BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Setiap lembaga pendidikan pasti mempunyai
tujuan yang sama dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satunya yaitu
dengan senantiasa meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan masing-masing
lembaga pendidikan tersebut. Di dalam interaksi belajar mengajar,
pembelajaran
bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan adanya kemampuan dari
guru yang memiliki dasar-dasar mengajar yang baik. Mengajar pada hakikatnya
merupakan suatu kegiatan belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat
berlangsung secara efektif dan efisien.
Pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila
ada keberanian untuk mencari metode serta membangun paradigma baru. Hal ini
diperlukan penerapan cara dan metode yang lain yang telah digunakan pada masa
lampau. Suatu metode yang telah terbukti mampu mendatangkan hasil baik pada
masa lampau belum tentu akan membawa hasil yang sama jika diterapkan di masa
kini dan mendatang. Untuk itulah seorang guru harus melakukan pembaharuan agar
dapat memotivasi dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa
agar dapat belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan di dalam kemampuan
guru dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran.
2.1 Rumusan Masalah
a.
Bagaimana Kriteria memilih dan Metode Pembelajaran PAI ?
b. Bagaimana Faktor-faktor Kriteria Pemilihan Metode Mengajar ?
c. Bagaimana Teknik Pemilihan Metode Mengajar
?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kriteria memilih Metode Pembelajaran PAI
Dalam interaksi belajar mengajar, metode
mengajar dipandang sebagai salah satu komponen yang ada didalamnya yang mana
komponen satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Metode mengajar sebagai
alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin baik
penggunaan metode mengajar semakin berhasillah pencapaian tujuan, artinya
apabila guru dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan bahan
pengajaran, murid, situasi kondisi, media pengajaran maka semakin berhasillah
tujuan pengajaran yang ingin dicapai (Soetomo, 1993: 144).
Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan
dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara
penilaian yang akan dilaksanakan.
Untuk lebih jelasnya mengenai berbagai metode
mengajar, diuraikan guru dalam menyampaikan pengajarannya kepada murid.
1. Metode Ceramah
Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan
pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa.
Metode ceramah bervariasi merupakan cara penyampaian, penyajian bahan pelajaran
dengan disertai macam-macam penggunaan metode pengajaran lain, seperti tanya
jawab dan diskusi terbatas, pemberian tugas dan sebagainya.
Ceramah dilakukan dengan ditujukan sebagai
pemicu terjadinya kegiatan yang partisipatif (curah pendapat, diskusi,
penugasan, studi kasus, dll). Selain itu, ceramah yang dimaksud disini adalah
ceramah yang cenderung interaktif, yaitu melibatkan siswa melalui adanya
tanggapan balik atau perbandingan dengan pendapat dan pengalaman siswa. Hal
yang harus dipersiapkan dan direncanakan guru sebelum melaksanakannya, agar
penggunaannya lebih efektif yaitu.
1.
Membatasi waktu
yang disesuaikan dengan tingkat usia siswa, semakin kecil usia hendaknya
waktunya semakin sedikit untuk memberikan ceramah.
2.
Menentukan
pokok masalah yang akan dicermahkan dengan membuat ikhtisar, atau dengan
membuat catatan penting yang akan disampaikan pada siswa.
3.
Menyusun
beberapa pertanyaan kepada siswa. Pertanyaaan ini nantinya akan menjadi umpan
balik bagi guru untuk mengetahui sejauh mana keaktifan murid dalam mengikuti
pelajaran.
4.
Membuat
kesimpulan pokok-pokok bahan, agar setiap anak memahami akan materi yang
disampaikan.
5.
Menyusun alat
evaluasi untuk menilai apakah berhasil atau tidak ceramah yang diberikan.
2. Metode Tanya
Jawab
Metode tanya jawab adalah
suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan
murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu. Sebelum guru
melaksanakn metode ini hendaknya guru mempersiapkan langkah-langkahnya.
1.
Merumuskan
tujuan tanya jawab secara jelas dalam bentuk yang khusus dan berpusat pada
perubahan tingkah laku murid.
2.
Mengemukakan
alasan mengapa kita memakai metode tanya jawab .
3.
Menetapakan
pertanyaan yang harus diberikan kepada murid.
4.
Membuat garis
besar jawaban dan pertanyaan yang diberikan sehingga mudah mengetahui mana
jawaban siswa yang benar dan yang salah.
5.
Memberi
kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya.
3. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan suatu metode
pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan kepada murid dan para murid
diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan
teman-temannya. Kegunaan metode ini adalah sebagai berikut:
1.
Memberi
kesempatan pada siswa untuk menyalurkan kemampuan masing-masing, dapat
mendorong anak untuk mengemukakan ide-ide baru.
2.
Dapat
memanfaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki siswa.
3.
Membantu siswa
untuk dapat menerapkan pengalaman teoritis dan pengalaman praktis dalam
berbagai pengetahuan di sekolah.
4.
Membantu siswa
untuk dapat menilai kemampuan dirinya, teman -temanya dan juga siswa dapat
menghargai pendapat teman.
5.
Mengembangkan
motivasi anak untuk belajar lebih lanjut.
4. Metode
Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah pemberian tugas
dari guru kepada anak-anak untuk diselesaikan dan dipertanggungjawabkan. Dengan
tujuan agar siswa dapat mengembangkan daya penalarannya, dan dapat belajar
secara mandiri. Metode ini dapat digunakan apabila.
1. Suatu pokok bahasan tertentu yang membutuhkan latihan
atau pemecahan yang lebih banyak diluar jam pelajaran yang melibatkan beberapa
sumber belajar.
2. Ruang lingkup bahan pengajaran terlalu luas
sedangkan waktunya terbatas. Untuk itu guru sangat perlu memberi tugas.
3. Suatu pekerjaan yang menyita waktu banyak, sehingga tidak mungkin
diselesaikan hanya melalui jam pelajaran disekolah.
4. Apabila guru berhalangan untuk melaksanakan
pengajaran, sedangkan tugas yang harus disampaikan kepada murid sangat banyak.
5. Metode
Demonstrasi dan Eksperimen
Metode ini merupakan metode yang sangat efektif
dalam menolong siswa dalam mencari jawaban atas pertanyaan. Dengan metode
demonstrasi dimaksudkan adalah bahwa
seorang guru memperlihatkan suatu proses kepada seluruh anak didiknya.
Sedangkkan yang dimaksud dengan metode eksperimen adalah guru atau siswa
mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode
demostrasi antara lain.
a.
Mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan demostrasi.
b.
Tujuan demostrasi
hendaknya dijelaskan kepada siswa sehingga siswa menjadi jelas untuk apa
demostrasi dilakukan dan perhatian siswa
dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting.
c.
Sebaiknya perlu
diperhatikan pula kondisi-kondisi lain yang dapat mempengaruhi jalannya
demonstrasi.
d.
Selama
berlangsung demonstrasi hendaknya guru memperhatikan hal-hal berikut ini.
·
Apakah
demonstrasi dapat dilihat dan diikuti oleh semua anak.
·
Apakah setiap
langkah yang ditempuh sudah dipahami setiap anak atau belum.
·
Apakah penjelasan
guru dapat didengar oleh setiap murid.
·
Apakah anak
sudah diberikan petunjuk mengenai hal-hal yang perlu dicatat.
·
Apakah waktu
yang tersedia dapat dipergunakan secara efektif dan efisien.
e.
Jika demostrasi
telah selesai hendaknya diikuti dengan tindak lanjut.
f.
Mengadakan
penilaian terhadap kemampuan anak dalam belajar
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam
metode eksperimen yaitu.
1)
Adanya masalah
yang dianggap penting, guru dapat menentukan masalah yang harus dipecahkan oleh
para siswanya.
2)
Merumuskan
masalah secara jelas batas-batsnya, karna akan mempermudah anak untuk mencari
hipotesa sebagai jawaban sementara.
3)
Mengajukan
hipotesis, dalam mengemukakan hipotesis biasanya orang berpegang pada
pengalaman atau pengetahuan yang diperolehnya dari berbagai sumber.
4)
Menguji benar
tidaknya hipotesis, harus dilakukan dengan mengadakan eksperimen.
5)
Menarik
kesimpulan dari hasil eksperimen kita akan menarik kesimpulan, apakah hipotesa
kita benar atau salah.
6)
Menerapkan
hasil eksperimen untuk pembuktian lebih lanjut dalam situasi-situasi lain untuk lebih meyakinkan kebenarannya.
6. Metode Simulasi
Metode simulasi adalah bentuk metode praktek
yang sifatnya untuk mengembangkan ketermpilan peserta belajar (keterampilan
mental maupun fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke
dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan
praktek di dalam situasi yang
sesungguhnya. Misalnya: sebelum melakukan praktek penerbangan, seorang siswa
sekolah penerbangan melakukan simulasi penerbangan terlebih dahulu (belum
benar-benar terbang). Situasi yang dihadapi dalam simulasi ini harus dibuat
seperti benar-benar merupakan keadaan yang sebenarnya (replikasi kenyataan).
Contoh lainnya, dalam sebuah pelatihan fasilitasi, seorang peserta melakukan
simulasi suatu metode belajar seakan-akan tengah melakukannya bersama kelompok
dampingannya. Pendamping lainnya berperan sebagai kelompok dampingan yang
benar-benar akan ditemui dalam keseharian peserta (ibu tani, bapak tani,
pengurus kelompok, dsb.). Dalam contoh yang kedua, metode ini memang mirip
dengan bermain peran. Tetapi dalam simulasi, peserta lebih banyak berperan
sebagai dirinya sendiri saat melakukan suatu kegiatan/tugas yang benar-benar
akan dilakukannya.
7.
Metode
Langsung
Metode langsung menekankan tujuan pembelajaran yang berorientasi kepada
siswa dan spesifik, mengandung uraian yang jelas tentang situasi penilaian
(kondisi evaluasi), dan mengandung tingkat ketercapaian yang diharapkan
(kriteria keberhasilan). Untuk merumuskan tujuan pembelajaran pada
metode pembelajaran langsung, metode Mager dapat digunakan. Langkah-langkah pada metode pembelajaran
langsung.
1.
Pembelajaran
dimulai dengan dialog atau humor yang pendek dalam bahasa Indonesia dengan gaya
bahasa yang santai dan non formal.
2.
Materi
mula-mula disajikan secara lisan dengan gerakan atau isyarat tertentu,
dramatisasi dan gambar-gambar.
3.
Tanya jawab
berdasarkan bahasa yang dipelajari dengan memberikan contoh untuk merangsang siswa.
4.
Tata bahasa
diajarkan secara indukatif.
5.
Kata-kata
digunakan dalam percakapan-percakapan.
6.
Siswa yang
sudah maju diberikan bacaan sastra untuk pemahaman tetapi bahasa dalam bacaan
tidak dianalisis secara struktural atau sistematis dan budaya yang relevan
diajarkan secara indukatif.
8. Metode
Komunikatif
Desain yang bermuatan komunikatif harus
mencakaup semua ketrampilan berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam
pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikasikan ke dalam tujuan kongkrit
yang merupakan produk akhir. Sebuah produk disini dimaksudkan sebagai sebuah
informasi yang dapat dipahami, ditulis, diutarakan, disajiakan ke dalam
nonlinguistik.
Dalam disain
pembelajaran yang bernuasa komunikatif , ada beberapa jenis disain
pembelajaran.
1.
Struktural
fungsional.
2.
Struktur dan
fungsi.
3.
Fokus fariabel.
4.
Fungsioanal.
5.
Nasional penuh.
6.
Komunikatif
penuh.
9. Metode
Kontruktivistik
Bahwa belajar itu menemukan meskipun guru
menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka melakukan proses mental atau kerja
otak atas informasi itu masuk ke dalam pemahaman mereka. Metode kontruktivistik
di dasarkan pada teori belajar kongnitif yang menekankan pembelajaran
kooperatif, pembelajran generatif, strategi bertanya, inkuiri, atau menemukan
dan ketrampilan metakognitif lainnya.
10. Metode
Partisipatori
Metode pembelajaran partisipatori lebih
menekankan keterlibataan siswa secara penuh. Siswa dianggap sebagai penentu
keberhasilan belajar. siswa didudukkan sebagai subyek belajar. Dengan
berpartisipasi aktif, siswa dapat menentukan hasil belajar, guru hanya bersifat
sebagai pemandu atau fasilitator. Ciri-ciri pokok metode partisipatori.
1. Belajar
dari realitas atau pengalaman.
2. Tidak
menggurui.
3. Dialogis.
11. Metode
Kontekstual
Metode kontekstual muncul sebagai reaksi
terhadap teori behavioristik yang telah mendominasi pendidikan selama puluhan
tahun. Metode kontekstual mengakui bahwa pembelajaran merupakan proses
kompleks dan banyak fase yang banyak
jauh melampaui drill oriented dan metode
Stimulus and Response. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual menawarakan
strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa dalam belajar lebih bermakna dan
menyengkan.[1]
2.2 Faktor-faktor
Kriteria Pemilihan dan Penggunaan Metode Mengajar
Metode mengajar merupakan
syarat mutlak yang harus disertakan dalam proses belajar mengajar, karena
metode mengajar merupakan cara atau proses mencapai tujuan pengajaran yaitu
tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar.
Setiap guru yang akan
menyajikan materi pelajaran kepada anak didiknya, perlu memahami arti, peranan
serta penggunaan metode mengajar, karena metode yang digunakan itu akan
berpengaruh sekali terhadap berhasil tidaknya suatu tujuan yang akan dicapai
tergantung pada penggunaan metode yang tepat. Dari uraian di atas dikemukakan
bahwa setiap metode memiliki karakteristik tersendiri, oleh karena itu perlu
dipilih suatu atau beberapa metode yang sesuai. Jadi dalam
pemilihan tersebut bukanlah salah satu metode yang digunakan secara permanen,
tetapi bervariasi den metode yang tepat sehingga tercapai proses belajar
mengajar yang efektif.
Tujuan yang ingin di capai, Yang dimaksud
dengan tujuan yang ingin dicapai ialah tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran
merupakan rumusan yang menggambarkan tentang perubahan tingkah laku apa yang
akan diperoleh, siswa sebagai akibat dan pengajaran. Dalam sistem pengajaran,
tujuan harus dapat memberikan gambaran yang jelas tentang bentuk tingkah laku
yang diharapkan dapat dimiliki siswa, karena itu tujuan harus merupakan suatu
rumusan yang bersifat sempit dan spesifik. Dalam menentukan tujuan yang
spesifik, harus diperhatikan tiga unsur yaitu meliputi aspek kognitif, afektif dan
aspek psikomotor. Tujuan yang jelas dan spesifik akan memberikan pegangan dan
petunjuk tentang metode mengajar. Hal ini sesuai dengan fungsi metode itu
sendiri yaitu cara untuk mencapai tujuan. Dengan demikian jelaslah bahwa dalam
pemilihan metode mengajar yang tepat untuk mencapai tujuan haruslah
memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan.
Faktor-faktor yang secara umum dijadikan dasar
untuk memilih metode.
faktor-faktor yang menjadi
dasar untuk memilih metode mengajar yang tepat bagi suatu proses belajar
yaitu sebagai beriku
1.
Faktor siswa
2.
Faktor guru.
3.
Faktor dana dan
fasilitas yang tersedia.
4.
Faktor sifat
dan materi yang hendak disajikan.
5.
Faktor waktu
yang tersedia bagi pelaksanaan proses belajar mengajar.
Mengenai faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar adalah sebagai berikut:
1. faktor siswa
Siswa sebagai subjek ajar yang sangat penting
dalam proses belajar mengajar, setiap siswa mempunyai keragaman masing-masing.
Hal ini yang harus diperhatikan dalam faktor siswa diantaranya usia, latar
belakang, potensi-potensinya, kemampuan dan motivasi. Hal tersebut perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar. Disamping itu jumlah siswa
yang mengikuti proses belajar mengajar juga sangat besar pengaruhnya terhadap
pemilihan metode mengajar.
2. Faktor guru
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai
tugas mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk
mencapai keberhasilan pengajaran. Salah satu faktor untuk mencapai keberhasilan
dalam proses belajar mengajar, guru harus dapat menerapkan suatu cara untuk
tercapainya tujuan tersebut. Guru di tuntut untuk dapat menggunakan berbagai
metode, baik secara tunggal maupun bervariasi, dengan berpedoman dengan tujuan
yang akan dicapainya. Setiap metode mengajar mempunyai kebaikan dan
kelemahannya. Suatu metode yang baik bagi seorang guru, belum tentu baik untuk
guru yang lain di dalam menyampaikan suatu materi pelajaran. Untuk menghasilkan
metode yang efektif maka seorang guru harus dapat memahami dan mengerti
kebaikan dan kelemahan dan masing-masing tersebut. Berdasarkan kemampuan guru
dalam menggunakan dan memilih metode mengajar, maka hal ini dapat menunjang
tercapainnya proses belajar mengajar yang efektif.
3. Faktor sifat
materi yang akan disampaikan
Isi proses belajar mengajar akan tercermin
dalam bahan yang dipelajari oleh siswa. Hal ini akan berpengaruh terhadap
metode mengajar yang akan dipilih, karena dengan mengetahui sifat materi
pelajaran terlebih dahulu. Menurut E Kusmana (1979:86) karakteristik bahan
pelajaran dapat dikelompokan sebagai berikut: “Materi pelajaran dapat
dikelompokkan atas mata pelajaran Vokasional yaitu mata pelajaran yang membina
kecakapan tertentu yang menjabat suatu jabatan dan mata pelajarannya yang
bersifat non vokasional atau mata pelajaran yang membina pengetahuan umum”.
Dengan demikian jelaslah bahwa dalam memilih metode mengajar itu, haruslah
melihat karakteristik dan bahan mata pelajaran tersebut. Karena metode yang
digunakan untuk menyampaikan bahan pelajaran yang bersifat vokasinal akan
berbeda dengan metode yang digunakan untuk pelajaran yang bersifat non
vokasional.
4. Faktor dana dan
fasilitas yang tersedia
Dalam menggunakan metode mengajar tertentu,
seringkali masalah dana dan fasilitas merupakan masalah yang menjadi penentu
penggunaannya. Tidak jarang karena dana tidak tersedia, sesuatu metode yang
yang dianggap baik untuk menyajikan suatu materi tidak dapat digunakan. Yang
termasuk ke dalam faktor ini antara lain: alat peraga, alat-alat praktek,
buku-buku, perpustakaan serta biaya.
5.
Faktor
waktu yang tersedia bagi pelaksanaan proses belajar mengajar
Salah satu hambatan yang
sering dialami dalam mengajar adalah faktor waktu, karena sering kali seorang
guru tidak dapat mengendalikan waktu, sehingga terjadi bahan pelajaran sudah
selesai, tetapi waktu masih panjang. Atau sebaliknya, waktu sudah habis tetapi bahan
belum tuntas. Hal ini membawa pengaruh terhadap proses belajar mengajar. Oleh
karena itu dalam pemilihan metode belajar mengajar, faktor waktu harus
diperhatikan. Agar faktor waktu dapat diatur dengan sebaik-baiknya, diperlukan
pengendalian waktu yaitu dengan menyusun jadwal dan alokasi waktu. Dalam pengajaran,
alokasi waktu berpedoman dengan tujuan. Berapa banyak tujuan yang akan dicapai,
serta berapa lama suatu materi dapat dipelajari siswa, seoarang guru dapat
membuat perincian waktu yang telah ditetapkan di dalam kurikulum, sehingga
proses belajar mengajar dapat sesuai dengan waktu yang di rencanakan.[2]
2.3 Teknik
Pemilihan Metode Mengajar
Faktor-faktor yang di uraiakan diatas dapat
membantu dalam memilih dan menetapkan metode mengajar yang paling tepat yang
akan digunakan, sehingga keberhasilan proses belajar mengajar akan terwujud.
Metode-metode yang terdapat dalam kurikulum, bukanlah suatu yang baku yang
harus dilaksanakan. Oleh karena itu, disamping melaksanakan metode-metode yang
terdapat dalam kurikulum dapat dipergunakan pula metode-metode lain yang
mendukung metode-metode tersebut. Guru dituntut untuk memilih dan menggunakan
suatu atau beberapa metode yang dipergunakannya dalam menyajikan materi
pelajaian.
Adapun alasan penulis memilih metode secara
bervariasi antara lain:
·
lihat dan
karakteristiknya, bahwa setiap metode itu mempunyai kelebihan dan kelemahannya.
Untuk menekan kelemahan-kelemahannya maka sebaiknya metode itu dipadukan.
·
Dilihat dari
materi yang akan disajikan, ada yang cocok dengan menggunakan metode ceramah,
metode latihan dan lainnya. Atau bisa dipadukan antara satu metode dengan
metode lainnya.
·
Untuk
menghilangkan kebosanan atau kejenuhan dalam diri siswa.
·
Untuk
menumbuhkan minat belajar siswa. Dalam pelaksanaannya metode-metode tersebut
sudah direncanakan dalam satuan pelajanan yang merupakan rencana pengajaran
yang akan dilaksanakan.
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari makalah kelompok kami dapat dismpulkan
adanya penggunaan metode-metode pembelajaran yaitu: (1) metode ceramah; (2)metode
Tanya-jawab; (3)metode diskusi; (4)metode pemberian tugas; (5)metode
demonstrasi dan eksperimen; (6)metode simulasi; (7)metode langsung; (8)metode
komunikatif; (9)metode integrative; (10)metode tematik; (11)metode kuantum;
(12) metode konstruktifistik; (13) metode partisipatori; (14)metode
kontekstual.
Selain metode di atas juga
terdapat kriteria dalam memilih metode pembelajaran yaitu: (1) tujuan yang
ingin dicapai; (2) factor siswa; (3)faktor guru; (4) faktor dana danfasilitas
yang tersedia; (5) faktor sifat dan materi yang hendak dicapai; dan (6) faktor
waktu yang tersedia bagi pelaksanaan proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar.
Surabaya: Usaha Nasional.
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahas dan Sastra.
Surabaya: SIC.
www.google.com
No comments:
Post a Comment