Search makalah

Friday, 12 January 2018

MAKALAH Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Sekolah

KATA PENGANTAR

      Dengan nama Allah yang Maha pemurah lagi Maha penyayang segala puji bagi Allah pemelihara sekalian alam,yang telah mencurahkan rahmat,taufik,inayah,serta hidayahnya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan ini dengan baik tanpa halangan apapun. Keselamatan dan kesejahteraan semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya yang senantiasa mengikuti ajaran dan petunjuknya.
          
   Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak Khotibul Umam selaku dosen pembimbing pada mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan dan juga kepada teman-teman yang telah membantu dan mendukung hingga selesainya makalah ini.
             Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi mahasiswa/i khususnya di ....................... dan mudah-mudahan dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan keberhasilan belajar di masa akan datang.
             Tiada manusia yang sempurna,jika ada kesalahan dalam penulisan maupun kata-kata dalam makalah ini mohon di ma’lum.Akhir kata semoga rahmat Allah senantiasa bersamakita.
 Terima kasih.

                                                                                                            ................................2018


                                                                                                                        Penyusun
                                                                                                                       






BAB I
PEMBUKAAN

A.    LATAR BELAKANG
Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa kita adalah persoalan mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan meningkatkan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, Indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang mencakup menggembirakan, namun sebagian besar lainnya masih memprihatinkan.
Kepemimpinan adalah cara seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan yang kurang melibatkan bawahan dalam mengambil kepurusan maka akan mengakibatkan adanya disharmonisasi hubungan anatara pemimpin dan yang dipimpin.[1]
Kepemimpinan yang baik tentunya sangat berdampak pada tercapai tidaknya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinnya. Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan. Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan. Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya. Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan, yaitu kekuasaan paksaan, legitimasi, keahlian, penghargaan, referensi, informasi, dan hubungan. Gaya kepemimpinan adalah sikap, gerak-gerik atau lagak yang dipilih oleh seseorang pemimpin dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Gaya yang dipakai oleh seorang pemimpin satu dengan yang lain berlainan tergantung situasi dan kondisi kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan adalah suatu pola perilaku yang konsisten yang ditinjukan oleh pemimpin dan diketahui pihak lain ketika pemimpin berusaha mempengaruhi kegiatan-kegiatan orang lain. Maka dari dasar tadi kami kelompok lima mencoba membahas tentang kepemimpinan dalam mengembangkan budaya di sekolah.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana Pengertian Kepemimpinan dan  Budaya ?
2.      Bagaimana Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Sekolah?

C.    TUJUAN
1.      Untuk Mengetahui Pengertian Kepemimpinan dan  Budaya.
2.      Untuk Mengetahui Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Me- ngembangkan Budaya Sekolah.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kepemimpinan dan  Budaya

Kepemimpinan merupakan merupakan suatu tindakan atau aktifitas kegiatan untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.[2]
Nawawi dalam Shulhan berpendapat bahwa kepemimpinan adalah kemampuan menggerakan, memberikan motivasi, dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang dilakukan.
Sementara pengertian budaya adalah sistem nilai organisasi yang menghasilkan lingkungan yang kondusif untuk keberlangsungan dan keberlanjutan perbaikan.[3] Purnama  dalam Mulyadi mengemukakan bahwa budaya mutu terdiri dari nilai-nilai, tradisi, prosedur, dan harapan.

B.     Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Sekolah
Kepemimpinan kepala sekolah pada budaya sekolah merupakan kajian yang relatif baru dalam organisasi. Kajian ini berdasarkan asumsi bahwa kepemimpinan  sekolah akan lebih efektif apabila didukung kondisi organisasi yang kuat. Lebih dari penafsiran biasanya, bahwa kepemimpinan ini, memberi orientasi pada terbentuknya budaya organisasi yang kuat (strong cultural) guna mendukung kesuksesan pencapaian tujuan sekolah.
Sebagaiman kepemimpinan mempunyai makna atau pengertian yang beragam, maka kepemimpinan pada budaya, dapat diartikan sebagai upaya-upaya pemimpin untuk mempengaruhi, merubah atau mempertahankan budaya organisasi yang kuat untuk mendukung terwujudnya pencapaian tujuan serta visi, nilai keyakinan dan perilaku pemimpin menjadi sebagaian penting untuk melihat keefektifan kepemimpinan kepala seekolah pada budaya sekolah. Itulah sebabnya bahwa pemimpin akan berupaya untuk membangun budaya organisasi sekolah dengan didasari nilai, keyakinan dan perilaku yang dimilikinya.
 “Kepemimpinan yang akan menguatkan budaya organisasi dalam sekolah meluangkan waktu melafalkan tujuan dan misi sekolah, mereka memperkenalkan kepada yang laan mendefinisikan ulang dalam keunikan sekolah, mengembangkan sistem simbol yang menguatkan kenikan dan menyakinkan bahwa simbol sangat kelihatan, menghadiahi siapa saja yang menerima dan mereflesikan norma dan nilai sekolah. dimana sekolah dikarakteristikkan sebagai pengikat yang terjadi diantara perorangan, dan diantara orang dan organisasi yang mereka yakini dan komitmen yang dimiliki. Dibawah kepemimpinan, pelajar dan guru mengerti bahwa mereka merupakan bagian penting dan bermanfaat bagi suatu misi yang besar. Didalam diri, memberi makna bahwa usaha setiap hari dan memasukkan mereka sebagai bagian dari sesuatu yang spesial dan penting. Di bawah budaya kepemimpinan, pelajar dan guru menemukan kepuasan dalam menjadi bagian kelompok spesial pada momen spesial dari suatu penycapaiannya”[4]
Dari kutipan diatas dapat dipahami bahwa kepemimpinan kepala sekolah pada budaya sekolah merupakan upaya-upaya untuk mengartikulasikan tujuan dan misi sekolah, sistem simbol sekolah, nilai-nilai sekolah, keunikan sekolah, imbalan yang memadai, ikatan organisatoris berdasarkan saling percaya dan komitmen antar guru, siswa dan masyarakat. Kepala sekolah diharapkan dapat membangun budaya sekolah yang kuat untuk meningkatkan keefektifan sekolah untuk mencapai tujuan.
Bahkan Dwyer dalam Sergiovanni, menjelaskan kepimpinan sekolah pada budaya sekolah:
“karakteristik fundamental lainnya dari prinsip ini merupakan aksi alami yang rutin. Malahakn, pemimpin dari sekala besar atau inovasi dramatis, kita menemukan orang laki-laki dan wanita membagi perhatian dengan teliti atau detail. Kita di amati oleh perhatian fisik dan element emosional dari lingkungan sekolah, hubungan komunitas sekolah, staf pengajar, prestasi pelajar, dan progres dari individu pelajar...”
Pada kutipan diatas di jelasakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah kepada budaya menunjukan pada upaya-upaya kepala sekolah membutuhkan inovasi untuk melakukan inovasi, perhatian menyeluruh terhadap lingkungan sekolah, hubungan masyarakat, pendidikan guru, prestasi siswa, dan kemajuan siswa.
Lebih lanjut Sargiovanni menjelasakan tentang peran kepala sekolah dalam membentuk budaya sekolah yang bermuara pada visi dan kualitas pendidikan sebagai berikut:
“seluruh sekolah memiliki budaya, tetapi keberhasilan sekolah kelihatan kuat dan funfsi budaya lurus dengan visi kualitas sekolah. budaya menyediakan penentuan arah dari kemudi seseorang dalam suatu perintah yang umum, dan hal ini sumber dari makna dan signifikansi dari guru, pelajar, adsminitrator, dan pekerja lainnya. Kekuatan dan fungsi budaya diijinkan dalam suatu perhatian yang mereka munculkan dengan sengaja mereka di asuh dan di bangun oleh kepemimpinan sekolah dan keanggotaan”.
Pada kutipan di atas, juga dapat di pahami kepemimpinan kepala sekolah. budaya sekolah akan memberikan seperangkat norma yang dibutuhkan anggota organisasi sekolah. sehingga budaya dapat memberikan pemaknaan yang kuat terhadap apa yang di lakukan para guru, siswa, dan karyawan di sekolah.bangunan budaya sekolah yang kuat dilandasi dengan kemampuan kepala sekolah untuk memberikan pemaknaan terhadap visi tentang mutu sekolah.[5]
Sedakan Caledwell dan Spink tentang kepemimpinan kepala sekolah yang terfokus pada upaya upaya untuk menciptakan budaya unggul di sekolah. seperti yang dijelaskan sebagai berikut:
“pemimpin sekolah harus dapat menjelaskan dan menganalisa budaya sekolah. pemimpin sekolah harus dapat bekerja dengan yang lainnya dengan komunitas sekolah untuk mendefinisikan element dari kepuasan yang relevan terhadap pengaturan mereka, dan untuk mengidentifikasi dan memecahkan inkonsistensi diantara hal ini dan variasi manivestasi budaya dari sekolah mereka. Kreasi unruk merubah budaya sekolah.pemimpin sekolah harus dapat melihat gambar yang lebih besar, melihat megatren yang dihargai setiap element budaya sekolah. tentunya, dalam banyak cara untuk menghormati, hal ini ditentukan oleh kekuatan berbagai masyarakat sebagai suatu keseluruhan, seluruh pandangan personal dari kepuasan sketsa awal yang di sebut tujuan abadi yang pasti dalam kualitas pendidikan. Sementara pengembangan budaya sekolah untuk latihan dari nkepemimpinan urutan yang lebih tinggi, perhatian juga harus diberikan scara tekhnis, kemanusiaan dan segi pendidikan kepemimpinan... pemimpin sekolah harus dapat mahir dalam cara mengelola simbol... ringkasan dramatis sangat penting dalam latihan budaya kepemimpinan.”
Pada kutipan diatas lebih jelas dapat dipahami bahwa kepala sekolah dituntut untuk membangun budaya sekolah, dengan menekankan pada elemen-elemen dasar dari keunggulan sekolah. dia diharapkan dapat membuat perubahan sebagai sikap respek terhadap kehidupan sosial masyarakat secra keseluruhan, semua anggota sekolah dibina untuk pencapaian tujuan bagi kualitas pendidikan. Dalam konteks diatas, bahwa pemimpin kepala sekolah dibutuhkan cara teknis, manusiawi dan kependidikan.
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, dapat dipahami, bahwa kepemimpinan kepala sekolah dapat meningkatkan budaya sekolah, merujuk pada bagaimana ia dapat menegmbangkan budaya unggul di sekolah. keplaa sekolah hendaknya menekankan akan pentingnya membangun budaya yang memberikan konstribusi terhadap peningkatan kualitas proses pendidikan disekolah. Langkah-langkah yang dilakukan seperti: memahami budaya sekolah, komunitas sekolah memahami nilai-nilai keunggulan, elemen-elemen budaya kualitas, membangun perubahan budaya sesuai tuntutan masyarakat. Dalam kondisi ini maka kepemimpinan yang dibutuhkan dalam ,membangun budaya organisasi adalah kepemimpinan ynag mencakup kemampuan teknis, manusiawi dan kependidikan.
Dari beberapa pemahaman dasar tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan budaya mutu sekolah, dapat ditemukan beberapa unsur utama, yang melandasi kerangka berpikir tulisan ini yaitu: kepala sekolah mengartikulasikan visi dan misi sekolah, nilai-nilai dan keyakinan dalam organisasi sekolah, membangun sisten reward yang sesuai dengan norma dannilai yang ada disekolah membangun hubungan sosial dan emosional antara siswa, guru, dan masyarakat atas dasar komitmen dan misi organisasi sekolah, dan mendesai struktur organisasi disekolah.[6]

1.      Kepala sekolah mengartikulasikan visi dan misi
Visi dan misi sekolah merupakan dua inti organisasi yang saling menguatkan. Visi sebagai apa yang didambakan organisasi dimasa depan. Sedangkan misi sebagai dambaan semua komponen organisasi akan menjadi apa dimasa depan. Menurut ekosusilo visi adalah pemikiran yang melampaui realitas sekarang, sesutau yang kita ciptakan belum pernah ada sebelumnya, sesuatu keadaan yang akan kita wujudkan yang belum kita alamai sebelumnya. Seorang pemimpin yang memiliki visi adalah pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang belum pernah ada, badan kemampuan untuk mencapai suatu kondisi yang belum ada sebelumnya. Visi mengarah pada pembentukan ciri organisasi, dan sebagai ikatan normal. Sedangkan misi adalah jalan pilihan suatu organisasi untuk menyediakan produk atau jasa bagi pelanggannya. Misi merupakan pembentukan budaya sekolah dan sebagai ikatan buadaya bagi semua komponen sekolah. dengan pernyataan lain bahwa visi dan misi sebagai acuan berfikir bertindak dan berprilaku semua komponen sekolah, yaitu pimpinan, guru, karyawan, siswa, komite sekolah (masyarakat). Dalam proses kepemimpinan, seorang kepala sekolah dituntut untuk merumuskan dan menciptakan visi dan misi sekolah, sebagai kesatuan ide dan perekata bagi anggota organisasi sekolah. visi dan misi menjadi milik sekolah yang berusaha untuk mewujudkan dalam pengembangan peran dan tugas masing-masing individu dan kelompok disekolah.
Terbentuknya visi dan misi sekolah yang kuat merupakan hasil dari sudut pandang dan harapan kepala sekolah terhadap sekolah yang sedang dipimpinnya.
Visi dan misi merupakan maksud dari kegiatan utama yang membuat organisasi memiliki jati diri yang khas sekaligus membedakan dengan organisasi lain. Visi dan misi yang dimiliki sekolah harus merupakan karakter dari organisasi yang diterjemahkan dalam aktifitas yang lebih oprasional sehingga dalam melahirkan visidan misi yang baik, setidaknya mencakup tugas dan fungsi, filosofis dasar organisasi apa yang ditawarkan untuk siapa sebut dan untuk apa sekolah tesebut,
Menurut Gariyu yukl memahami visi dan misi merupakan hal saling menyatu dimana misi merupakan sumbr harga diri dan tujuan bersama bagi para anggota organisasi. Visi sebagai sebuah gambar yang menarik dan intuitif mengenai bangsa sekarang untuk masa depan. Visi dapat diartikulasikan dalam bentuk pernyataan misi yang mengandung nilai-nilai dan tema utama organisasi,[7]
Sumarso membedakan visi dan misi dalam kerangka tujuan masing-masing, visi terkait dengan apa yang didambakan dimasa depan dan masa datang tentang dambaan kita akan menjadi apa di masa depan. Visi ynag baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       memperjelas arah tujuan
b.       mudah dimengerti dan diartikulasikan dengan baik
c.       Mencerminkan cita-cita tinggi dan menetapkan standar unggul
d.      Menumbuhkan inspirasi, semangat, komitmen
e.       Menciptakan makna bagi organisasi
f.       Merefleksikan keistimewaan organisasi
g.      Mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh oranisasi
h.      Konstektual terkait orang dan lingkungan sejarah perkembangan organisasi

Murgatroyd S. Dan Morgan collin yang dikutip oleh Eko Susilo menegaskan 3 fungsi misi:
a.       Organisasi digerakkan oleh misi oleh efisien
b.      Organisasi digerakkan oleh misi lebih efektif
c.       Organisasi digerakkan oleh misi lebih fleksibel
d.      Organisasi digerakkan oleh misi lebih semangat

Visi dan misi yang kuat dapat menjadi milik organisasi melalui proses yang terkelola dan terencana secara baik oleh seorang pemimpin organisasi sekolah menurut Saskhin dan Molly menjelaskan empat langkah dalam membangun visi yang kuat :
a.       Mengeksplorasi visi
b.      Menjelaskan sebuah visi
c.       Menjelaskan sebuah visi
d.      Memperluas jangkauan sebuah visi

Melalui proses diatas maka visi dapat menjadi milik organisasi sehingga anggota dapat memahami, menghayati dan melaksanakan sesuai peran dan tanggung jawab masing-masing individu dan kelompok. Sebuah visi yang kuat dan baik tentu tidak dapat menjadi milik organisasi tanpa melalui proses menciptakan secra demokratis.[8]
Oleh karena itu dalam berbagai rekrutmen kepemimpinan, visi dan misi organisasi seorang pemimpin merupakan bagian penting dari apa yang terjadi. Visi dan misi merupakan gambaran umum atau cetak biru realitas serta masa depan organisasi yang dipimpin, sehingga visi dan misi bersifat powerfull dalam menggerakkan organisasi. Jadi visi merupakan kepemilikan (ownership) dan komitmen dasar dalam diri organisasi yang didambakan anggota dan masyarakat luas.

2.      Mengartikulasikan Nilai-Nilai Dan Keyakinan Dalam Organisasi Sekolah

Ide-ide mendasar yang sesuia denmgan yang diinginkan, yang benar dan yang baik oleh sebagian besar anggota organisasi. Sekolah sebagai organisasi mempunyai nilai-nilai yang diyakini oleh anggota organisasi yang termanifestasi pada cara berpikir, bertindak dan menyikapi hal-hal yang terkait dengan sekolah.
Nilai dan keyakinan dalam kepemimpinan merrupakan landasan filosofis semangat organisasi (spirit of organization), sehingga roda organisasi dapat bergerak sesuai dengan visi dan misi yang diharapkan. Nilai dan keyakinan seorang pemimpin tentang organisasi yang dipimpinnya merupakan dimensi tindakan dan nilai-nilai universal yang diemban sekolah, yang merupakan refleksi dari nilai dan keyakinan masyarakat sekolah.
Nilai dan keyakinan yang dimiliki seorang pemimpin, biasanya termanifestasikan dalam diri organisasi. Dimana pemimpin berupaya agar nilai dan keyakinannya dapat menjadi harapan dn milik anggota organisasi. Peran dan tanggung jawab kepala sekolah untuk menstransformasikan nilai dan keyakinan agar terwujud sebagai bentukl perilaku organisasi. Kepala sekolah mengarahkan nilai dan keyakinan untuk membangun budaya sekolah yang unggul.
Menurut Spink dan Cadwell niali dan keyakinan dalam organisasi sekolah yang perlu menjadi perhatian untuk mencapai keunggulan sekolah, yaitu kualitas, kefektifan, persamaan, efisien dan pemberdayaan. Menurut Eko Susilo bahwa keunggulan sekolah tercapai karena didukung dengan nilai-nilai dasar yang diyakini kepala sekolah dan anggota organisasi. Sejauh mana nilai dan keyakinan dpat memberi konstibusi besar dalam menggerakkan roda organisasi sangat tergantung pada peran dan tanggung jawab kepala sekolah. ia dituntut untuk mengkomunikasikan nilai dan keyakinan organisasi akan memberikan dampak positif terhadap perilaku anggota. Siswa, guru, staf, orang tua dan masyarakat harus memahami, menhayati dan mengartikulasikan nilai dan keyakinan sekolah, menggerakkan sumber daya sekolah, menggerakkan sumber daya sekolah untuk mencapai tujuan kepla sekolah, diharapkan dapat mebangun nilai dan keyakinan sekolah yang kokoh sebagai landasan unuk membangun sekolah yang baik. Nilai dan keyakinan dapat menjadi landasan moral perilaku dan keyakinan anggota oragisasi sekolah. kepala sekolah membangun nilai dan keyakinan anggota didasarkan pada visi dan misi sekolah tersebut.
Hughes, Gurnet, dan Curpy, bahwa nilai-nilai dapat mempengaruhi kepemimpinan dalm enam cara yaitu:
1.      Nilai-nilai mempengaruhi persepsi pemimpin tentang situasi dan masalah
2.      Nilai-nilai kepemimpinan mempengaruhi keputusan
3.      Nilai-nilai mempengaruhi hubungan interpersonal pemimpin
4.      Nilai-nilai mempengaruhi ppersepsi pemimpin tentang kesuksesan individual dan organisasi
5.      Nilai-nilai menyediakan patokan pemimpin tentang penolakan salah atau benar, etis atau tidalkk etis
6.      Nilai-nilai mempengaruhi sejauh mana pemimpin menerima atau menolak tantangan dan tujuan organisasi.

Sekolah yang memiliki budaya mutu dapat dilihat dari kemampuan sekolah ini untuk menciptakan seperangkat norma sebagai acuan anggota organisasi dalam berperilaku di sekolah. disinilah kepla sekolah dituntut untuk membangun norma sekolah agar tercipta iklim sekolah yang bermutu.[9]

3.      Menciptakan Simbol yang Dapat Memperkuat Keunikan Sekolah
Simbol adalah tindakan atau obyek-obyek material yang diterima secara sosial sebagai gambaran nyata tentang sesuatu. Demikian juga Schein menekankan bahwa pemimpin menetapkan simbol untuk menciptakan motivasi dan prestasi anggotanya, sehingga simbol suatu organisasi merupakan suatu bentuk pemaknaan lebih kongkrit dari apa yang diinginkan dan diharapkan. Simbol dapat berupa tindakan nyata yang dapat membawa implikasi terhadap organisasi. Untuk itulah aktivitas-aktivitas sekolah dapat dijadikan sebagai simbol yang jelas tentang apa yang menjadi harapan semua komponen sekolah. dalam konteks ini, kepla sekolah melakukan program-program sekolah sebagai pemaknaan nilai pada simbol sekolah.
Disamping itu, simbol merupakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Sarana dan prasarana sekolah sebagai simbol dari upaya-upaya yang sedang dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, termasuk juga lingkungan sekolah yang kondusif akan memberikan dampak pada terciptanya mutu yang unggul.
Kepemimpinan kepala sekolah pada bydaya sekolah dapat dilihat dari kuatnya sistem simbol yang diciptakan dalam organisasi. Hal ini dimaksudkan dapat meningkatkan apresiasi siswa, guru, karyawan, orang tua dan masyarakat terhadap keunggulan sekolah. melalui simbol dapat diilustrasikan tentang sesuatu yang dihargai, sesuatu yang bermakna, sesuatu yang diinginkan dalam mencapai tujuan organisasi.
Kepala sekolah sebagai pucuk pimpinan organisasi hendaknya mensosialisasikan simbol-simbol sekolah. simbol-simbol organisasi sekolah hendaknya mencerminkan harapan semua pihak terhadap keistimewaan sekolah yang akan dicapai dalam jangka pendek atau jangka panjang. Untuk memahami pencitraan sekolah maka diperlukan simbol-simbol yang mampu mempresentasikan keistimewaan sekolah. tentunya simbol akan memberikan makna bagi semua elemen sekolah manakala ia dijadikan sumber inspirasi untuk meningkatkan kemajuan sekolah, sehingga siswa,guru, karyawan, orang tua dan masyariakat menjadi simbol sekolah sebagai sebuah citra dan cita sekolah.[10]

4.      Membangun Sistem Reward yang Sesuai dengan Norma dan Nilai yang ada di Sekolah
Jenis penghargaan dikelompikkan menjadi dua yaitu bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Penghargaan intrinsik, yaitu penghargaan yang diberikan karena melaksanakan tugas-tugasnya. Penghargaan ekstrinsik ada yang bersifat kompensasi langsung atau tidak langsung. Penghargaan yang dilakukan kepla sekolah hendaknya dapat menjadi motivasi bagi para guru dan karyawan untuk menciptakan unjuk kerja. Pentingnya penghargaan bagi seorang pemimpin karena ia dapat menjadi sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mempengaruhi anggota organisasi. Peran dan tugas kepala sekolah untuk menciptakan reward yang proporsional dan profesional akan sangat menduklung lahirnya budaya organisasi yang sehat. Sistem penghargaan yang baik akan meningkatkan moral kerja guru dan karyawan dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Disini pentingnya peran kepala sekolah untuk mendesain sistem penghargaan secra profesional dan dapat diterima bawahannya, sebagai sistem organisasi yang baik.

5.      Membangun Hubungan Sosial dan Emosional antara Siswa, Guru, dan Masyarakat atau Dasar Komitmen dan Misi Organisasi Sekolah

Hubungan emosional dan sosial pemimpin dengan bawahan harus mampu menciptakan budaya organisasi yang sehat. Kepemimpinan membutuhkan terciptanya hubungan yang konstruktif antara pemimpin dengan yang dipimpin. Kemampuan kepala sekolah dalam membangun hubungan sosial dan emosional yang baik disekolah sangat dibutuhkan aspek interpersonal kepada sekolah.uk menjalin hubungan dengan orang lain.
Aspek interpersonal terkait dengan kemampuan kepala sekolah untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Sedangkan aspek interpersonal ataupun intrapersonal akan mempengaruhi sejauh mana kepala sekolah dapat menciptakan hubungan sosial dan emosional dengan guru, karyawan dan siswa.
Kepala sekolah dalam membina perilaku-perilaku bawahan agar diarahkan untuk terciptanya lingkungan sosial sekolah yang harmonis. Dalam rangka hal ini, ia dapat melakukan kritik yang membangun, meningkatkan integrasi pribadi dan mengembangkan poila hubungan yang manusiawi antar anggota organisasi.[11]

6.      Menciptakan Desain dan Struktur Organisasi Sekolah

Desain organisasi merupakan hubungan organisatoris antara komponen baik yang bersifat vertikal maupun horisontal. Menurut Robbines, desain terdiri dari dua model yaitu mechanistic strukture dan organic structure. Yang pertama mempunyai kompleks yang tunggi, formalitas tinggi dan sentralisasi. Yang kedua kompleksitas rendah, formalitas rendah dan desentralisasi.
Sebuah desain dan struktur selalu berangkat dari kebutuhan organisasi untuk tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Visi dan misi sering mewarnai bagaimanang untuk meningkatkan keefe struktur dan desain akan diarahkan.
Desain organisasi sekolah menjadi bagian penting uuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi organisasi. Organisasi sekolah berupaya mengembangkan langkah organisatoris untuk menciptakan kondisi sekolah profesional. Keterlibatan unsur pimpinan dalam menciptakan desain organisasi, akan memberi pengaruh pada peningkatan kualitas pengelolaan sekolah.
Desain organisasi sekolah akan memberikan pengaruh pada budaya organisasi yang berkembang disekolah. Kepemimpinan kepala sekolah akan tergambar dari desai dan struktur organisasi yang dilakukan dalam menerapkan sistem kontrol dan pengelolaan yang pesional. Itulah desain dan struktur sekolah akan sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah. dan sisi individual kepala sekolah, khususnya budaya organisasi dan mencerminkan tat hubungan antar lembaga-lembaga sekolah.[12]




BAB III
PENUTUPAN
A.    KESIMPULAN
1.      Kepemimpinan merupakan merupakan suatu tindakan atau aktifitas kegiatan untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi. Sementara pengertian budaya adalah sistem nilai organisasi yang menghasilkan lingkungan yang kondusif untuk keberlangsungan dan keberlanjutan perbaikan
2.      Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan budaya sekolah memiliki 7 tugas yang harus  di capai kepala sekolah untuk mengembangkan budaya sekolah yaitu:
1.      Kepala sekolah mengartikulasikan visi dan misi
2.      Kepala sekolah mengartikulasikan nilai-nilai dan keyakinan dalam organisasisekolah
3.      Kepala sekolah menciptakan simbol yang dapat memperkuat keunikan sekolah
4.      Kepala sekolah membangun sistem reward yang sesuai dengan norma dan nilai yang ada di sekolah
5.      Kepala sekolahmembangun hubungan sosialdan emosional antara siswa, guru, dan masyarakat atas dasar komitmen dan misi organisasi sekolah
6.      Kepala sekolah menciptakan desain dan struktur organisasi sekolah

B.     SARAN
Demikian makalah yang dapat kami wacanakan, kami sebagai penulis sadar akan banyaknya kekurangan dan jauh dari hal sempurna dari makalah ini. Mohon kritik dan saran dari pembaca guna menjadi motivasi bagi penulis untuk pembuatan makalah selanjutnya. kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya makalah ini.





DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu. Malang: Maliki Press.
Shulhan, Muwahid. 2013. Model Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru. Yogyakarta: Teras.





[2] Muwahid Shulhan, Model Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru, (Yogyakarta: Teras, 2013), hlm. 10.
[3]Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hlm. 111-112.
[4] Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu., (Malang: Maliki Press.2010),hal.130-132
[5] Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu., (Malang: Maliki Press.2010),hal.133-135
[6] Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu., (Malang: Maliki Press.2010),hal.135-136
[7] Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu., (Malang: Maliki Press.2010),hal.137
[8] Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu., (Malang: Maliki Press.2010),hal.138
[9] Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu., (Malang: Maliki Press.2010),hal.1140-141
[10] Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu., (Malang: Maliki Press.2010),hal.142
[11] Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu., (Malang: Maliki Press.2010),hal.143-144
[12] Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu., (Malang: Maliki Press.2010),hal.144-145

No comments:

cari judul makalah