudukan seperti di atas, apabila kepala lembaga penelitian, dekan, direktur LPM menduduki pangkat jabatan eselon II, semestinya kepaala UPT perpustakaan juga menduduki eselon II. Akan tetapi, peraturan itu ternyata belom dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan berbagai alasan. Hal ini berlaku baik diperguruan tinggi negeri maupun diperguruan tinggi suasta. Satu kenyataan bahwa saat ini kepala UPT perpustakaan menduduki eselon III bahkan ada juga kepala perpustakaan perguruan tinngi yang tidak memiliki eselon. Jika demikian sulit diharapkan suatu perpustakaan akan maju sebab tidak di ikut sertakan dalam pengambilan keputusan.
5.      Struktur organisasi perpustakaan masjid
Sebenarnya perpustakaan masjid adalah perpustakaan yang di tujukan untuk masyarakat sekitar masjid dalam rangka peningkatan kuaalitas hidup, baik hidup di dunia maupun di akhirat. Perpustakaan ini kedudukannya di bawaah  tanggung jawab takmir masjid setempat. Perpustakaan masjid dapat di bagi menjadi perpustakaan masjid pemula, perpustakaan masjid madya, dan perpustakaan masjid utama. Adapun struktur organisasi masing-masing perpustakaan adalah sebagai berikut :
a.    Perpustakaan masjid pemula



Perpustakaan ini berkedudukan di desa dengan batas minimum memiliki pustaka sebanyak 1000 judul. Perpustakaan tingkat ini struktur organisasinya adalah sebagai berikut:

  

b.    Perpustakaan masjid madya
Perpustakaan jenis ini berkedudukan di ibu kota kecamatan atau kabupaten ataau kota madya dengan pemilikan minimal 2000 judul pustaka. Struktur organisasinya adalah sebagai berikut :



c.    Perpustakaan masjid utama




Perpustakaan masjid jenis ini berkedudukan di ibu kota profinsi dengan pemilikaan jumlah minimum 3000 judul pustaka. Adapun struktur organisasinya sebagai berikut :







Struktur tersebut dapat ditambah atau dikurangi dengan kondisi masing-masing masjid.[2]


B.       KESIMPULAN
1.      Manajemen perpustakaan adalah seluruh aktivitas lembaga yang mengarah pada upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, sehingga seluruh elemen dalam suatu lembaga tersebut akan berusaha memfungsikan dari sesuai ketentuan lembaga/ perpustakaan.
2.      Perencanaan Manajemen Perpustakaan meliputi beberapa aspek yaitu bahan informasi, sumber daya manusia, dana, gedung/ruang, sistem, dan perlengkapan. Tanpa adanya perencanaan yang memadai, maka tidak jelas tujuan yang akan dicapai, tumpang tindihnya pelaksanaan, dan lamanya perkembangan perpustakaan.
3.      Setiap lembaga Memiliki struktur Manajemen organisasi perpustakaan tersendiri seperti perpustakaan sekolah, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan di perguruan tinggi dsb.

DAFTAR PUSTAKA
Lasa H S. 2005. Manajmen Perustakaan. Yogyakarta. Gama Media.





[1] Lasa H S. Manajmen Perustakaan, (Yogyakarta: Gama Media, 2005), hal 57-59
[2] Ibid, hlm 281-289

No comments:

cari judul makalah